Artara terpisah dari teman-temannya saat satu kelas terpanggil ke dunia lain.
Disaat semua orang terpanggil di sebuah kerajaan, hanya Artara yang terpanggil ke sebuah pulau aneh.
The Island Of Dark Forest, pulau yang dipenuhi monster-monster mengerikan bersemayam.
Artara bertahan hidup di pulau yang mengerikan itu, tapi dia tidak usah khawatir tentang kematian, berkat job Immortal yang dia miliki.
Walaupun begitu, dia mengalami kematian yang terus berulang, dan di setiap kematiannya, dia akan naik level. meski harus menahan sakit dari kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Spiral King, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilar Cahaya II
Selama satu bulan terakhir pilar cahaya masih bersinar menembus langit.
Tidak terjadi apapun selama sebulan itu, orang-orang mulai tidak terlalu menghawatirkan tentang apa yang terjadi, mereka semua melakukan aktivitas seperti biasa. Menangkap ikan, berdagang, dan melakukan pekerjaan seperti sedia kala.
Para bala bantuan dari aliansi datang setengah bulan setelah pilar cahaya muncul. Jarak antara kerajaan Gurona dan aliansi memang cukup jauh, kerajaan Gurona berada di pinggiran benua, sementara sebagain dari kerajaan aliansi berada hampir ditengahnya.
Semua bala bantuan aliansi tinggal di istana sebagai tamu raja. Selama lima belas hari di kerajaan Gurona, mereka beberapa kali memantau pilar cahaya dari dermaga, dan selama hari-hari itu juga mereka mulai saling mengenal satu sama lain.
Di ruang latihan istana Gurona.
Elrick berlatih pedang bersama Roku si Panglima Paladin dari kerajaan Suci Marias.
Berkat latihan bersama Roku, gerakan Elrick semakin hari semakin terarah, dia juga banyak mempelajari ilmu pedang, keterampilannya terasah begitu signifikan berkat latihan sparing. Meski baru menjalani satu setengah bulan di dunia lain, dia sudah mampu mengimbangi pergerakan Roku, walau dia selalu mengalami kekalahan dari puluhan sparing yang mereka lakukan.
Elrick menyeka keringat di pipinya."Aku kalah! Tuan Roku memang hebat, seorang Panglima Paladin memang bukan isapan jempol!"ucapnya memuji.
Roku mengulurkan tangannya, membantu."Tuan Elrick sudah berkembang dari pada awal kita latihan! Kau juga banyak mempelajari gerakan pedang ku, padahal kita baru sepuluh hari berlatih bersama."
Elrick meminum air yang dia ambil sebelumnya."Kau terlalu memuji. Serangan ku bahkan tidak pernah mengenai mu satu kali pun, aku hanya menghindar saja selama ini."
"Para bawahan ku bahkan tidak bertahan lebih dari satu menit saat melawan ku, kau yang paling lama! Mereka selalu kagum setiap melihat kita berlatih, pujian seperti itu memang pantas untuk mu."ucap Roku ikut duduk di pinggir lapangan.
"Ku dengar kau datang dari dunia lain yang sama dengan Saintess baru kami?"tambahnya bertanya.
"Maksudmu Bu Aru yang sebulan lalu dikirim ke kerajaan Suci Marias?"
"Benar sekali!"ucap Roku antusias."Saintess Aru, beliau katanya dari dunia lain yang dipanggil sebagai pahlawan oleh kerajaan Anarsia, tapi setelah mengetahui jika job beliau seorang Saintess. Raja Anarsia mengirim beliau ke kerajaan Suci Marias, untuk melatih kemampuan sucinya."ucapnya dengan mata berbinar-binar.
"Kedatangan beliau disambut hangat oleh masyarakat dan gereja suci. Beliau sangat cantik, pintar, dan baik hati! Dia adalah manusia paling sempurna, banyak orang mengidolakannya termasuk diriku."tambahnya.
Elrick sempat tersedak mendengarnya.
