NovelToon NovelToon
Hilal Untuk Halal

Hilal Untuk Halal

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: emha albana

Kisah cinta Halalillah dan Hilal dimulai dari sebuah rumah tahfidz, mereka memilih menjadi Volunteer, dan itu bukanlah keputusan yang mudah, berani menggadaikan masa muda dan mimpinya pilihan yang amat berat.

Menjaga dan mendidik para penghafal qur'an menjadi sebuah amanah yang berat, begitu juga ujian cinta yang dialami Halal dan Hilal, bukan sampai disitu, kehadiran Mahab dan Isfanah menjadi sebuah pilihan yang berat bagi Hilal dan Halal, siapa yang akhirnya saling memiliki, dan bagaimana perjuangan mereka mempertahankan cinta dan persahabatan serta ujian dan cobaan mengabdikan diri di sebuah rumah tahfidz?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emha albana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pandangan Pertama

Pagi yang sedikit berbeda bagi seorang Hilal, kepalanya seakan di pukul melihat sebuah pemandangan di pagi hari, pemandangan yang kontras dengan kehidupannya, pemandangan yang menyentuh sentimentilnya, pemandangan yang membuatnya mengerti arti bersyukur, dan pemandangan yang penuh ke-qan'ah-an.

Vika masih penasaran dengan sikap pria yang katanya sih 'calon suami-nya' itu, menyimpan pertanyaan yang membatin, "Siapa sih perempuan itu?"

"Apa hebatnya?"

Sampai-sampai seorang Hilal berhenti dan mau meluangkan waktu, hanya demi seorang gadis yang sedang mengais barang bekas.

"Eh, bukannya kamu yang kemarin calon guru Tahfidz itu kan?" Hilal membuka pintu mobile-nya dan langsung menghentikan aktifitas gadis yang sedanga mengais tempat sampah.

"Walaikum salam." Halal mengingatkan salam.

"Oh, maaf... Assalamualaikum..."

"Walaikum salam, yah benar, saya Halal pak, dan Bapak, Pak Hilal bukan?"

"Yah,..."

"Sudah ketiga kali kita bertemu yah Pak?!"

"Loh, dimana aja? Bukannya baru dua kali yah?!"

"Pertama di pemakaman, sewaktu kami sehabis memakamkan orang tua, kedua di rumah yatim dan Tahfidz, ketiga disini."

"Oh yaaaah?!"

"Bener pak."

"Jadi kerjaaaa...kerja kamu ngumpulin barang bekas gitu?!"

"Yah, seperti yang bapak liat."

"Terus kamu masih sekolah?!"

"Sudah mau lulus berapa Minggu lagi, dan ini Minggu terakhir kami ujian sekolah Pak."

Seperti Wanita pada umum-nya, Vika mulai bete melihat kelakuan Hilal yang mau menghabiskan waktu dengan gadis yang mengenakan seragam putih-abu, dibandingkan gadis cantik, putri pengusaha yang berada di dalam mobil mewahnya.

Yah, karena ada yang istimewa dari gadis itu, ada catatan dan ingatan khusus dari Halal yang ia temui kemarin dan hari ini, sampai-sampai seorang Hilal mau mendekat dan menemuinya, cowok yang terbilang cool, sedemikian excited nya bertemu dengan Halal.

"Kamu tinggal dimana?"

"Deket kok dari sini Pak, kurang lebih 1,2 kilo."

"Apa? 1,2 kilo kamu bilang deket?!"

"Yah, mungkin karena sudah terbiasa aja, jadinya deket."

"Terus sekolah kamu?"

"Itu di depan," Halal menunjuk dengan ibu jari-nya menunjukan letak sekolahnya.

"Sudah mau sampe." Tambahnya.

Vika pun sudah tidak bisa menahan kesal-nya, dan ia keluar dari dalam mobil.

"Lal, aku kesiangan." Pinta Vika yang berada di bibir pintu mobil.

Hilal menatap dingin ke arah Vika, "Yah, sebentar lagi."

"Sudah pak, kasian istrinya sudah kesiangan mau berangkat kerja."

