Bijak dalam membaca😊
❗HANYA HALUAN AUTHOR, DAN NOVEL INI TIDAK MENGENAL AGAMA APAPUN❗
"Ahh..! " pekik Reqy sambil membuang jutaan kecebong ke dalam kantung pengamannya di dalam sana. Setelah itu bergegas mengeluarkan uang warna merah dari pouch bagnya dan mengusir wanita itu.
Reqy Sebanan adalah seorang duda matang, berusia 38 tahun yang dipecundangi oleh istri yang sangat dicintainya 10 tahun yang lalu. Reqy tahu istrinya mendesah di bawah kungkungan laki-laki lain, tapi dia tak bisa melakukan apapun.
Cinta yang teramat dalam membuat Reqy membiarkan dan memendamnya dalam hati, sampai talak itu jatuh ketika istri yang dicintainya berani menampar putra mereka.
Hingga Reqy dipertemukan dengan daun muda 19 tahun dari desa yang membuatnya kelimpungan.
Bagaimana kisah hot duda satu ini?
Ikuti ceritanya
by : Roro Halus
❗DILARANG PLAGIAT ❗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Hidup Baru
"Pergi dari pikiranku! Aaaaaaaaaaa!" teriak Reqy lagi membebaskan sesak dadanya.
Gila!
Reqy hampir gila melihat bayang-bayang Nia dimanapun!
"Hosh ... Hosh ... Hosh!"
Dada Reqy naik turun dengan irama yang cepat, jantungnya berpacu dengan cepat. Sekuat tenaga Reqy menetralkan dadanya.
"Bagaimana bisa gadis itu memporak-porandakan seorang, Reqy Sebanan!" gumamnya setelah sesak dadanya berkurang kemudian mengambil ponselnya.
"Bon, cari gadis itu sekarang juga!" titah Reqy sesaat setelah panggilan teleponnya terhubung.
"Bos, gila?" kata Boni ketus.
"Cepetan cari dia sekarang juga!" pekik Reqy dengan keras karena sangat frustasi.
"Aku sudah peringatkan! sekarang cari sendiri, Bos! Aku baru tidur! Ngantuk!" kesal Boni sambil melihat jam dinding pukul sebelas malam, kemudian langsung menutup ponselnya karena Boni baru saja tertidur setelah menyetir 8 jam lamanya.
"Aaaaaaaa ... Sialann!" pekik Reqy sambil membanting ponselnya di lantai.
Reqy meracau dan berteriak-teriak malam itu membebaskan diri dari sebuah rasa yang Reqy sendiri tidak mengerti.
Rasa bersalahkah?
Rasa Rindukah?
Atau virgin efek yang Boni ucapkan?
Reqy tidak tau.
Yang Reqy tau, hatinya gelisah dan sakit, dadanya naik turun dan sesak, jantungnya berpacu tak menentu, bayangan Nia selalu berputar di kepalanya.
"GADIS SIALANNNN!" pekik Reqy.
*****
Berbeda jauh jarak dari Penthouse Reqy, kini seorang gadis baru saja turun dari bus di terminal Senen---Jakarta Pusat.
Perjalanan 12 jam yang ditempuhnya dengan angkutan umum itu berhasil membawanya ke tempat yang sangat jauh dari kotanya berasal.
Meninggalkan keluarga yang jahat dan juga kenangan yang indah sekaligus menyakitkan saat kesuciannya harus dia berikan secara sukarela.
Nia tidak pernah menyesali kehilangan kesuciannya karena dia pun sangat menikmati kegiatan itu bersama Reqy, namun, ucapan Reqy saat memintanya menjadi pelacur pribadinya sangat menyakitkan.
penghinaan itu menggores hati Nia.
Gadis itu berjalan menuju sebuah masjid yang besar didekat terminal untuk duduk dan berfikir sejenak akan kemana dia pergi karena hari masih malam.
Gadis itu tidak memiliki tujuan ke Jakarta, yang gadis itu tau dia harus segera pergi dari Jogja jika tidak ingin di jual kembali oleh orang-orang biadab itu.
