NovelToon NovelToon
Debar Indah Untukmu Tuan Penolongku

Debar Indah Untukmu Tuan Penolongku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:222
Nilai: 5
Nama Author: ewie_srt

zahratunnisa, gadis berparas ayu yang sedang menempuh pendidikan di Dubai sebuah musibah menimpanya, hingga akhirnya terdampar di amerika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sebelas

Zahra terdiam cukup lama, tatapan penuh harap pria itu membuat hatinya berdesir. Bukan, bukan karena ia tergiur menjadi satu-satunya wanita untuk pria itu, tapi karena ucapan pria itu terdengar sangat tulus dan penuh harap.

"raa..." sentuh adiba menyadarkan zahra dari lamunannya, ia menoleh menatap sahabatnya itu. Mata adiba terlihat iba menatapnya,

"pangeran ommar masih menunggu jawabanmu" bisik adiba, tergeragap zahra mengalihkan perhatiannya pada pria tampan yang masih menatapnya.

"bolehkah aku memikirkannya dulu"ujarnya akhirnya, sungguh zahra tak tega melihat harapan di mata pria itu.

Desahan lega terdengar dari mulut pria itu, tapi tidak dengan adiba, gadis itu memicingkan matanya menatap zahra heran.

"kalau syarat dari kamu, aku harus menceraikan kedua istriku, aku akan melakukannya zahra, percayalah!"

"bagaimana kalau aku meminta kamu untuk meninggalkan negara ini dan hidup bersamaku dimanapun kecuali di sini, apakah kamu bersedia?"

Pertanyaan zahra barusan membuat ommar dan adiba terkejut, jangankan mereka, zahra yang melontarkan pertanyaan itu saja ikut terkejut tak percaya. Padahal tanya itu hanya ada di kepalanya, kenapa sampai tercetus tanpa ia sadari.

"raa.." adiba menjawil lengan zahra, namun gadis itu tak mengalihkan perhatiannya dari pangeran ommar, sudah terlanjur pikirnya, paling tidak harus tahu jawabannya.

Pangeran ommar mengangguk mantap, senyum manisnya terlihat mengembang indah.

"aku bersedia zahra"

"whaaaat?" teriak adiba tak percaya, gadis itu sampai menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia menatap ommar dan zahra bergantian, dan adiba tahu pria tampan itu serius akan jawabannya.

"raa.." sentuh adiba lagi, ada banyak tanya yang ingin ia lontarkan, namun adiba menahannya, ia hanya menatap zahra bingung.

"kalau begitu, beri aku waktu 1 minggu lagi, bagaimana?"

Ommar mengangguk lembut, mata indahnya terlihat bahagia,

"aku menunggu jawaban yang baik darimu zahra, perlu kamu tahu, aku benar-benar ingin menjadi suami kamu"

Zahra mengangguk paham, ia tahu pria tampan di hadapannya ini benar-benar serius padanya.

########

"raa..kamu nggak boleh egois begitu dong" ujar adiba sembari menyejajari langkah kaki zahra,

"kamu nggak bisa minta pangeran ommar menceraikan istrinya demi kamu.."

"kenapa nggak?" zahra memutar tubuhnya tiba-tiba menghadap adiba yang mendadak menahan langkahnya, wajah gadis tunisia itu terlihat kesal.

"kamu serius raa?, aku pikir kamu nggak mungkin sejahat itu?"

"hhhhhhh.." zahra menghembuskan nafasnya berat, ia melangkah kembali.

"raa..." panggil adiba sedikit keras, sampai mengundang perhatian orang-orang yang berada di sekitar.

"aku tahu adiba...aku tahu" zahra kembali membalikkan tubuhnya menatap adiba tajam,

"kamu pikir aku nggak bingung, jangan nambah kebingunganku deh"

Adiba mengernyitkan keningnya heran, zahra ngedumel dengan bahasa indonesia, gadis tunisia itu kelihatan penasaran.

"aku juga nggak mau jadi orang jahat adiba, tapi aku nggak tega menolak ommar begitu saja" lanjut zahra lirih, kini gadis itu kembali berbahasa inggris.

