Aluna adalah salah satu atlit panahan terbaik saat ini dan selalu mendapatkan juara pertama di setiap kejuaraan, namun nasibnya naas hanya karena menemukan novel milik Orang lain di paper bagnya dan membacanya, lalu berakhir masuk ke dalam novel tersebut Luna kira dia akan menggantikan pemain utama karena memiliki nama yang sama dengannya, namun ketika makin memasuki bab-bab novel selanjutnya, jalan cerita Novel tersebut malah berubah total karena kedatangannya ke dalam novel tersebut Luna yang sejak di dunianya tak pernah memiliki pacar, harus di hadapkan dengan pemain Pria yang hanya bukan satu tapi 4 untuk menjadi Suaminya semua Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nasib Luna?
Novel hanya karangan fiktif dan fantasi saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Lalu kedua nya mulai mencabut pedang mereka masing-masing
"Tring...Tring..Tring"
Terdengar suara pedang kedua nya bertemu saat ini dan saling memperlihatkan kedua nya beradu pedang satu sama lain
"Tring...Tring..Tring.."
Kedua nya saat ini tak ada yang mengalah satu pun untuk membuktikan salah satu dari mereka adalah pemenang di siang ini
Kemudian tak lama pedang William terjatuh saat Luna semakin keras melawannya saat ini dan William yang terkejut dengan serangan dadakan Luna yang tak dapat dia perkirakan langsung mengangkat kedua tangan nya saat ini karena ujung pedang Luna saat ini berada di leh3r William dan para penonton yang melihat pertarungan Luna dan William hanya bisa terperajat serta terkejut saat ini
Kemudian terdengar suara tepukan tangan awal dari Antonio dan tak lama yang lain juga ikut bertepuk tangan karena melihat pertarungan yang seru buat mereka di siang ini
Antonio pun menghampiri Luna dan menurunkan pedang Luna di leher William saat ini
"Terima kasih Lun, kamu sudah memperlihatkan pertunjukkan pedang di siang ini" ucap Antonio tersenyum
"Sama-sama Kak" ucap Luna membalas senyuman Kakak nya
"Kalau begitu Aku kembali ke kamar ya" ucap Luna yang mulai menyimpan pedang nya di sarung yang dia bawa sejak tadi dan melengos pergi begitu saja di hadapan 4 Pangeran di depan nya
Sepeninggal Luna pergi dari lapangan tersebut, Antonio menatap William dengan mata tajam nya dan William sudah tau jika kode seperti itu pasti Antonio akan memarahi nya
"Apa kau lupa siapa yang kau lawan tadi, Will?" tanya Antonio dengan nada datar nya
"Maafkan Aku Nio, Aku terbawa permainan pedang nya tapi kamu lihat sendiri kan, Aku sama sekali tak mengalah aja, dia bisa mengalahkan ku dengan cara nya apalagi kalau Aku hanya pura-pura pasti Aku akan di permalukan oleh nya, Nio" ucap William membela diri
"Heem, benar juga, sejak Aku tinggal di Perbatasan, seperti nya Luna mempelajari ilmu pedang secara sembunyi-sembunyi dari ku hingga permainan senjata nya sangat lihai sekali tadi" ucap Antonio
"Benar sekali Nio, Aku melihat dia menggerakkan pedang dan mengatur setiap langkah dalam melawan William seperti Orang yang sudah berlatih lama" ucap Alexander kagum
"Iya, Aku jadi semakin menyukai nya" ucap Andreas
"Appaa?" tanya ke empat Pangeran yang ada di depan nya, terkejut dengan pernyataan yang baru di dengar dari salah satu teman nya
"Serius kamu Andreas?" tanya Dominic yang sejak tadi mendengar nya
"Ya, Aku menyukai Luna sejak dulu, tapi Aku masih tak memiliki keberanian karena dia Adik mu, Nio" ucap Andreas yang sudah mengakui nya
"Kalau urusan perasaan itu, Aku tak ikut campur Andreas, itu Aku serahkan pada Ayahanda dan Luna sendiri" ucap Nio tegas
