Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah benar
Hari ini Laura pergi ke sekolah dengan hati yang begitu gembira. Tidak menyangka kalau keluarganya akan hancur secepat ini. Mungkin kebanyakan anak akan sedih dengan keluarganya yang hancur, apalagi perusahaan Ayahnya yang bangkrut tapi Laura menikmati semua ini.
Karena uangnya tetap banyak, semua harta warisan Ayahnya jatuh ke tangannya dan semua keuangan perusahaan ada di tangannya. Orang-orang Ayahnya saja yang tidak bisa menangani semua ini. Laura akan jadi orang kaya dan Ayahnya akan segera menerima karmanya.
"Laura ayo kita bicara"
"Apa lagi sih, ga perlu ada yang harus kita bicarakan. Aku juga ga kenal kamu jadi jangan sok-sokan akrab"
"Apa kamu bilang tidak kenal aku. Aku ini pacarmu, aku Rayan Laura. Jangan pura-pura lupa seperti itu"
"Pacar ? " Laura punya pacar ingatan itu benar-benar tidak ada dalam kepala Laura. Rayan, bahkan Laura tidak mengenalnya.
"Iya aku pacar kamu, apa kamu sudah lupa. Secepat itu kah Laura"
"Sejak kapan" tanya Laura lagi, karena Laura bener-benar tak mengingatnya.
"Satu bulan yang lalu. Aku pernah menyatakan perasaan ku pada kamu"
"Aku tak ingat. Jangan halangi jalanku"
"Apa kamu hilang ingatan ? Maaf waktu itu aku tidak bisa menjagamu di rumah sakit. Aku benar-benar tidak tahu dengan keadaanmu, tidak ada yang memberitahuku tentang keadaan kamu " Rayan memegang kening Laura, tapi dengan secepat kilat Laura memundurkan tubuhnya.
"Aku tidak tahu kita pernah berpacaran dan mungkin ada saksi orang yang tahu tentang kita. Aku tidak mau asal percaya saja pada orang asing seperti " ucap Laura.
"Tidak ada, bukannya kamu yang ingin kalau tidak ada orang tahu, kalau kita ini pacaran Laura. Aku benar-benar pacar kamu dan aku juga tidak mungkin membohongimu"
"Entahlah aku tidak tahu siapa kamu dan aku juga tidak tahu kalau kita pernah berpacaran. Kalau memang iya aku ingin memutuskan hubungan ini. Aku tidak mau punya pacar"
"Tapi Laura, jangan seperti itu aku benar-benar tidak ingin pisah darimu. Kita mulai dari awal lagi ya kita mulai semuanya. Aku yakin perlahan kamu akan ingat aku"
Laura menggelengkan kepalanya, lalu pergi begitu saja. Laura terus mengingat-ingat tentang Rayan pacarnya, tapi semua itu tidak ada dalam kepala Laura. Akan ada apa lagi ini, drama apa lagi yang akan dimulai dalam hidup barunya.
Laura segera masuk ke dalam kelas. Dia melihat orang yang kemarin ada di klub dan hidungnya sepertinya patah. Laura tersenyum sinis menatap perempuan itu.
"Laura tanggung jawab, hidungku ini harus sampai dioperasi dan kamu harus membiayai semua itu. Aku tidak mau tahu "teriak Vania
Laura mengangkat bahunya "Bukan aku yang salah, kamu kan yang pertama membuat ribut denganku. Kenapa aku harus tanggung jawab ? "
Vania tiba-tiba teriak "Hei bener tahu sebenarnya Laura itu suka ke club. Dia itu suka minum-minum dan jual diri, kalian harus tahu semua itu. Dia kalau dibully bilang ga pernah kan, tapi kenyataannya emang seperti itu. Aku kemarin ketemu dia. Dia mabuk-mabukan dan sepertinya juga mau jual diri deh sama om-om" Vania menatap Laura dengan sinis lalu kembali berbicara "Karena aku tegur malah ga jadi deh. Sepertinya takut aku sebarin sama siapa dia menjual dirinya"
Teman-temannya langsung berbisik-bisik, tapi Laura hanya diam tenang. Biarkan saja mereka membuat keributan. Laura tidak peduli karena semua itu ada yang tidak benarnya.
