Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 Uang untuk panti
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...Happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Saat sampai di hotel, Ia keluar dari mobil.
Tapi ketika kaki kakinya baru menyentuh trotoar, matanya terjepit. Di pintu masuk hotel yang bergaya modern, ada dua sosok yang sedang keluar sambil saling bergandengan.
Rambut hitam legam, Sarah yang selalu ia kenal, terikat rapi dalam ikat rambut, dan di sisinya pria dengan badan tinggi yang mengenakan jas hitam — Ardo, pacar barunya.
Alrazi segera menyembunyikan wajahnya di balik topi yang ia kenakan, hatinya terasa seperti terkena pukulan tiba-tiba. "Aku pikir mereka hanya akan pergi jika aku menginap di sini," bisiknya dalam hati. "Kenapa mereka menginap di hotel ini? Apa yang mereka lakukan di sini?"
Ia melihat keduanya tertawa bahagia, Ardo menyentuh pipi Sarah dengan lembut, dan Sarah memandangnya dengan pandangan yang dulu hanya untuknya.
Hati Alrazi terasa hampa, ia tidak merasakan cinta untuk Sarah lagi. "Ah sudahlah," katanya pelan, melangkah ke arah pintu. "Toh mereka tak punya hubungan denganku lagi. kita juga sudah bercerai, Alrazi. Lupakan saja."
Ketika ia memasuki lorong hotel menuju lift, tak disangka-sangka mereka berpapasan. Sarah yang sedang bicara dengan Ardo tiba-tiba terdiam, matanya bertemu dengan Alrazi. Senyum di wajahnya memudar sebentar, sebelum ia kembali tersenyum dengan gaya yang kaku. Ardo melihatnya, lalu memegang tangan Sarah lebih erat. Tanpa berkata apa-apa, Alrazi hanya melanjutkan langkahnya ke lift.
"Ck! Menyebalkan, kenapa dia di sini sih?" celetuk Sarah kesal, membuat moodnya jadi rusak.
Setelah mengambil semua barang dari kamar 1208, Alrazi segera menuju resepsionis. Langkahnya terasa lebih ringan dari tadi, tapi hati masih terasa sedikit tertekan. Jam 7 pagi, matahari sudah mulai menyinari lantai hotel yang terpolish.
"Mbak, ini kartunya. Saya mau cek out sekarang," ujarnya, memberikan kartu kamar dengan tanggapan yang tenang.
"Terima kasih, Pak Alrazi. Semoga perjalanan baik-baik saja," kata mbak resepsionis dengan senyum ramah. Ia melihat struk yang diberikan, lalu melangkah keluar dari hotel.
Setelah masuk ke dalam mobilnya, Alrazi meletakkan tas baju-baju ke kursi penumpang. Ia membuka zip tasnya dan melihat isi dengan tatapan saksama, kemeja katun putih yang dulu sering ia pakai saat keluar bersama Sarah, celana jeans yang pernah ia gunakan di hari ulang tahun mereka, bahkan sweater abu-abu yang Sarah belikan untuknya saat musim dingin pertama mereka bertemu.
"Hm... apa baju-baju ini aku berikan pada orang lain saja ya?" bisiknya, jari-jari menyentuh permukaan kemeja yang masih rapi. "Menyimpan baju ini sama dengan menyimpan kenangan buruk bersama Sarah. Aku harus membuka lembaran baru dan melupakan masa laluku... meskipun baju ini masih banyak yang bagus, tapi ya sudahlah. Itu yang harus kulakukan."
Ia menghela nafas panjang, menutup tasnya kembali. Kemudian menginjak pedal gas, mobil melaju dengan lancar di jalanan yang mulai ramai.
Selama perjalanan, pandangannya tertuju pada papan rambu sebuah panti jompo yang ia lewati, "Panti Asuhan dan Jompo Harapan Baru". Ia berhenti di tepi jalan, berpikir sebentar, lalu memutar roda mobil ke arah gerbang panti itu.
"Kalau ada yang membutuhkan, kenapa tidak?" katanya sendiri.
Setelah parkir, Alrazi turun dan membawa tas bajunya. Ia juga mengambil uang dari sistemnyanya bukan hanya sedikit, tapi sejumlah yang ia rasa cukup untuk membantu pengurus panti membeli kebutuhan sehari-hari. Ia tahu bahwa panti-panti semacam ini seringkali kekurangan dana, dan sedikit bantuan pun pasti berarti banyak.
Ting
[Saldo Anda di kurang 50.000.000]
[Sisa saldo Anda 1.229.500.000]
Ia menyelipkan uang itu ke dalam baju-baju tersebut.
Alrazi keluar dari mobilnya lalu ia pun menuju panti tersebut, dan menemukan seorang bapak-bapak yang sedang duduk bersama teman-teman sesama panti.
"Pak, permisi," kata Alrazi dengan sopan
⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
lanjut up lagi thor