"Jadi berjuang lah jika kamu menyukai nya, karena Aku menyutujui nya jika itu di antara ke empat teman ku yang akan menjadi Suami nya kelak" ucap Nio lagi
"Baik lah, terima kasih teman" ucap Andreas tersenyum sekaligus lega karena di dukung oleh teman-teman nya sendiri
Sementara Luna baru mulai memasuki kamar nya dia mulai melihat Vio yang ternyata ada di belakang nya sejak dia memasuki kamar nya saat ini
"Nona, Anda dari mana? Dan kenapa gaun Anda kotor semua?" tanya Vio bingung sekaligus heran
"Vio, apa ada penjahit Kerajaan di sini?" tanya Luna tanpa menjawab perkataan Vio dan Vio mengangguk pelan
"Ada Nona, dia langganan Anda, nama nya Nyonya Bertha" ucap Vio mengingatkan
"Oh ya, Aku lupa nama nya karena terlalu kesal tadi, kamu panggilkan dia sekarang Vio, suruh menghadap ku" ucap Luna
"Baik Putri" ucap Vio yang langsung pergi mengirimkan pesan Luna pada salah satu Pengawal mereka
"Sudah Putri, apa ada lagi?" tanya Vio menatap Tuan Putri nya seperti nya tadi terjadi perkelahian, tapi Putri Luna terlibat perkelahian dengan siapa, seingat nya hari ini tidak ada kunjungan para Putri dari Kerajaan lain
"Vio, siapkan Aku air mandi, Aku mau berendam" ucap Luna
"Ya Putri, Akan Hamba siapkan" ucap Vio patuh dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan semua perlengkapan mandi Luna
Tak lama setelah Vio pergi, Luna geram sendiri dengan pertandingan pedang nya tadi
"Seandainya gue tadi pake celana bukan gaun si*lan ini, pasti hanya beberapa gerakan aja, William sudah nyerah sama gue, ihh..kesal gue, tunggu aja kalau celana gue jadi, pasti dia kalah cepat dari gue" gumam nya kesal
"Putri, air mandi Anda sudah siap" ucap Vio yang ternyata sudah berada di belakang nya
"Ya" ucap Luna yang langsung pergi dari tempat nya sekarang
"Semoga Vio gak dengar perkataan gue tadi"gumam nya saat berada di kamar mandi
Beberapa menit kemudian, Luna yang baru selesai mandi langsung mengambil gaun yang di sediakan Vio di tempat nya
"Putri, Nyonya Berta sudah tiba saat Anda sedang mandi dan sekarang sedang menunggu Anda di Ruang tamu" ucap Vio
"Ya Vio, Aku akan segera ke sana" sahut Luna yang baru selesai mengikat rambut nya ke atas hingga menampilkan leh3r Luna yang putih mulus tersebut
"Putri, Rambut Anda" tunjuk Vio yang terkejut melihat penampilan Luna yang hanya di ikat seperti itu namun sangat memukau di mata Vio
"Biarkan saja Vio, nanti kamu bantu Aku setelah urusan ku selesai dengan Nyonya Bertha" ucap Luna
"Baik Putri" patuh Vio
Tak lama Luna pun menghampiri Nyonya Bertha yang sudah duduk di Ruang tamu dan sudah di sungguhkan segelas air dan cemilan yang di sediakan oleh Vio, pelayan nya
"Selamat siang Putri Luna" ucap Nyonya Bertha sambil menundukkan Kepalanya sedikit dan berdiri saat Luna mendekati nya
"Siang Nyonya Bertha, duduk lah, Ada yang ingin Aku diskusi kan pada mu saat ini dan itu sangat penting bagi ku" ucap Luna
"Terima Kasih Putri" ucap Bertha yang langsung duduk di tempat nya tadi
"Ada apa Putri? Apa ada sesuatu yang Hamba kerjakan salah pada gaun-gaun Anda sebelum nya?" tanya Bertha dengan kehati-hatian saat bertanya karena setahu Bertha, Luna sejak dulu sangat lah tidak suka jika Pakaian nya ada yang kurang pas di badan nya saat dia memakai nya
"Bukan itu Nyonya Bertha, tapi Aku ingin kamu membuatkan pakaian untuk ku dan harus jadi besok Pagi, apa bisa?" tanya Luna dengan nada lembut
"Bisa Putri, apa gaun seperti ukuran biasa dan model terbaru?" tanya Bertha memastikan
"Tidak, bukan seperti itu yang ku ingin kan tapi ini, tadi Aku sempat menggambar pola nya sebelum mandi" tunjuk Luna memperlihatkan sebuah gambar pada Nyonya Bertha
