Hidden Baby

Sebelumnya ucapin dulu selamat kepada Vie yang udah resmi menjadi nyonya Wiraguna.

Selamat menempuh hidup baru ya ,Vie. Gak ada malam pertama, malam kedua pun jadi.

Dilain sisi lain Dirga sama sekali tidak terkejut dengan perubahan yang terjadi di rumahnya, bahkan saat ia disuruh untuk bersiap-siap oleh sang mama.

Tak ingin membuang waktu terlalu lama, Dirga segera membersihkan diri sebelum mengenakan jas putih yang sudah ia persiapkan sejak satu Minggu yang lalu, begitu juga jas milik Arga yang serupa.

Sebuah acara pernikahan dadakan yang diadakan di rumahnya tidak mengundang banyak tamu, hanya sanak famili dan tetangga sebelah yang diundang oleh keluarga Dirga, karena ini memang sangat dadakan. Tak ada persiapan apapun dari pihak keluarga Dirga.

"Ayah ganteng sekali," puji Arga.

Dirga tersenyum sambil membenarkan jas anaknya yang sedikit miring. "Ya jelas dong ayah ganteng, buktinya bunda kamu klepek-klepek sama ayah," jelas Dirga.

Arga memandang pantulan dirinya dalam kaca besar. "Tapi lebih ganteng Alga kok," lirih Arga.

Vie telah telah memakai baju kebaya berwarna putih dengan rambut disanggul. Meskipun semua serba dadakan, tapi hasilnya cukup memuaskan. Vie telah di gandeng oleh mama Anggi menuju ruangan yang akan dibuat ijab kabul.

Vie terlihat sangat lebih cantik dari biasanya. Bahkan Dirga yang sudah duduk di depan pak penghulu memandang Vie tanpa kedip, begitu juga dengan Arga yang sangat takjub dengan penampilan bundanya.

Dengan langkah pelan, Arga menghampiri Vie yang sedang berjalan menuju ke tempat pak penghulu.

Tangan mungil Arga pun juga terulur layaknya orang dewasa untuk menjemput Vie dan seharusnya ini adalah tugas dari ayahnya. Namun karena ayahnya yang sudah tidak bisa berpikir lebih baik lagi, maka Arga yang berjalan menjemput bundanya.

Tak lupa di samping pak penghulu sudah ada ayahnya Vie yang juga sudah siap untuk menikahkan anak satu-satunya yang ia miliki. Sam berusaha membendung cairan bening di pelupuk mata, berharap tidak akan jatuh dalam kondisi tidak tepat.

Selama lima tahun Sam telah membiarkan sang anak hidup diluar tanpa sedikitpun bantuan darinya. Entah hidup atau mati, Sam tidak tahu dan tidak peduli.

Namun, sosok Arga mampu meruntuhkan kerasnya hati Sam yang terlanjur membencinya kala itu.

"Kamu cantik banget sih Vie?" bisik Dirga saat Vie baru saja duduk.

"Bunda memang cantik, Yah. Buktinya ayah aja klepek-klepek sama bunda." Arga menyahut dengan cekikikan saat bisa membalas ucapan ayahnya tadi.

Acara yang belum sempat terpikirkan oleh Vie, kini berjalan dengan lancar meskipun hanya di hadiri orang terdekat keluarga Dirga.

Di depan penghulu dan para saksi Dirga mampu mengucapkan ikrar pernikahannya hanya dengan satu kali tarikan nafas saja Sam yang menjadi wali untuk anaknya merasa sangat terharu hingga tanpa terasa ia menitihkan air mata bahagianya.

Acara ijab berjalan dengan lancar dan kini waktunya untuk menyantap hidangan yang telah tersedia. Meskipun diadakan secara dadakan tak membuat menu di atas meja asal-asalan. Semua tertata rapi dan sesuai dengan harapan mama Anggi.

Sam mendekati putrinya yang masih duduk dihadapan penghulu untuk menandatangani berkas-berkas dan juga surat pernikahannya.

"Vie selamat, akhirnya Dirga mau bertanggung jawab. Ayah turut bahagia atas pernikahan kalian. Semoga kalian hidup rukun dan bahagia. Maafkan ayah yang sudah terlalu kejam terhadapmu saat itu. Tak seharusnya ayah mengusir mu dari rumah. Pintu rumah selalu terbuka untuk kedatangan kalian," tutur Sam.