"Istri??? Oh belum jadi istri." Tegas Hilal.

Memang nampak aura kecantikan Halal, dibandingkan Vika, hanya saja Halal tidak mengenal apa itu make up, Halal tidak kenal apa itu skincare dan tidak paham apa yang dimaksud fashionable.

Yang Halal tahu, pakaian gamis dengan hijab yang hampir menutupi separuh tubuh-nya.

"Yaudah, Minggu depan kamu sudah mulai aktif di Rumah Tahfidz kan?"

"Ya Pak, ..."

"Ok, see you next week."

"Ya Pak... walaikum salam." Seolah Halal memotong pembicaraannya dan meminta Hilal untuk meninggalkannya segera, demi menjaga perasaan Vika.

"Assalamualaikum...." Hilal langsung mengucapkan salam.

"Walaikum salam."

Hilal kembali kedalam kendaraan-nya, Halal hanya menatap dari kejauhan melepas laju kendaraan yang baru saja terhenti di hadapannya.

Di dalam mobil Vika mempertanyakan siapa gadis itu.

"Emangnya siapa sih?!" Tanya Vika yang sedikit tersinggung dengan sikap Hilal.

"Oh itu, calon pengajar di rumah Tahfidz."

"Sampai segitu-nya?!"

"Yah, karena aku baru tahu kalau dia seorang pemulung."

"Pemulung kamu terima kerja?"

"Bukan sembarang pemulung, dia penghafal Qur'an, dan nggak mungkin di terima di Yayasan kalo dia nggak ikut seleksi penerimaan pengurus."

"Aneh...!"

"Aneh-nya dimana?!"

"Aneh aja, sampe segitunya kamu temui dia dan rela ngabisin waktu hanya ngobrolin yang nggak penting."

"Bagi kamu nggak penting, bagi aku penting, aku yang segini gampangnya mendapatkan kebaikan dunia, tidak hafal Qur'an, sedangkan dia yang sudah payah nyari uang, bisa membagi waktu untuk menghafal Qur'an, 1001 wanita di kota yang masih mau menjaga Al-Qur'an."

Ucapan Hilal sedikit menyinggung Vika, perempuan kota yang tidak punya waktu untuk menghafal Qur'an.

"Cewek-cewek lain, mungkin aja Alquran di rumahnya cuma jadi pajangan dan berdebu, atau Alquran cuma sebatas Mahar, tidak untuk diamalkan, bukan nya begitu?!"

"Hey,masa aku harus cerita kalo setelah sholat Subuh, di rumah itu wajib baca Al-Qur'an."

"Lah itu kamu cerita, lagi juga kan cuma dibaca bukan diamalkan."

"Diamalkan seperti apa sih? Rasanya untuk jadi calon istri kamu itu harus sehabat Khadijah kali yah, sesabar Fatimah, dan setajir Bilqis?!"

"Ah, nggak juga, aku suka perempuan yang memiliki nilai lebih itu aja." Sindir Hilal.

"Jadi maksud kamu, aku nggak punya nilai lebih dibandingin pemulung tadi?!"

"Aku nggak bilang begitu yah, kamu sendiri yang bilang, dan aku nggak suka nge-banding-bandingin siapa pun itu."

Sepanjang jalan menujuh Butik, perselisihan terjadi di dalam mobil, Vika merasa dibanding-bandingkan dengan Halal si Pemulung.

"Oke Nyonya, sudah sampe di butik milik tuan putri Vika." Ucap Hilal.

"Kamu ngeledek yah?"

"Kok ngeledek sih? Kan memang sudah sampe bukan?!"

"Heeem, nyebelin banget sih kamu!!"

Hilal hanya diam, dan melanjutkan perjalannya menujuh tempat dimana ia janji bertemu dengan client.

______________&&&&___________

Tidak dengan Rizka, ia masih menyelesaikan cucian milik laundry, ia bergegas dan terburu-buru untuk segera berangkat ke sekolah, mengingat Minggu ini adalah penentu prestasi akademik mereka, dari sini lah awal jenjang akademik akan dimulai untuk melanjutkan langkah hidupnya.