Dalam hatinya dia sempat berpikir."*Jika Tuan Roku tau kalau Bu Aru adalah guru yang galak, bagaimana ya ekspresinya*?"
"Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja! Bu Aru memang orang yang cerdas."
Selama sesi istirahat itu, Roku terus saja membicarakan Saintess yang dia idolakan. Dia bahkan menanyakan banyak hal pada Elrick tentang kehidupan Bu Aru di dunia mereka. Pertanyaannya begitu bertubi-tubi, sampai-sampai Elrick kalang kabut memilih jawaban yang tepat. Dia tidak mungkin mengatakan jika gurunya itu galak.
Pagi menjelang siang.
Raja dan para tamu istana melakukan rapat tentang pilar cahaya. Hanya para ketua yang mengikuti rapat, seperti Elrick dari party pahlawan, Gram ketua White Cloud, Rulagas ketua Kelompok Pembunuh Naga, Roku si Panglima Paladin, Gurandal sang Komandan Kerajaan, dan tentunya yang paling penting, Raja Goerge Valkin Raja kerajaan Gurona.
Pria dengan rambut kuning kecoklatan, sekiranya umurnya 25 tahun memulai percakapan. Dia Gurandal."Yang Mulia, selama sebulan terakhir ini tim pengintai yang memantau pulau Kematian memberikan informasi pada saya, jika ada perubahan pada sekitar pulau. Tidak seperti biasanya gelombang ombak yang tidak pernah diam tiba-tiba berhenti seperti tertidur. Para pengintai yang saya perintah juga mengetakan kalau tanda-tanda keberadaan Sea Serpent di sekitar pulau juga ikut menghilang bersama ombak."
"Kemana perginya mereka? Selama ratusan tahun mereka tidak pernah meninggalkan pulau. Apa semua ini karena pilar cahaya?"ucap Raja Goerge.
"Kemungkinan besar mereka tidak pergi meninggalkan pulau. Mereka masih ada disekitar, hanya saja sepertinya mereka tertidur atau hibernasi. Saya berspekulasi jika para Sea Serpent tertidur berkat pilar cahaya, tapi saya masih belum bisa memastikannya."
"Saya punya usulan untuk anda! Bagaimana kalau kita kirim para kriminal sebagai umpan? Perintahkan mereka berenang menuju pulau untuk mengetahui apakah Sea Serpent memang hibernasi."tambahnya Gurandal menatap Raja.
Elrick berdiri tegas, menolak."Saya tidak setuju dengan usulan tuan Gurandal!"
"Menjadikan manusia sebagai umpan, itu bukan perbuatan terpuji! Meski mereka kriminal sekalipun."lanjutnya tegas.
Gurandal berdiri tegas."Mereka bukan manusia! Mereka pembunuh, pemerkosa, perampok, dan pedagang budak. Manusia tidak melakukan hal keji seperti itu! Tuan Elrick baru satu setengah bulan di dunia ini kan? Kau belum pernah melihat dunia yang sebenarnya."ucapnya tegas.
"Kau terlalu baik untuk menjadi pahlawan, buang segera sifat itu sebelum menjadi pedang bermata dua suatu saat nanti."tambahnya menatap Elrick.
"Tapi tetap saja."suara Elrick pelan tidak dapat menyangkal.
Roku mengangkat tangan, menyela."Aku juga tidak setuju dengan usulan seperti itu! Menjadikan para kriminal sebagai umpan, itu sama saja dengan kita menjadi pembunuh."ucapnya santai, tapi mantap.
Gurandal tersenyum setengah."Aku tidak menyangka dua kerajaan mengirim bala bantuan dengan sifat seperti ini. Konyol sekali!"balasnya remeh.
Ruang rapat santai sejenak.
Raja ikut dalam pembicaraan mereka yang panas.
"Aku tau dengan apa yang terjadi dengan keluargamu dulu Gurandal. Tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk berdebat, kita semua aliansi. Jadi akan lebih bagus jika kita membicarakannya baik-baik."ucap Raja santai menatap Gurandal.
