Season 2 - Pewaris Phoenix Api Xiao Chen.
Di saat umat manusia telah berada di ambang kehancuran, Xiao Chen pun bangkit dari kematiannya dengan kekuatan yang telah mencapai ranah Setengah Dewa. Namun, kematian Fang Hao dan juga kerabat-kerabatnya dari Kekaisaran Bintang Biru, membuat Xiao Chen marah besar.
Xiao Chen pun memasuki wilayah Suci Ras Iblis, dan puncak pertarungan umat manusia melawan Ras iblis pun terjadi, mengguncang dunia.
Akankah Xiao Chen membawakan kemenangan bagi umat manusia? Ataukah umat manusia akan benar-benar tenggelam dalam kehancuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 186
"Yun ... a— anak ini ...!?" ucap Xiao Chen, bertanya kepada Yun Xiao dengan nada yang bergetar.
Yun Xiao pun mengangguk ringan, ia pun menatap bayi kecil itu dengan tatapan penuh kasih sayang, tetapi ia segera memalingkan kembali pandangannya kepada Xiao Chen, lalu ia pun berbicara.
"Ya, dia anakmu, anak kita." kata Yun Xiao, dia tersenyum, tetapi dia menangis.
Pandangan Xiao Chen pun terus tertuju memandang anak kecil berusia lebih dari satu tahun itu. Walaupun anak perempuan itu belum mengerti apa-apa, tetapi dia nampak sangat senang di saat dirinya berada di depan Xiao Chen. Seolah-olah ada kehangatan yang telah lama hilang dari sosok yang sangat penting baginya.
"Pa pa pa..." anak itu bersuara seperti itu dengan nada yang begitu menggemaskan. Bagaimana mungkin itu kebetulan? Anak sekecil itu berbicara seolah-olah tengah memanggil ayahnya.
Air mata Xiao Chen semakin menumpuk di pelupuk matanya. Ia tak pernah menyangka bahwa dirinya telah melewatkan banyak hal. Dia juga tak pernah menyangka bahwa dia telah menjadi seorang ayah, di saat ia terus sibuk dengan keegoisan nya selama ini, dan di saat ada seorang wanita yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk kebangkitannya. Lalu, bagaimana Xiao Chen akan menjelaskannya kepada wanita itu, yang di mana wanita itu adalah Jian Yu.
Takdir memang tidak bisa di tebak. Kadang kala, seseorang telah berjuang semaksimal mungkin untuk mengubah takdir, tetapi tidak semua orang dapat merubahnya. Dan walaupun masa depan dapat ditentukan dengan kerja kerasnya, tetapi ada beberapa hal yang selalu tidak dapat mereka ubah. Seperti halnya sekarang ini, di mana takdir yang tak pernah diduga oleh Xiao Chen, ternyata menjadi masa depannya yang tak pernah terencanakan.
Saat itu, Xiao Chen pun menggendong anak perempuannya. Senyum dan tangis bercampur diwajahnya.
Sembari mengangkat tinggi anak perempuannya yang nampak riang, Xiao Chen menatap Yun Xiao. Kemudian dia berbicara, "Namanya ... Yun Chen, kan?" tanya Xiao Chen dengan nada yang rendah.
Yun Xiao pun mengangguk. Tanpa sadar, suasana duka yang menyelimuti Kuil Pemburu Iblis, kini berubah menjadi pertemuan antara seorang ayah dan keluarganya. Tetapi, duka tetaplah duka. Tidak semudah itu untuk melupakannya.
"Chen'er! Tunggu sebentar, ya! Ayah masih ada urusan penting yang harus ayah selesaikan!" kata Xiao Chen kepada anaknya.
Di saat Xiao Chen berbicara seperti itu, pandangan Yun Chen nampak senang. Kedua bola matanya yang hitam legam bagaikan air musim gugur, dan berkaca-kaca. Xiao Chen pun segera memberikan anaknya kepada Yun Xiao.
"Kak! Ayah dan Kakek ...." ucap Chu Yun, rendah.
Xiao Chen pun segera memeluk Chu Yun. Lalu berkata, "Sekali lagi, maafkan kakak, Yun'er! Kakak benar-benar tidak berguna!" ucap Xiao Chen.
Chu Yun pun melepaskan pelukan Xiao Chen. Nampak obsesinya terhadap Xiao Chen, bulan lagi tentang cinta, melainkan tentang kasih sayang seorang adik perempuan kepada kakak laki-lakinya.
Chu Yun pun menggelengkan kepalanya. Ia pun berbicara, "Tidak, Kak! Kamu adalah orang yang paling ayah dan kakek banggakan, begitu juga dengan aku. Aku yakin, kak Chen adalah bentuk kemuliaan bagi keluarga Chu, keluarga Xiao, dan juga untuk seluruh umat manusia." ujar Chu Yun.
Tetapi kepala Xiao Chen seketika menunduk, seolah-olah tak memiliki semangat. Namun, ia pun segera berjalan menuju peti-peti kayu. Dan untuk terakhir kalinya, ia menatap wajah sang Kakek Chu Tian Ge, ayah angkat, Chu Wang, dan sosok Kaisar Qin Feng yang mengenalkan Xiao Chen dengan dunia sesungguhnya.
Xiao Chen pun memberikan penghormatan terakhirnya kepada mereka yang telah gugur. Bahkan Xiao Chen pun memimpin upacara kepulangan para pejuang tangguh menuju surga. Obor api telah menyala, membakar peti-peti kayu yang ditempatkan di atas kayu-kayu bakar.
Suasana pilu, tetapi sebagai seorang praktisi bela diri, mereka tak akan menunjukan rasa sedih, walaupun hatinya terasa tertusuk pedang yang paling tajam. Dengan sikap sigap dan pemberani, semua orang di tempat itupun membungkukkan tubuhnya.
***
Beberapa jam kemudian.
Di Kediaman Pemimpin Kuil Pemburu Iblis, semua orang telah berkumpul. Bahkan Jian Yu, Yan Ling, Yun Xiao, Huo Qiang'er, Sheng Kun, Luo Li, Xie He, dan Ratu Phoenix Es Ling Bing, telah tiba di Kediaman Pemimpin Kuil Pemburu Iblis.
Mereka semua duduk di Aula Utama Kuil Pemburu Iblis, meja bundar yang besar, ukurannya bisa enam kali enam meter dan terbuat dari lapisan marmer.
"Tuan Yang Jian! Sebenarnya siapa yang sedang kita tunggu?" tanya Xiao Chen.
"Cih! Panggil aku ayah mertua! Kamu harus terbiasa akan hal itu!" ucap Yang Jian sembari mendecih pelan.
Namun, Xiao Chen segera memalingkan pandangannya kepada Jian Yu. Nampak Jian Yu pun menekuk wajahnya.
Itu jelas, siapa yang tidak akan sakit hati jika seseorang yang diperjuangkan nya ternyata telah memiliki seorang anak dari wanita lain.
Tiba-tiba, Ratu Phoenix Es Ling Bing bertanya kepada Xiao Chen.
"Tuan Muda Xiao Chen! Oh, tidak, maksudku... Putra Phoenix Api Xiao Chen! Bagaimana anda bisa bangkit hidup kembali? Aku ingin tahu kebenarannya!"
Lalu, Xiao Chen pun menceritakan proses kebangkitannya saat itu.
