NovelToon NovelToon
Zero: Tahta Oyama

Zero: Tahta Oyama

Status: tamat
Genre:Tamat / Tokyo Revengers
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Kota Toagi terbagi menjadi lima wilayah, masing-masing dikuasai oleh kekuatan yang berbeda. Di timur, SMA Oyama memegang kendali, dikenal sebagai sarang para berandalan. Di barat, Geng Hakkai memerintah. SMA Mishima di selatan dan SMA Tokuji di utara terus-menerus bersaing untuk memperluas pengaruh mereka. Di tengah semua wilayah ini, terdapat daerah netral yang dikuasai oleh Geng Takagawa, menjaga keseimbangan rapuh di kota tersebut.

Kaito Takeda, seorang siswa baru di SMA Oyama, datang dengan ambisi besar. Dia ingin menyatukan sekolah yang terpecah belah ini dan membawa semua berandalan di bawah satu bendera. Namun, untuk mencapai tujuannya, Kaito harus menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam SMA Oyama maupun dari geng-geng lain yang tidak akan menyerahkan wilayah mereka begitu saja.

Pertarungan sengit, pengkhianatan, dan aliansi yang tak terduga menjadi bagian dari perjuangan Kaito untuk menguasai Tahta Oyama dan menyatukan Toagi dalam satu kekuatan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Pertemuan yang Diabaikan

Panggilan yang Diacuhkan

Setelah kemenangan atas SMA Mishima, Kaito merasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengonsolidasikan kekuatan dan mulai mengambil alih SMA Oyama sepenuhnya. Dengan keyakinan itu, ia mengirimkan pesan ke semua pemimpin geng di sekolah, memanggil mereka untuk berkumpul di aula utama sekolah. Ini adalah momen penting, sebuah langkah besar untuk menunjukkan kekuatannya dan memulai era baru di SMA Oyama.

Namun, ketika Kaito, Makoto, Rika, dan Taro tiba di aula, mereka hanya menemukan ruang kosong yang suram. Beberapa kursi memang terisi oleh siswa yang setia kepada Kaito, namun mayoritas pemimpin geng yang dipanggil tak kunjung datang. Aula yang diharapkan penuh oleh kekuatan SMA Oyama, malah hanya diisi oleh beberapa orang dengan raut wajah penuh skeptisisme.

Makoto menggeram, matanya menyapu kursi-kursi yang kosong dengan tatapan marah. "Anjing, mereka ngeremehin kita, Kaito."

Rika, dengan tatapan yang penuh amarah, menambahkan, "Apa mereka kira bisa ngacangin kita gitu aja? Taik!"

Kaito berdiri di tengah aula, menatap ruangan yang hampir kosong dengan ekspresi datar. Ada rasa kecewa yang membuncah dalam hatinya, tapi ia tak menunjukkan tanda-tanda menyerah. "Tenang," katanya, suaranya penuh dengan ketenangan yang menakutkan. "Kita bakal buat mereka nyadar siapa yang pantas mimpin SMA Oyama."

Para Pemimpin yang Datang

Di antara sedikit pemimpin geng yang hadir, beberapa tampak tak puas dan menantang. Salah satunya adalah Shun, pemimpin geng yang terkenal karena kekejamannya dan sikapnya yang tak mudah diatur. Ia duduk bersandar di kursinya dengan sikap acuh tak acuh, tatapannya mengamati Kaito dengan sinis.

"Gua nggak ngerti, Kaito," kata Shun dengan nada sarkastis. "Apa lu kira cuma karena lu berhasil pukulin SMA Mishima, semua orang di SMA Oyama bakal ngikutin lu? Lu belom liat banyak dari kita yang lebih keras dari mereka."

Beberapa siswa lainnya tertawa kecil mendengar ucapan Shun, menambah tekanan pada Kaito. Di sudut ruangan, beberapa pemimpin geng lain hanya diam, menunggu bagaimana Kaito akan merespon.

Kaito menarik napas dalam, menjaga ketenangannya meski suasana semakin panas. "Gua nggak minta lu semua langsung tunduk sama gua. Gua cuma pengen tunjukin kalau kita bisa lebih kuat kalau kita semua bersatu. Tapi kalo ada yang mau ngetes gua dulu, gua nggak masalah."

