Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Apa yang sebenarnya, kamu sembunyikan selama ini?" tanya Jesicca penasaran.
"Tidak ada, aku tidak menyembunyikan apapun," jawab Alana tersenyum.
"Kamu tidak menganggap aku teman? Kamu tidak percaya denganku?" tanya Jesicca.
"Bukan seperti itu, tetapi memang serius, tidak menyembunyikan apapun," jawab Alana.
"Kamu tidak bisa, selamanya berbohong," kata Jesicca.
Alana menghela napas panjang, kali ini, dia benar-benar tidak bisa mencari alasan apapun kepada Jesicca.
"Kalo aku cerita, kamu janji, ya. Jangan membocorkannya pada siapapun," ucap Alana.
"Aku berjanji, Alana," jawab Jesicca.
"Foto kamu lihat tadi, memang benar. Aku pernah menikah," ucap Alana.
Sontak saja membuat Jesicca, sangat terkejut, dengan pengakuan Alana.
"Bohong, tidak mungkin, Al," kata Jesicca, tak percaya.
"Tapi aku serius, dulu aku pernah menikah, hampir 7tahun lamanya," ucap Alana.
"Hampir 7tahun? Bukannya umurmu sekarang baru 22tahun?" ujar Jesicca.
"Aku menikah, disaat umurku masih 16tahun," jawab Alana.
"Gila, kok bisa, menikah dibawah umur? Apa kamu dipaksa?" tanya Jesicca.
Alana mengangguk.
"Gila sih, umur 16tahun, sudah dipaksa harus menikah," kata Jesicca tak percaya.
"Kenyataannya memang seperti itu," ujar Alana.
"Pantas saja, selama ini, kamu selalu menutup diri, dari laki-laki," kata Jesicca.
"Karena aku masih trauma dengan sebuah hubungan, aku mau hidup sendiri," ucap Alana.
"Ya, sekarang aku faham," jawab Jesicca.
"Makanya pas tuan Amir mengungapkan perasaannya, aku bingung," kata Alana.
"Mungkin, lebih baik kamu katakan kepada tuan Amir yang sebenarnya," ucap Jesicca.
"Bukan itu, tapi ada laki-laki lain juga, yang meminta aku menjadi istrinya," jawab Alana.
"What! Siapa dia?" teriak Jesicca.
"Pelan-pelan, nanti ada orang yang mendengar," ucap Alana.
"Maaf, aku sangat kaget. Tapi laki-laki yang kamu sebutkan tadi itu, siapa?" tanya Jesicca penasaran.
"Dia pernah berkunjung ke restoran tuan Amir, dan dari situ, dia selalu mengejar aku," kata Alana.
"Siapa namanya, siapa tahu, aku kenal?" tanya Jesicca lagi.
"Ethan Carlos," jawab Alana.
"Apa!" teriak Jesicca.
"Jes, kenapa teriak seperti itu, kayak mendengar hantu saja," ucap Alana.
"Al, apa kamu tahu, siapa tuan Ethan Carlos?" tanya Jesicca.
Alana menggelengkan kepala, karena dia tidak terlalu banyak mencari tahu tentang Ethan.
"Keluarga Carlos, adalah orang yang paling terkaya di negara ini, masa iya kamu tidak tahu," ucap Jesicca.
"Aku kan bukan asli orang sini, jadi aku tidak tahu," jawab Alana.
"Kamu harus berhati-hati dengan tuan Ethan, karena dia bukan hanya pengusaha sukses, tapi katanya seorang mafia yang bengis," ucap Jesicca.
"Jes, jangan menakuti aku," kata Alana.
"Aku tidak menakutimu, ini benar. Semua orang sudah tahu, siapa keluarga Carlos," ucap Jesicca.
"Jangan pernah membuat kesalahan, atau kamu akan tiada, tanpa jejak.."
"Ih ngeri sekali, selama hidupku, aku tidak pernah berurusan dengan orang yang seperti itu," kata Alana.
"Lagian, kenapa juga, kamu harus berurusan dengan mereka," ucap Jesicca.
"Aku benar-benar tidak tahu, kalo Ethan seperti itu," jawab Alana.
Jesicca mengerti, karena Alana bukan asli orang Belanda, tetapi Jesicca sangat merasa kasihan dengan nasib Alana.
"Apa kamu sudah pernah ketemu, dengan keluarganya?" tanya Jesicca.
"Sudah, beberapa hari yang lalu, ibunya, dan kedua adiknya kesini, tanpa sepengetahuanku," jawab Alana.
"Kakenya?" tanya Jesicca.
"Tidak, memang Ethan mempunyai kakek?" ucap Alana.
"Ya, tuan besar lebih bengis dari pada tuan Ethan," jawab Jesicca.