Nia pun memilih untuk membersihkan diri di masjid agar otaknya bisa berfikir jernih.
'Gadis yang gak punya tempat tinggal! Gadis mengenaskan yang tidak punya tujuan hidup! Gadis yang sudah tidak gadis lagi! Hahahha ... Mana ada yang mau menikahi gadis sepertiku!' batin Nia sambil membersihkan diri.
Maka dari buah pemikirannya itu, Nia bertekad tidak akan bergantung dengan laki-laki.
Setelah selesai membersihkan diri Nia memutuskan untuk bermalam di masjid ini, karena jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Diluar akan lebih berbahaya ditambah lagi Nia tidak mungkin mencari kontrakan tengah malam!
Dia duduk di pojokan dekat lemari tempat mukena dan al-quran, meringkuk memeluk dirinya sendiri hingga terasa hangat dan Nia tertidur.
"Hey ... Nona! sudah waktunya sholat subuh! Nona bangun!"
"Eghhhh!" lenguhan Nia saat tidurnya terganggu.
"Bangun, mau subuh nona!" kata bapak-bapak takmir masjid itu.
"Oh, makasih pak! Maaf saya ketiduran!" kata Nia sambil bergegas bangun.
'Ternyata subuh di Jakarta sudah terang, huaaaa ... laparnya! cari makan ah!' batin Nia sambil berjalan keluar dari masjid berjalan menuju jalan raya.
'Segarnya! Ah senangnya! Selamat datang Jakarta! selamat datang hidup baru yang bahagia!' batin Nia teriak-teriak.
Nia berjalan dengan senyum yang tidak luntur hingga menemukan pedagang kaki lima yang berjualan nasi bungkus di sebrang jalan.
Melihat itu, Nia melanjutkan langkahnya ke sebrang jalan untuk membeli makanan itu karena sangat lapar.
Chiitttt!
Tin!Tin!
"Gimana sih, Mbak!" kata seorang pria dari kaca jendela mobilnya yang hampir saja menabrak Nia.
"M—maaf, Mas! saya kurang hati-hati!" jawab Nia menunduk saking takutnya.
"Untung saja tidak tertabrak! Itu lo, Mbak, ada jembatan layang kalau mau menyebrang!" kata laki-laki itu melunak.
Sontak Nia yang menunduk itu melihat ke arah telunjuk mas-mas itu.
"Loh! Tania?" kaget laki-laki yang ada di mobil itu.
"Eja!" pekik Nia kegirangan melihat teman sewaktu sekolah Dasar dulu saat masih tinggal di Bandung bersama ibunya sebelum operasi kelainan jantung itu.
Yah, saat yang sama dengan Reqy menolong ibu Tania, karena saat itu Reqy baru saja mengetahui istrinya punya skandal dengan asisten pribadinya di Vila.
Dulu, Nia besar di Bandung.
"Masuk sini, Nia! aku antar, ayo! Lama kali kita gak ketemu!" kata Eja memanggil Nia dan Nia pun mengikuti perintah Eja.
Nia kemudian masuk ke samping kemudi, duduk di sebelah Eja, "Eja lama banget gak ketemu, apa kabar?" tanya Nia.
"Kabar buruk, kau meninggalkan sekolah tanpa kabar!" kata Eja cemberut.
"Ja-Eja, masih kayak anak kecil aja!" kata Nia.
"Kamu mau kemana nih? Sarapan dulu yuk sambil ngobrol! Habis itu aku antar!" kata Eja.
"Boleh, kebetulan aku sangat lapar!" jawab Nia sambil terkekeh dan kemudian Eja membelokkan setirnya menuju sebuah jalan yang lebih sempit namun banyak sekali pedagang di sini.
"Kamu kuliah disini, Nia? kenapa waktu itu menghilang!" tanya Eja.
"Kuliah?" tanya Nia.
"Iya. Aku lulus tahun kemarin langsung masuk kampus Nia, ambil ekonomi dan bisnis! Tahun depan aku ada pertukaran pelajar di Columbia University!" cerita Eja menggebu-gebu karena bertemu dengan teman kecilnya.