Pembangkangan yang Meningkat

Meski Kaito mencoba meredam ketegangan, beberapa pemimpin geng tetap tak terkesan. Hiroshi, yang duduk di barisan belakang, berdiri dengan ekspresi marah. "Gua nggak bakal tunduk sama bocah yang belom buktikan apapun ke gua. Lu kira gua bakal nunduk cuma karena lu ngalahin Ryota? Taik, gua lebih baik jalan sendiri!"

Beberapa pemimpin geng lainnya mulai bangkit dari kursi mereka, menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan pertemuan. Mereka tidak melihat alasan untuk mendengarkan Kaito, yang dianggap belum punya cukup otoritas untuk memimpin SMA Oyama.

Rika, yang melihat ini, tak bisa menahan amarahnya lagi. "Kalian semua brengsek! Lu pikir lu bisa atur SMA Oyama sendirian? Kita lagi usaha buat sesuatu yang lebih besar, dan kalian malah ngerusak!"

Namun, kata-kata Rika hanya membuat suasana semakin panas. Pemimpin geng mulai berjalan keluar aula dengan wajah dingin, mengabaikan Kaito dan timnya. Sementara itu, mereka yang setia kepada Kaito mulai merasa tak nyaman, menatap satu sama lain dengan kebingungan.

Kaito Mengambil Sikap

Melihat begitu banyak yang tak menghormati dirinya, Kaito tahu jika dia tak mengambil tindakan tegas sekarang, akan semakin sulit baginya untuk mengendalikan SMA Oyama. Dia melangkah maju, menatap Shun dan Hiroshi yang sedang bersiap untuk pergi.

"Kalau lu semua gak mau tunduk, gua ngerti. Tapi gua kasih tahu, siapa pun yang ninggalin pertemuan ini, berarti lu anggap gua musuh lu," kata Kaito dengan suara yang lebih tegas. "Dan gua gak bakal ragu buat hancurin musuh gua."

Shun menghentikan langkahnya, menatap Kaito dengan tatapan dingin. "Ancaman lu nggak bikin gua takut, Kaito. Tapi gua bakal liat sejauh mana lu bisa bertahan."

Kaito balas menatapnya tanpa gentar. "Kita lihat nanti siapa yang bakal bertahan, Shun."

Konfrontasi Memanas

Sementara itu, Hiroshi yang sudah sampai di ambang pintu aula berhenti sejenak, berpikir untuk kembali. Namun, gengsinya terlalu besar. Dia tak mau dipandang sebagai orang yang menyerah pada ancaman seorang "pemula" seperti Kaito. Dengan sinis, dia membalikkan badan dan berkata, "Lu mungkin bisa bikin takut beberapa orang di sini, Kaito. Tapi gua nggak bakal tunduk sama lu. Gua bakal jalan sendiri, dan kita lihat siapa yang lebih dulu runtuh."

Hiroshi kemudian melangkah keluar aula diikuti oleh beberapa pemimpin geng lainnya yang setuju dengan pendapatnya. Aula yang tadinya penuh dengan ketegangan, kini hening sejenak. Hanya tersisa mereka yang masih mempertimbangkan apakah mereka akan berdiri di sisi Kaito atau tidak.

Makoto, yang sejak tadi menahan diri, akhirnya bersuara. "Ini bakal jadi lebih sulit dari yang kita pikir, Kaito. Tapi gua ada di belakang lu. Kalo kita harus ngelawan mereka satu per satu, gua siap."

Kaito menatap teman-temannya, mengangguk pelan. "Kita bakal lewatin ini. Mulai sekarang, siapa pun yang nentang kita, bakal kita anggap musuh. Dan gua gak peduli seberapa kuat mereka, kita bakal habisin satu per satu."

Siswa-siswa yang setia pada Kaito mengangguk setuju, meski dengan perasaan was-was. Mereka tahu pertempuran di SMA Oyama belum berakhir—bahkan mungkin baru saja dimulai. Tantangan terbesar mereka adalah menghadapi geng-geng yang menolak tunduk di bawah kekuasaan Kaito.

1
Pralam Basura
karena menurut saya cerita yang sekarang kurang menarik, saya berniat merombak novel ini dan memulainya lagi dari awal semoga kalian suka cerita yang baru ini 😅
Cliks Zuan
Baru Datang Mau Jadi Penguasa Wkwk Lawak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!