"Oh Tuhan, aku sudah berurusan dengan orang salah, kali ini ketenanganku akan terusik," ucap Alana.
"Tapi kamu tenang saja, selagi kamu tidak membuat ulah, mereka tidak akan melukai kamu," kata Jesicca.
"Dari mana kamu tahu?" tanya Alana.
"Aku cukup tahu, tidak penting tahu dari mana," jawab Jesicca.
"Yasudahlah, jangan terlalu memikirkan hal itu, aku yakin kalo Ethan akan melindungiku," cetus Alana.
"Kamu suka dengan Ethan?" tanya Jesicca.
"Hah, memangnya aku mengatakan apa?" tanya Alana pura-pura.
"Aku takut, kalo kamu akan kenapa-kenapa," ucap Jesicca.
"Tidak akan, kamu tenang saja," jawab Alana tersenyum.
"Yasudah, dari pada kita gak ngapa-ngapain disini, mending kita jalan-jalan keluar aja, ya," ajak Jesicca.
"Boleh, tapi kita mandi dulu," ujar Alana.
"Aku tidak membawa baju," kata Jesicca.
"Ada bajuku, pakai saja. Kayak sama siapa aja," ujar Alana.
"Yasudah, ayok," kata Jesicca.
Keduanya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, agar lebih segar.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang mengikuti mereka, dari restoran. Tetapi Alana maupun Jesicca, tidak mengetahuinya.
"Mereka membicarakan apa?" gumamnya, suaranya tidak terdengar, karena Ethan sengaja membuat rumah itu kedap suara.
Seorang laki-kaki itu, langsung meninggalkan rumah Alana, karena dia melihat kalo Alana akan pergi, dia takut akan ketahuan.
"Ayok," ajak Jesicca.
"Ayok."
"Mau ngapain kita, ya?" tanya Jesicca.
"Menikmati sunset," jawab Alana.
"Benar juga, ayok kita mencari tempat yang enak buat duduk," kata Jesicca.
Sore hari ini, Alana menikmati waktunya bersama Jesicca, akhirnya dia bisa lepas dari Ethan yang selalu mengikuti kemana dia pergi.
Tetapi, tanpa sepengetahuan Alana, sebenarnya Ethan berada di dekat Alana.
"Gadis yang manis, sedari tadi dia tidak sadar kalo ada yang mengikutinya," gumam Ethan tersenyum menyeringai.
Kembali dengan Alana, yang sedang duduk santai menunggu Jesicca, yang membeli cemilan untuk mereka.
"Lama sekali," gumam Alana.
Tring.
Suara notif ponsel Alana, membuyarkan lamunan Alana.
[Kenapa tidak memberitahu saya dulu, kalo mau pergi] tulis Ethan.
[Kenapa harus memberitahumu dulu, kamu bukan suamiku!] balas Alana.
[Jangan lupakan, kalo saya calon suami kamu, sebentar lagi akan menjadi suamimu] tulis Ethan.
Alana tidak membalas pesan Ethan lagi, karena menurutnya cukup menyebalkan.
"Kenapa dia selalu tahu, kemana aku pergi," gumam Alana kesal.
"Al," panggil Jesicca.
"Ya, Jes?" jawab Alana.
"Kenapa melamun, ada yang menganggumu?" tanya Jesicca.
"Tidak ada, aku menunggumu, lama sekali," jawab Alana.
"Maaf, tadi tempatnya ramai," kata Jesicca
"Yasudah, duduk disini," ajak Alana.
Jesicca mengangguk, Alana dengan Jesicca, menikmati cemilannya, dengan melihat sunset yang sangat indah di sore hari.
"Selama hidupku, aku baru merasakan mempunyai teman sekarang," ucap Jesicca.
"Aku juga, karena selama ini aku tidak pernah keluar dari rumah, mantan suamiku melarang," jawab Alana.
"Kalo aku, dunia luar terlalu bahaya," ujar Jesicca keceplosan.
"Bahaya maksudnya?" tanya Alana.
"Bukan apa-apa, aku cuman takut sama penjahat aja," jawab Jesicca tersenyum.
"Hum, iya juga sih," kata Alana,
"Eh, lain kali, aku main kerumahmu, ya."
"Kerumahku?" ucap Jesicca.
"Iya, aku pengen tahu rumahmu juga," ujar Alana.
"Boleh, nanti aku bawa kamu, kerumahku," kata Jesicca.
"Kenapa kamu terlihat gugup, ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Alana penasaran.
"Tidak ada, mana mungkin aku merahasiakan apapun darimu," kata Jesicca.
"Syukurlah, jangan main rahasia-rahasiaan, ya. Kita kan teman," ucap Alana.
"Tenang saja," jawab Jesicca tersenyum.
****
Kira-kira, ad yang Jesicca sembunyikan enggak, ya. Kalo ada, kira-kira apa? hum.
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