Dimas, seorang Mahasiswa miskin yang kuliah di kota semi modern secara tidak sengaja terpilih oleh sistem game penghasil uang. sejak saat itu Dimas mulai mendapat misi harian
misi khusus
misi kejutan
yang memberikan Dimas reward uang IDR yang melimpah saat misi terselesaikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon slamet sahid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakak Beradik Santoso
Kakak Beradik Santoso
Nun jauh dari Kotamadya Solokarta, tepatnya di salah satu desa yang cukup terpencil di salah satu wilayah kabupaten Wanagari.
Οrang yang paling penting di Silogiri adalah Joni Santoso, tuan tanah yang tinggal di sebuah rumah besar bercat merah di seberang jalan setapak untuk masuk ke desa Silogiri. Istrinya sudah lama meninggal dan ia mempunyai dua orang anak laki-laki bernama Hari Santoso dan Fendi Santoso yang biasa dipanggil Pendi. Pendi tinggal di rumah saja dan tidak bekerja setelah lulus SMA. Hari Santoso anak yang tertua, adalah seorang pemuda cukup tampan, baik hati dan diharapkan orang tuanya untuk menikah dengan Astrid Kartono, seorang gadis desa yang terkenal cantik dan sangat ideal untuk mengurus rumah tangga nantinya, Setidaknya itu yang dipikirkan Joni sebagai orang tua.
Dan keputusan ini sepertinya sangat mendesak, Karena Putra sulungnya akhir-akhir ini nampaknya tidak sebahagia sebagaimana seharusnya.
Pendi adalah seorang pemuda yang tidak begitu tampan, berwatak dengki dan amat senang minum-minuman keras dan bertaruh judi di desa.
Pada suatu Pagi menjelang siang di teras rumah Keluarga besar Joni Santoso, Terlihat Hari Santoso sedang menunggu adiknya di ruang tamu dengan muka yang agak kesal. Ketika akhirnya Pendi masuk dalam keadaan sempoyongan setengah mabuk, Hari berkata dengan wajah yang penuh kebencian,
"Saya sudah harus menyerahkan uang sewa sawah dari pak Edi kepada tuan tanah, atau kalau tidak, Saya terpaksa mengatakan padanya bahwa saya sudah menyerahkan uangnya kepadamu. Ia pasti akan memeriksa hal ini dalam waktu yang singkat, sebab ia sedang membutuhkan banyak uang. Kamu tahu kan apa akibatnya bagimu kalau ia mengetahui bahwa kamu telah memakai uangnya lagi. Karena itu cepatlah kaucarikan uang penggantinya, mengerti?".
"Oh begitukah," jawab Pendi, "mengapa tak kaucari sendiri uang itu dan menolong saya dari kesulitan ini. Dapatkanlah uang itu untuk mengganti uang yang kupakai. Ingat, Saya dapat membuat kau diusir dari rumah ini pada suatu hari, kalau saya laporkan pada tuan tanah bahwa kau telah selingkuh secara diam-diam dengan seorang wanita bersuami bernama Yani wibowo, dan kemudian sayalah yang akan menggantikanmu sebagai anak laki-laki Pewaris Keluarga Santoso. Bagaimana, Saya yakin kau mau mencarikan uang sebanyak tiga juta IDR itu, bukan?"
"Bagaimana caranya saya mendapatkan uang itu?,Saat ini satu juta pun saya tak punya," jawab Hari.
"Bawalah kalung emasmu ke rumah pak Yanto di desa Brojol Besok, lalu jualah pada istrinya, Ia sudah lama menginginkan sebuah kalung emas seperi milikmu," kata Pendi.
"Tidak bisa, saya bisa melepas kalung ini apalagi menjualnya sembarangan, sedangkan kalung itu peninggalan berharga dari mendiang Ibu, " jawab Hari.
"Oho!" Teriak Pendi. " Ternyata itu juga cuma peninggalan Ibuk. berarti aku juga berhak atas setengahnya bukan? "
"Omong kosong! Bukankah saat itu Bapak juga memberikanmu beberapa cincin dari Ibu?! " Bantah Hari tak mau kalah.
"Kesabaranku hampir habis," kata Hari. Wajahnya pucat karena marah.
"Oh, lantas? " Tanya Pendi menantang.
Hari adalah Pemuda yang sebenarnya berjiwa pengecut. Ia bahkan tidak pernah berani kepada adiknya ini secara nyata.
"Baiklah, Akan ku lakukan seperti apa yang telah kau katakan," kata Hari dengan muka yang murung. " Tapi kukatakan, ini adalah terakhir kalinya Aku menolongmu, Karena ini merupakan benda terakhir yang dapat kusebut milikku."
"Woke Kakak " jawab Pendi dengan gembira.
"Saya akan menjual kalung peninggalan Ibu ini untukmu besok."
"Maukah kau menjual kalung itu dengan jujur dan menyerahkan semua uangnya padaku?". pinta Pendi tanpa malu.
"Apakah kamu nyata?," jawab Hari. "Saya akan menjualnya berapa itu terserah saya bukan, yang pasti uang tiga juta untuk mengganti uang sewa sawah aku kembalikan pada Bapak."
Kemudian Hari masuk pintu utama di belakangnya dengan keras dan dibiarkannya Pendi yang berumur dua puluh tahun itu tenggelam dalam pikiran-pikiran mabuknya.
Dengan ketampanan wajahnya itu Hari sudah berselingkuh dengan seorang wanita bersifat buruk secara diam-diam.
.