Ia langsung meninggalkan laundry yang memang belum buka, Rizka Hanya menyicil pakaian yang mesti di selesaikan, selebihnya ia selesaikan selepas pulang sekolah nanti.

Halal merasa cemas, melihat tempat duduk Rizka masih kosong, apa lagi ini waktunya ujian akhir, ia mau menghubungi sahabatnya itu, hanya saja handphone miliknya di taruh di luar, karena tidak ada satu pun barang yang di bawa di dalam kelas, kecuali alat tulis.

Pintu gerbang sekolah segera ditutup, Rizka megemis ke Mang Haliman penjaga sekolah.

"Maaang, maaf terlambat, bukain dong Mang!!"

"Aduuh neng, makanya kalo mau ujian malemnya jangan bergadang, inget apa yang dikatakan bang Haji Rhoma Irama, begadang jangan begadang kalo tiada artinya."

"Duuuh Mang, udah ga ada waktu untuk bercanda, Rizka telat nih...."

"Iyaa....ya...sabar....ini juga dibukain, kalo bukan neng Rizka Mamang nggak mau buka, aslinyaa....*

Saat pintu gerbang terbuka, Rizka langsung berlari kecil menujuh kelas.

"Makasih yah Mang..."

"Sama-sama."

Perasan Halal sedikit legak, ketika sudah mendengar suara Rizka di luar kelas, ia segera masuk ke dalam kelas dan mempersiapkan alat tulisnya.

"Kenapa terlambat?!" Tanya Halal yang duduk di sebelahnya sambil berbisik.

"Disuruh selsain cucian dulu di laundry, katanya siang mau diambil yang punya."

"Oh...."

"Yaudah bismillah, semoga kita bisa sama-sama lulus dengan nilai terbaik."

"Amin." Jawab Halal.

Ruang kelas menjadi hening, setelah guru pengawas memimpin doa dan membagikan lembaran kertas ujian.

1
larasatiayu
mampir dong pls ke sholeh tanpa jilbab
Kim
iyalah,,,,karena Madrasah pertama seorang anak adalah Ibu,,,,jadi kita wajib menuntut ilmu
Kim
karena kesehatan adalah nikmat yg tiada tara
Kim
semakin banyak saingan pak Hilal
Kim
ayo ak Hilal,jangan sampai kalah start,,,keburu Halal di halalin orang nih🤭🤭🤭
Kim
jangan memaksakan kehendak bu,mungkin anda yg melahirkan,tapi Hilal juga punya pilihan sendiri,selama itu baik anda jadi orang tua wajib mendukung dan mendo'akan
Kim
bagus,,,,,jangan hiraukan ortu nya pak Hilal,,,,
Kim
gagal ungkapin perasaan deh,,,sabar dulu pak Hilal
Kim
nggk gitu juga bu konsep nya jadi orang tua
Kim
punya hak apa anda menghina mereka,,,,
Kim
apkah cerita ini terinspirasi dari kisah nyata kaka Author?🤔🤔🤔
Kim: wowwww,,,,salut buat adik kaka
i.g : emhaalbana: Kisah adik saya bernama Azizahtudzahra
total 2 replies
Supatmiah Winda
usaha travel umroh tapi ko kejar" cowok y
i.g : emhaalbana: Abinya kak, kalo Vika Butik
total 1 replies
Kim
ada yg lagi misi cari jodoh🤭🤭🤭
Kim
semoga saja bertemu,,,,

kalo kita pandai bersyukur,apapun yg Alloh kasih,akan terasa nikmat
Kim
kalian benar" 👍👍👍👍
kefakiran tidak menjadikan kalian kufur nikmat
Kim
bakalan ada kisah cinta yg rumit & menguras air mata
Kim
semoga Halal & Hilal
Rizk & iskandar🥰🥰
Kim
gerutuan papa Amrul mewakili suami" yg ada di dunia nyata
Kim
setuju sama Papah
Kim
pal Hilal gercep amat,semoga berjodoh sama Halal y pak🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!