Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
" Mbak Gista mau berangkat kerja ya !? lni lho Emak bikin salad sayur lumayan bisa buat ganjel perut saat makan siang, " ujar Mak Sri menyerahkan dua kotak makan berwarna pink kepada Gista .
" Jangan repot repot Mak , jadi nggak enak Gista kalau begini terus . Kemarin dikasih lontong opor , sekarang salad sayur .... " Gista yang melihat isi kotak makan mencoba menahan senyumnya . Ternyata salad sayur yang di maksud tetangga depannya adalah nasi pecel . Tapi apapun itu baginya Mak Sri adalah tetangga yang baik .
" Biasa ya Mbak , ehmmm itu yang satu buat si ganteng !! " bisik Mak Sri cukup keras .
Gista mengangguk dan tertawa kecil , sesuatu yang menghibur ketika melihat tetangganya itu jatuh cinta pada Pak Alif , si kulkas dua pintu .
Benar saja tak lama setelah itu sebuah mobil SUV mewah terlihat datang menjemputnya . Gista segera mengambil tas kerjanya , sedangkan Mak Sri buru buru menata rambut dan mengibaskan daster panjangnya yang berwarna merah . Tentu saja agar terlihat menawan di hati pria pujaannya.
" Mari Pak Mase duduk dulu , Mbak Gista lagi ambil tas ... " Mak Sri menyapa Pak Alif yang turun dari mobilnya , pria itu hanya menganggukkan sedikit kepalanya tanpa ekspresi apapun di wajahnya .
Tapi hal itu malah membuat hati Mak Sri menjerit kegirangan , wanita itu menganggap pria yang tidak bisa tersenyum adalah pria keren dan cool . Itu yang sering di ucapkan anak perempuannya jika melihat pria pria berkulit putih dari negeri gingseng yang menari nari di dalam layar televisinya .
" Gista pamit dulu ya Mak Sri ! Dan ini saladnya pasti saya kasih ke Pak Masnya Emak " lirih Gista dengan melambaikan tangannya .
" Ya sudah ... hati hati di jalan Mbak Gista , pelan pelan bawa mobilnya ya Pak Mase !! " teriak Mak Sri seolah sudah mengenal Pak Alif cukup lama .
Sampai di pertigaan yang mengarah ke jalan raya mobil mereka berpapasan dengan motor Bram yang kebetulan mogok di tengah jalan . Hingga mau tidak mau Pak Alif menghentikan mobilnya .
Menyadari ada mobil di depannya Bram buru buru ingin menepikan motornya , tapi matanya seketika menjadi nanar ketika mengetahui mobil yang sudah sangat ia hafal sebagai mobil milik sugar Daddy milik Gista .
Niatnya untuk menepikan motor urung dia lakukan , Bram malah berdiri seolah menantang Pak Alif yang sedang duduk dibelakang kemudi . Gista yang tanggap situasi segera turun dari mobil , dia hanya ingin Bram menepikan motornya .
" Bram bisakah kau tepikan motornya sebentar ?? Bagaimana tanganmu , apa sudah sembuh ?! Aku ... "
" Jangan membuatku muak dengan berpura pura menanyakan keadaanku . Menjijikkan !! Jika pagi kau layani pria tua itu , dan malamnya kau mencari pengusaha tampan kaya raya . Berapa mereka membayarmu !? "
Gista mengerutkan dahinya belum terlalu paham dengan arah pembicaraan pria muda di depannya . Dia masih bingung kenapa tiba tiba saja Bram terlihat marah padanya .
" Bayar ?? Maksudmu ?! "
" Maksudku adalah berapa mereka membayar tubuhmu !! Bukankah kau menjual tubuhmu pada mereka hanya untuk mendapatkan uang ?? Aku juga punya banyak uang , jika malam ini mereka tidak memakaimu maka datanglah padaku . Aku bisa membayarnya dua kali lipat ... "
" Jaga mulutmu Bram !! "
PLAKKKK .... PLAKKKKK
Reflek Gista mengayunkan tangannya dengan keras ke wajah pria muda di depannya . Dia tak mengira Bram bisa sepicik itu menilainya .
Pak Alif segera turun ketika melihat Nona Mudanya murka . Tadi ia mengira jika Gista sedang menyapa salah satu tetangganya .
" Ada apa Nona ?? Nona tidak apa apa ?? "
" Hahhh lucu sekali bahkan dia memanggilmu Nona , kurasa panggilan yang cukup romantis !! Pasangan yang sama sama menjijikkan , dia bahkan pantas jadi putrimu, "
Untuk menghindari keributan di pagi hari begini Gista langsung meminta pak Alif masuk ke dalam mobil dan segera berangkat kembali .
" Hei kenapa harus malu hahh !??? Memang itulah dirimu , seharusnya kau malu pada dirimu sendiri ... " pekik Bram masih terdengar menghinanya .
" Jangan hiraukan dia Pak , kita berangkat saja ! Jam kerja sudah hampir di mulai. "
" Baik Nona, " jawab Pak Alif dengan raut masih tenang . Pria itu tahu Nona Mudanya masih shock dengan kata kata kasar yang dilontarkan pria bermotor itu , jadi ia memilih diam . Pak Alif berpikir ia bisa menyelidiki pria itu sendiri nanti tanpa sepengetahuan Gista . Keselamatan dan kenyamanan Gista adalah prioritas utamanya karena sudah di pastikan jika wanita muda disampingnya sebenarnya adalah putri kandung dari Lena Wijaya . Putri yang pernak hilang di culik ketika masih ada di rumah sakit , dia adalah Cahaya Cinta Wijaya .