Vie tak bisa membendung perasaan haru segera memeluk sang ayah. Bukan hanya sang ayah yang meminta maaf, tetapi Vie juga berulangkali mengucapkan kata maaf kepada ayahnya.

Selepas acara ijab, Vie tak lagi melihat keberadaan Arga. Vie sangat takut jika Arga menghilang di tengah-tengah acara malam ini.

"Kamu cari apa, Vie?" tanya mama Anggi.

"Oh ya, Ma. Mama liat Arga? Setelah acara selesai Vie tak melihat Arga. Vie takut Arga menghilang." ucap Vie.

"Kamu gak usah khawatir, Arga aman kok. Dia sudah tidur di kamar mama."

*

*

*

Acara dadakan membuat Vie sangat kelelahan. Bagaimana tidak sepulang kerja hingga pukul sebelas malam, Vie baru bisa duduk tenang sambil mengusap riasan wajahnya. Jantungnya berdebar tak menentu saat hanya berdua dengan Dirga dalam satu kamar. Tak ada Arga yang menjadi bahan umpanan untuk menjatuhkan Dirga.

Vie tidaklah bodoh, ia tau ritual apa yang hendak terjadi setelah ia menjadi seorang istri. Yang pasti adalah melayani suaminya secara lahir dan batin.

Terdengar pintu kamar mandi telah dibuka. Vie segara melompat ke tempat tidur. Saat ini berpura-pura tidur adalah pilihan yang paling tepat karena ia belum siap untuk melayani Dirga.

Dirga memanggil Vie berulangkali, namun Vie tak kunjung menyahuti.

"Vie, bangun dulu sebentar."

Lagi-lagi Vie tak menjawab meskipun tubuhnya telah digoncangkan oleh Dirga.

"Baiklah. Sampai kapan kamu akan berpura-pura tidur? Aku tahu kamu hanya berpura-pura. Bangun sekarang!"

Nihil. Tak ada respon dari Vie, membuat Dirga menggelengkan kepalanya. "Kamu serius ingin tidur mengunakan kebaya?"

Saat itu juga mata Vie langsung terbuka dan segera bangkit dari tempat tidur. Vie memukul pelan kepalanya, ia merutuki kecerobohan. Mengapa bisa ia tak sadar jika kebaya masih menempel di tubuhnya. Pasti Dirga puas untuk menertawakan dirinya.

"Mau kemana?" cegah Dirga.

"Mau mandilah, Ga."

"Nanti aja mandinya, kita kan berkeringat lagi. Jadi sekalian aja nanti."

Vie melebarkan bola matanya sambil memegangi dadanya, degup jantung yang berpacu begitu cepat dan kencang membuat tidak bisa berpikir dengan baik, apalagi hembusan nafas Dirga yang sudah bisa ia rasakan di telinganya.

🌼Bersambung🌼

Hayo-yo … skip dulu kalau di lanjutin nanti batal puasa Othor 🤭🤭

Mana nih kembang kopi🌹☕ buat Othor?

Sambung nanti siang atau nanti malam guys 😀??

Sambil nungguin Up-nya lagi baca dulu dong novel karya Simbah ku, Mbah TITA DEWAHASTA Simbah-simbah yang suka encokan. Judulnya Kembali Ke Masa SMA

othor udah baca, cerita seru.

Blurb :

Madya yang gagal dalam rumah tangga. Ia bercerai dari suaminya. 6 tahun pernikahan ia sangka bahagia tanpa ada rasa curiga sedikit pun karena Usman suaminya menceraikan saat semua tampak baik-baik saja.

Beberapa bulan kemudian, mantan suami menikah dengan Aryati, mantan baby sitter yang mengasuh anak Madya dan Usman. Madya kecewa karena dikhianati dua orang yang tadinya sangat ia percaya.

Dia pun berandai bersama Asa sahabatnya untuk kembali ke masa lalu. Dia ingin memperbaiki sejarah dan hidup dengan nasib yang baru meski tak mungkin.

Tiba-tiba, semua yang diandaikan oleh Madya terjadi. Di sinilah ia sekarang, KEMBALI KE MASA SMA.