NovelToon NovelToon
Jejak Dalam Semalam

Jejak Dalam Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Malam itu langit dihiasi bintang-bintang yang gemerlap, seolah ikut merayakan pertemuan kami. Aku, yang biasanya memilih tenggelam dalam kesendirian, tak menyangka akan bertemu seseorang yang mampu membuat waktu seolah berhenti.

Di sudut sebuah kafe kecil di pinggir kota, tatapanku bertemu dengan matanya. Ia duduk di meja dekat jendela, menatap keluar seakan sedang menunggu sesuatu—atau mungkin seseorang. Rambutnya terurai, angin malam sesekali mengacaknya lembut. Ada sesuatu dalam dirinya yang memancarkan kehangatan, seperti nyala lilin dalam kegelapan.

"Apakah kursi ini kosong?" tanyanya tiba-tiba, suaranya selembut bayu malam. Aku hanya mengangguk, terlalu terpaku pada kehadirannya. Kami mulai berbicara, pertama-tama tentang hal-hal sederhana—cuaca, kopi, dan lagu yang sedang dimainkan di kafe itu. Namun, percakapan kami segera merambat ke hal-hal yang lebih dalam, seolah kami sudah saling mengenal sejak lama.

Waktu berjalan begitu cepat. Tawa, cerita, dan keheningan yang nyaman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengukir harapan baru

Bab 11: Mengukir Harapan Baru

Setelah keberhasilan Reina mengirimkan naskahnya dan mendapatkan penerbit yang berminat, kehidupan mereka berdua semakin berwarna. Keberhasilan itu menjadi angin segar, bukan hanya untuk Reina, tetapi juga untuk Arya. Mereka mulai memahami bahwa setiap perjalanan memiliki hadiah yang patut diperjuangkan, dan cinta mereka adalah salah satu hadiah terbesar yang mereka miliki.

Kini, mereka memiliki impian yang bisa mereka kejar bersama. Perjalanan ini semakin menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang saling melengkapi, saling mendukung, dan saling memahami tanpa syarat.

--

Kisah mereka kini berpindah ke fase yang baru—memikirkan tentang masa depan yang lebih nyata. Dengan keberhasilan Reina dan naskahnya yang akan diterbitkan, mereka memutuskan untuk mulai memikirkan langkah selanjutnya: membangun rumah impian mereka.

Selama ini mereka selalu tinggal di tempat kecil yang sederhana, namun kini mereka mulai merasakan keinginan untuk memiliki tempat yang lebih personal—tempat di mana mereka bisa membangun fondasi kehidupan mereka yang lebih utuh dan mandiri.

Reina dan Arya mulai mencari tempat untuk membangun rumah kecil mereka. Mereka membayangkan rumah dengan taman kecil, ruang kerja untuk Reina menulis, dan sudut-sudut hangat untuk berbagi momen bersama.

“Mengapa kita tidak mulai merancang rumah kita sendiri?” tanya Reina pada suatu sore sambil duduk bersama Arya di ruang tamu yang sederhana.

Arya memandangnya dengan senyum lebar. “Kita bisa melakukannya, Reina. Ini adalah langkah baru kita. Rumah ini akan menjadi simbol perjalanan kita—tempat kita membangun semua impian dan harapan.”

Reina tersenyum, melihat semangat di mata Arya. “Kau benar, Arya. Ini bukan hanya tentang membangun rumah, tetapi tentang membangun hidup yang kita impikan.”

Dari situlah, mereka mulai merancang setiap detail rumah impian mereka. Meski sederhana, rumah itu memiliki makna yang sangat besar. Ini bukan hanya tentang dinding dan atap, tetapi tentang kepercayaan, cinta, dan harapan yang mereka sematkan di setiap sudutnya.

 

Mereka mulai bekerja keras demi impian mereka. Reina semakin produktif dengan tulisannya, sementara Arya mencari berbagai peluang usaha untuk mendukung rencana mereka. Keduanya memiliki semangat yang sama: membangun kehidupan mereka dari dasar yang kuat.

Setiap hari, mereka saling membantu. Arya sering membantu Reina menulis dan mengedit naskah, sementara Reina memberikan dukungan kepada Arya dalam mengembangkan rencana keuangannya. Kerja sama mereka semakin memperkuat ikatan yang sudah mereka bangun sebelumnya.