Gram mengangkat tangan ingin mengikuti percakapan."Bagaimana kalau kita lakukan voting?"
"Aku suka yang begini!" Ucap pria botak dengan penampilan nyentrik. Rulagas ketua Pembunuh Naga."Bagaimana? Apa semuanya setuju dengan usulan voting dari gram?"tambahnya.
Semua orang setuju dengan voting tersebut, termasuk Raja dan Gurandal. Aturan voting, setiap orang memiliki satu poin kecuali Raja Goerge yang memiliki dua poin.
"Kita mulai votingnya, dimulai dari yang tidak setuju!"ucap Gram."Yang tidak setuju silahkan angkat tangan kalian!"lanjutnya.
Satu, dua tangan mengacung ke atas. Elrick dan Roku yang paling pertama, lalu disusul oleh Gram yang ikut mengangkat tangannya.
"Totalnya ada tiga. Sekarang yang setuju dengan usulan tuan Gurandal, silahkan angkat tangan!'
Gurandal lekas mengangkat tangannya, disusul oleh Rulagas yang mengikuti.
"Poin 3 lawan 2, tapi masih belum selesai. Yang Mulia, sekarang giliran anda untuk memilih. Poin anda akan mejadi penentu kemenangan bagi kedua pihak."
Raja menarik nafas dalam-dalam, dia menatap Gurandal yang duduk didekatnya." Aku memilih untuk tidak menyetujuinya!"
Gurandal terkejut menatap Raja, dia lantas protes."Yang Mulia, apa anda benar-benar tidak setuju?"tanyanya memastikan.
"Aku tau kau kecewa dengan aku yang tidak menyetujuinya! Tapi dari pada membunuh para kriminal, lebih baik menggunakan mereka sebagai tenaga kerja. Sekarang kerajaan kita memerlukan banyak tenaga kerja. Apa kau bisa mengerti?"ucap Raja pelan menenangkan Gurandal.
Gurandal berdiri lalu mendorong kursinya."Terserah anda! Saya permisi."ucapnya pergi meninggalkan ruang rapat.
Ruang rapat dingin sejenak.
"Arhh... Dua pasti selalu begitu, setiap merajuk dia pasti akan pergi begitu saja."ucap Raja.
"Merajuk?"ucap Elrick bingung.
"Ya, merajuk! Saat kecil dia selalu begitu! Aku tidak berpikir jika sifat itu masih ada pada dirinya, padahal dia sudah 25 tahun."
Elrick semakin penasaran."Ngomong-ngomong hubungan anda dengan Komandan Gurandal seperti apa?"tanyanya.
"Dia anak angkat ku. Saat umurnya 5 tahun, kedua orang tuanya meninggal akibat serangan bandit di desanya. Dia satu-satunya orang selamat dari penyerangan berkat bersembunyi di lemari, aku membawanya ke istana lalu menjadikan dia sebagai anak angkat."ucap raja bercerita.
"Kalian tidak usah khawatir tentangnya! Aku akan bicara dengannya agar dia paham."tambahnya.
Rapat selesai dengan party pahlawan, White Cloud, dan Pasukan Paladin sebagai orang yang akan pergi menuju pulau Kematian. Namun tidak untuk sekarang, mereka memerlukan setengah bulan untuk persiapan, sekaligus memperkuat diri. Itu adalah usulan dari Elrick dan Roku, walau usulan itu sempat di larang oleh Raja karena Sea Serpent bukan lawan yang mudah, sekaligus mereka tidak mengetahui monster apa yang ada di dalam pulau. Namun Elrick bersikeras dan itu di dukung oleh Gram yang akan menjadi bagian dari mereka.
Semua orang berdiri dari duduknya, rapat selesai dan mereka akan melakukan persiapan. Tapi tiba-tiba dari jendela istana terlihat dua pilar cahaya lain yang muncul, meski ukurannya lebih kecil dari pilar pertama, tapi itu tetap mengejutkan semua orang.