"Terserah sih ya, tapi kalau pun aku menjelaskan kalian semua tidak akan pernah percaya. Silakan kalian percaya pada Vania yang memang suka datang ke club. Bahkan dia sampai tahu kalau memang benar aku datang ke sana, berarti dia ada di sana kan"
"Apakah itu benar Vania, bukannya kamu anak baik-baik ya katanya kamu tidak pernah masuk ke dalam club. Katanya kamu tidak pernah minum-minum juga" tanya salah satu temannya.
Vania yang ditanya seperti itu tentu saja jadi takut. Image-nya di sekolah ini adalah perempuan baik-baik, pintar tidak pernah keluar malam dan sekarang malah di bongkar Laura. Vania terus mencari alasan yang pas agar teman-temannya tidak membencinya.
"Tenang dulu kalian jangan salah paham, kemarin malam aku datang ke sana karena Lala. Iya karena Lala meneleponku, dia mabuk makanya aku datang ke sana. Ga mungkin kan tiba-tiba aku ke sana untuk apa. Benar kan Lala kemarin aku jemput kamu" Vania menatap Lala dengan tajam, semoga saja temannya bisa diajak berbohong.
Lala dengan polosnya menjawab "Tidak, aku tidak mabuk. Bukannya kamu yang mabuk, aku ke sana untuk menjemput kamu, tapi tiba-tiba kamu emm emm "Vania langsung membekap mulut Lala. Dasar temannya ini sangat polos tidak bisa diajak berbohong.
"Apakah benar itu Vania, jadi kamu juga sama kan seperti Laura "tuduh temannya lagi.
"Tidak, tidak semua itu tidak benar. Lala ini kadang-kadang otaknya suka geser, jadi dia tuh bicara ke mana saja jangan dengerin Lala. Aku ini anak baik-baik aku tidak pernah masuk ke tempat seperti itu, yang ada nanti Mamiku marah. Aku tidak seperti itu lihat hidungku ini dianiaya oleh Laura, tapi dia tidak mau bertanggung jawab. Aku hanya mengingatkannya untuk tidak seperti itu menjadi wanita nakal tapi dia malah tidak terima"
"Terus saja memfitnahku sampai mulutmu berbusa. Mungkin dengan cara ini dosa-dosaku akan berkurang ayo terus Vania ayo terus. Aku suka dengan setiap kebohonganmu"
"Apaan sih Laura, memang kenyataannya seperti itu kok. Kamu itu memang bukan anak baik"
"Ya udahlah kalau sama-sama bukan anak baik ga usah saling menyalahkan "celetuk salah satu teman laki-lakinya.
"Apaan sih kamu, kalau ga tahu apa-apa jangan ikut nimbrung ya "Vania benar-benar marah. Vania tidak mau image-nya ini rusak di hadapan semua teman-temannya. Vania harus tetap menjadi perempuan imut, cantik dan baik hati.
Teman-temannya kembali ke tempat duduknya karena Guru juga sudah datang. Vania benar-benar takut kalau semua teman-temannya tidak percaya dengan kata-katanya. Harus bagaimana ya agar membuktikan kalau Laura itu memang sering datang ke club dan menjual diri juga.
...----------------...
Jam istirahat sudah berbunyi, Laura segera pergi ke kantin dan ternyata ada Rayan menghalangi jalannya "Kita makan sama-sama ya, biar kamu ingat semuanya. Aku bantu untuk kamu bisa ingat aku lagi, aku yakin aku bisa bantu kamu "
Laura menggeleng kan kepalanya "Aku tidak mengenalmu dan aku tidak mau makan denganmu. Biarkan aku makan sendiri, aku tidak mau diganggu oleh siapapun"
"Laura tolong beri aku kesempatan, aku benar-benar kekasihmu. Tolong aku sangat mencintaimu jangan seperti ini "Rayan ingin memegang tangan Laura, tapi Laura selalu saja menjauh.
"Tolong biarkan aku sendiri dulu" Laura melangkah pergi. Dia akan menanyakan semua ini pada Alma, bukannya Alma teman dekatnya kan pasti dia tahu semuanya.
Laura tidak mau gegabah dan tiba-tiba terjebak oleh laki-laki itu. Laura tidak mau hancur untuk kedua kalinya. Sangat menyakitkan jika di hancurkan oleh orang yang kita sayangi.