"Eja-Eja kamu ini masih sama saja, wahhh selamat ya!" jawab Nia.
'Oh iya, aku kan berhenti sekolah satu tahun! aku lulusan SMA yang tua, aku lupa!' batin Nia
"Tapi orang tuaku memintanya lebih cepat berangkat ke New York, hah urusan merekalah!" kata Eja sambil menepikan mobilnya di sebuah restoran gudeg.
"Heheha iya Ja, pokok selamat ya!" kata Nia, "Gudeg cocok untuk sarapan pagi!" lanjut Nia sambil memekik kegirangan.
"Hehe ayuk makan, setelah ini giliran kamu yang cerita!" kata Eja sambil menarik tangan Nia memasuki restoran itu.
Mereka pun makan dengan lahapnya, Eja adalah nama panggilan dari Reza Louxy Grenada, Putra sulung dari keluarga Grenada yang memiliki bisnis di bidang frianchise restoran ayam goreng yang sangat terkenal di dunia.
Memiliki seorang adik perempuan yang hanya selisih satu tahun di bawahnya, yaitu baru saja lulus sekolah menengah atas, berarti sama dengan Nia saat ini.
"Ayo sekarang giliran kamu bercerita tentang hidupmu!" todong Eja sambil duduk memandang intens Nia di depannya.
Kemudian Nia menceritakan semuanya pada Eja, tanpa terkecuali, tanpa di kurangi dan tanpa di lebihkan.
"Hah! Fuckk Man! Nia, kamu gila!" pekik Eja.
"Aku sadar sepenuhnya, dan memberikannya sukarela!" kata Nia dengan ekspresi sedihnya.
"Lalu apa rencanamu sekarang?" tanya Eja.
"Aku juga gak tau, Ja! Aku pun tidak tau apa alasan aku hidup di dunia ini!" kata Nia.
"Ayo cari tempat tinggal untukmu, dan daftar lah kuliah selagi tahun ajaran baru. Kamu bisa sambil bekerja part time di tempatku!" kata Eja memberi saran.
"Beneran?" tanya Nia.
"Ya, Aku memegang salah satu cabang di dekat kampusku. Daftarlah di sana, Nia!" kata Eja.
Nia pun mengangguk menyetujui saran Eja, Nia sangat bersyukur bertemu dengan Eja hari ini dan membantunya.
Urusan berkas, Eja juga siap membantu Nia dengan kekuatan keluarganya.
Mereka pun berangkat mencari kos-kosan di sekitar kampus yang sangat terkenal di sana, sekiranya dekat dengan cabang restauran ayam milik Eja.
Detik itu juga, Nia mulai memiliki semangat hidup, Nia bertekad akan menjadi wanita yang kuat dan berpendidikan untuk kehidupan yang lebih baik untuknya.
Bertemu dengan Eja adalah takdir yang sangat Nia syukuri.
'Semangat Nia! Jadikan yang kemarin mimpi buruk saja! Berjuang! Aku akan memulai hidup baru dan juga pribadi yang baru! Aku tidak akan menjual barang di antara pahaku untuk bertahan hidup! Aku harus menjadi wanita berkelas agar tidak sembarang orang bisa seenaknya membuatku membuka paha!' batin Nia bertekad.
Setelah mendapatkan sebuah kamar kos yang layak untuk digunakan, Eja membantu Nia untuk mengisi kamar dan juga barang yang dibutuhkan Nia.
Nia sangat senang menyambut hari barunya, Nia membeli kebutuhan dengan uang yang di berikan oleh Reqy dan membuat rekening dengan bantuan Eja untuk menyimpan uang tersebut.
Nia tidak tau jika uang yang dilempar Reqy kemarin jumlahnya 500 juta, Nia kira hanya 100 juta dan Nia tidak menghitung. Apalagi Nia tidak pernah memegang uang sebanyak 100 juta sebelumnya, sehingga dia tidak tau jika uang itu lebih.
'Pak, kamu berhasil membuatku seperti pelacur!'
Bersambung....
Lanjut gak nih?