Zahra yang menunduk sendu, membuat gadis manis itu, merasa tak enak hati.

"raa..." panggilnya lembut menyentuh pundak zahra,

"kamu nggak perlu merasa nggak enakan, kalau kamu menyukai pangeran itu terima saja, tapi kalau kamu tidak ingin menjadi istrinya, kamu bisa menolaknya raa.., nggak ada yang bisa memaksamu, itu hakmu sebab kebahagiaanmu adalah milikmu sendiri"

"aku benci diriku sendiri adiba.." ujar zahra lirih, nyaris tak terdengar. Kepalanya masih menunduk dalam,

"aku mulai ragu akan diriku sendiri, selain rasa iba, sepertinya aku juga memiliki rasa untuk pria itu"

Adiba terhenyak mendengar jawaban zahra, tatapan matanya terlihat iba. Ia masih mengelus pundak zahra lembut,

"kenapa kamu nggak pertimbangkan untuk jadi istri ketiga?, di negara ini tidak akan ada yang mengatakan kalau kamu perebut suami orang. Di negara ini, pria semapan pangeran ommar wajar memiliki istri lebih dari 1 raa.."

Zahra mendongakkan kepalanya, menatap adiba sendu,

"aku tahu adiba, hanya hatiku yang tak menginginkannya, aku tak siap hidup di madu, berbagi suami dengan wanita lain"

Adiba merengkuh bahu zahra, mengajak gadis itu melangkah.

"kalau begitu, kamu harus tegas menolak pangeran ommar raa, kamu nggak boleh memberinya harapan palsu"

Zahra mengangguk lesu, wajahnya semakin terlihat sendu dan kusut. Mengapalah ia bisa terjebak masalah yang begitu rumit, sejujurnya zahra mulai bingung dengan perasaannya sendiri. Terus terang dirinya mulai merasa ketertarikan terhadap pangeran tampan itu, dan zahra sangat tidak menyukai perasaannya ini.

"apakah menurutmu...aku tak layak bahagia dengannya, walau harus pergi dari negara ini?"

Adiba menoleh kaget, matanya menelisik, mencari jawaban di mata zahra.

"apakah kamu akan bahagia telah merebut dia, bukan saja dari para istrinya, tapi dari orangtua dan juga dari negaranya?, apakah kamu yakin raa, kamu akan bahagia?"

"ahhhh..." dengus zahra frustasi, tanpa menjawab, ia berjalan cepat menuju halte meninggalkan adiba yang masih berdiri.

Zahra sangat bingung, hatinya berada di dua sisi yang saling berlawanan, hati nurani atau kebahagiaan yang tinggal digapainya.

Jika hati nurani yang dipilihnya, rasa kemanusiaan serta adabnya mungkin masih akan tetap terjaga, tapi jika kebahagiaan yang akan dipilihnya, zahra tahu pasti, hati nurani serta rasa kemanusiaannya akan hilang perlahan dari hatinya.

Walaupun zahra duduk dengan tenang di dalam bus, namun benaknya luar biasa berisik. Tawaran ommar tadi terus terang membuatnya ragu. Namun ucapan adiba tadi juga benar, apakah ia bisa bahagia merebut ommar dari semuanya.

Kepala zahra menggeleng tanpa sadar, gerakannya itu membuat adiba menatap iba ke arahnya, gadis tunisia itu tahu, saat ini pasti zahra sangat kebingungan.

Tapi ia juga yakin, zahra adalah gadis yang baik, 3 bulan ia mengenal gadis indonesia berparas cantik itu. Adiba belum pernah menemukan keburukan zahra, cara berpakaiannya yang sopan dan mengenakan jilbab besar saja, adiba yakin zahra adalah wanita yang sangat menjaga akhlaknya.

"aku tahu kamu tidak mungkin sejahat itu raa.." gumamnya pelan, mata gadis tunisia itu masih menatap zahra penuh keyakinan, bahwa gadis itu akan memilih jalan yang terbaik untuk masalahnya ini, mudah-mudahan saja.

Bersambung..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!