Suatu hari, sambil bekerja di sore yang cerah, Arya memandang Reina dengan penuh kekaguman.

“Kau memiliki ketabahan yang luar biasa, Reina,” ujarnya sambil memandang wajah Reina yang serius membaca naskahnya.

Reina tersenyum kecil. “Aku belajar banyak darimu, Arya. Tanpamu, aku tidak akan bisa sampai di titik ini.”

Arya memeluk Reina tanpa kata-kata. Mereka hanya merasakan kehangatan satu sama lain—sebuah pengingat bahwa di tengah semua perjuangan, mereka memiliki satu sama lain.

 

Suatu hari, ketika Reina sedang sibuk mempersiapkan materi tulisannya, Arya memiliki ide sederhana namun spesial. Ia ingin memberikan kejutan kecil untuk Reina. Dengan bantuan beberapa teman, Arya merancang sebuah perayaan kecil untuk merayakan kesuksesan Reina dan proyek mereka yang akan segera terealisasi—rencana membangun rumah impian mereka.

Di sebuah malam yang penuh bintang, Arya mengundang Reina keluar untuk makan malam di restoran kecil yang mereka sukai. Di tengah-tengah perbincangan mereka, Arya mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Reina.

“Reina,” ucap Arya sambil memandang matanya, “ini untukmu.”

Reina menerima kotak itu dengan tangan bergetar. Ketika ia membukanya, ia menemukan sebuah liontin kecil berwarna perak dengan ukiran berbentuk rumah kecil yang sangat sederhana namun indah.

“Arya… ini apa?” Reina bertanya sambil menatap liontin itu dengan takjub.

Arya tersenyum lembut. “Ini adalah simbol perjalanan kita. Sebuah rumah kecil yang kita bangun bersama. Ini adalah simbol impian kita yang akan segera menjadi kenyataan.”

Reina menatap Arya dengan mata berkaca-kaca. Perasaannya penuh haru. “Terima kasih, Arya. Ini berarti sangat banyak bagiku.”

Arya memegang tangannya. “Kita akan membangun rumah ini bersama, Reina. Dan bukan hanya dinding dan lantai, tetapi kehidupan yang penuh cinta dan impian.”

Reina memeluk Arya erat, merasakan kebahagiaan yang meluap dalam hatinya. Kejutan kecil ini mengingatkan mereka akan perjalanan yang mereka pilih—bahwa setiap langkah adalah tentang membangun sesuatu yang berarti bersama.

 

Dengan impian yang semakin mendekati kenyataan dan semangat yang tak pernah pudar, mereka melangkah menuju masa depan yang penuh harapan. Perjuangan Reina dan Arya tidak hanya tentang menulis atau membangun rumah, tetapi juga tentang membangun hubungan mereka dengan lebih kuat.

Mereka menyadari bahwa setiap keberhasilan, setiap impian yang mereka kejar, adalah buah dari keberanian mereka untuk terus berjalan bersama. Dengan keyakinan dan cinta yang mereka miliki, tidak ada yang mustahil.

Dan seperti matahari yang terbenam di balik awan kemerahan itu, mereka tahu bahwa setiap hari adalah harapan yang baru—sebuah bab baru dalam kisah mereka.

Setelah kejutan kecil yang diberikan Arya untuk Reina, semangat mereka semakin menggebu-gebu untuk meraih impian yang telah mereka bangun bersama. Kini, mereka bukan hanya berfokus pada rencana membangun rumah impian, tetapi juga pada bagaimana mereka bisa merasakan kebahagiaan dalam setiap langkah mereka.

Kebahagiaan itu bukan hanya tentang pencapaian materi atau keberhasilan Reina menulis naskah yang diterima, tetapi juga tentang keseharian mereka yang semakin harmonis—kehidupan yang penuh senyum, dukungan, dan momen kecil yang berarti.

 

Mereka memutuskan untuk mulai merancang rumah impian mereka secara detail. Dengan bantuan arsitek yang mereka kenal, mereka mulai membuat sketsa rumah yang akan menjadi tempat mereka tinggal bersama. Rumah itu akan memiliki ruang kerja yang nyaman untuk Reina, ruang keluarga yang lapang untuk berbagi cerita, dan taman kecil yang akan menjadi tempat kedamaian mereka.

Reina sangat antusias ketika melihat sketsa pertama dari rumah yang mereka impikan. Setiap detail, mulai dari desain ruang tamu hingga warna cat eksterior, dibahas bersama Arya. Mereka saling berdiskusi, berbagi ide, dan menemukan kesepakatan dengan penuh kebahagiaan.

“Aku ingin ruang kerjaku memiliki jendela besar, Arya. Aku suka cahaya alami yang masuk di pagi hari,” kata Reina sambil menunjuk sketsa ruang kerjanya.

Arya tersenyum dan memeluk Reina dari belakang. “Baik, sayang. Aku akan pastikan itu menjadi bagian dari desain kita. Ini adalah rumah kita, dan setiap sudutnya harus merefleksikan impian kita berdua.”

Reina menatap sketsa itu sambil membayangkan masa depan mereka di dalamnya—rumah yang penuh dengan tawa, ide-ide, dan cinta mereka.

 

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari bahwa setiap keberhasilan dan impian yang mereka kejar adalah hasil dari pengalaman yang mereka alami bersama. Setiap kegagalan, keraguan, dan tantangan menjadi pelajaran berharga bagi mereka.

Suatu malam, ketika mereka duduk di balkon rumah sambil menikmati secangkir kopi hangat, Reina membagikan refleksinya kepada Arya.

“Kau tahu, Arya, aku sering berpikir tentang bagaimana kita sampai di sini. Aku sering berpikir jika aku belum memiliki keberanian untuk mengejar impianku, apa yang akan terjadi?”

Arya menatap bintang-bintang di atas mereka dan tersenyum. “Kita mungkin tidak akan berada di sini. Tapi kita memilih untuk berani, Reina. Berani adalah langkah pertama untuk meraih kebahagiaan.”

Reina mengangguk perlahan sambil menatap langit malam yang berkelip indah. Kata-kata Arya mengingatkan dirinya bahwa keberanian adalah kunci untuk menghadapi setiap ketakutan dan meraih impian yang sebelumnya terasa sangat jauh.

“Terima kasih telah selalu mendukungku, Arya,” bisik Reina.

Arya memegang tangan Reina dengan penuh ketulusan. “Selalu, sayang. Aku akan selalu ada untukmu.”

 

Suatu hari, mereka memutuskan untuk merayakan keberhasilan kecil mereka dengan makan malam sederhana di sebuah restoran kecil di sudut kota. Suasana restoran itu begitu tenang dengan lampu remang yang memberikan nuansa hangat dan romantis.

Arya memesan hidangan favorit Reina, sementara Reina tersenyum bahagia melihat usaha kecil Arya yang selalu membuatnya merasa spesial.

Setelah makan, Arya mengeluarkan sebuah surat kecil dari dompetnya dan memberikannya kepada Reina.

“Apa ini?” tanya Reina sambil memandang kotak kecil itu.

“Buka saja,” ujar Arya dengan senyum penuh arti.

Reina membuka kotak kecil itu dan menemukan sebuah kalung kecil dengan liontin bertuliskan “selamanya.”

“Selamanya, Reina. Ini adalah janji aku kepadamu. Bahwa aku akan selalu berada di sini, mendukungmu, mencintaimu, dan berjalan bersamamu melalui setiap perjalanan ini,” ujar Arya dengan mata penuh ketulusan.

Reina terharu, air mata jatuh perlahan di pipinya. “Arya, aku juga mencintaimu. Terima kasih telah memberiku semua ini—dukungan, cinta, dan semangat.”

Mereka saling memandang, dan untuk sejenak dunia seperti berhenti berputar. Ini adalah momen di mana mereka merasa memiliki segalanya—bukan hanya impian yang mereka kejar, tetapi juga kehadiran satu sama lain.

Reina dan Arya tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang. Rumah impian mereka akan segera mereka bangun, dan mereka masih memiliki banyak hal yang harus dikejar dan dipelajari bersama. Namun, mereka mulai memahami bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang tujuan, tetapi tentang kebahagiaan dalam perjalanan itu sendiri.

Setiap hari, mereka belajar untuk lebih menghargai setiap momen kecil—setiap senyum, setiap obrolan, setiap impian yang mereka bagikan. Dengan cinta, keberanian, dan semangat yang sama, mereka membuka pintu baru untuk masa depan mereka—pintu yang penuh harapan, impian, dan kebahagiaan.

 

1
Guchuko
Aku ngerasa terhibur dan tidak sendirian setiap membaca cerita ini.
Oscar François de Jarjayes
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!