Kehidupan kali ini sangat buruk, Fen Hui ingin mengubah nasib nya. Tidak seperti kehidupan sebelumnya, dia hidup serba kecukupan. Tapi kali ini hidupnya tidak mudah, makan hanya dengan kentang dan ubi. Gandum yang ditanam di ladang tidak bisa dimakan! ayah yang selalu mengutamakan belajar dan bersenang-senang. Datang kerumah hanya untuk mengeruk uang ibunya, tidak bisa dibiarkan! kali ini Fen Hui ingin makan enak dan hidup nyaman sama seperti dikehidupan sebelum nya.
Jadwal update;Selasa,Rabu,Kamis,Sabtu dan, Minggu.
Libur Reguler;Senin dan Jum'at.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat ulang tahun Lao Ye
Malam ini rumah tua sangat ramai, kedua anaknya merayakan ulang tahun Fen Jiao. Putera keduanya Fen Gu membawakan bebek peking sebagai hadiah. Isterinya memasak bebek itu dengan hati-hati, dia juga membawa kedua anak kembarnya Fen Sue dan Fen Xie. Anak perempuan kembar itu duduk di samping Ibunya Ji Aling.
"Ho...dimana adik ipar Fen Hua?"tanya Fen Li, di keluarga nya hanya dirinya yang belum menikah.
Entahlah meskipun Pak tua Fen Jiao, mencarikan wanita berlatarbelakang bagus. Anak itu menolaknya, berapa kali dia menolak? 30 kali! Pak tua akhirnya menyerah tidak mau lagi mengurus anaknya.
"Dia pasti akan datang."ucap Liu Meng Yi.
Bertepatan dengan ucapannya, suara pintu diketuk terdengar. Fen Li bergegas membuka pintu, Fen Qian muncul bersama ke 4 anak nya, membawa satu panci mie panjang umur. Dan semangkuk tembikar besar saus jamur, Fen Li mempersilahkan mereka semua masuk.
"Lao Ye, selamat ulang tahun!"ucap Fen Hui dan Fen Mei secara bersamaan.
"Selamat ulang tahun Lao Ye, semoga umur mu semakin panjang dan di berikan kesehatan serta berkah dari tuhan."Fen Qian dan Fen Xiang ikut memberikan ucapan selamat pada Kakeknya.
"Ohoho.. cucu-cucu ku terimakasih, Lao Ye sangat senang kalian datang kemari."Pak tua Fen Jiao memberi isyarat agar ke empat anak itu duduk di salah satu meja.
Meja khusus anak-anak dan orang dewasa di pisah, ini berguna agar anak-anak tidak bingung dengan pembicaraan orang dewasa. Mereka bisa berinteraksi dengan anak-anak lainnya.
"Lao Lao, Aniang membuat kan Mie panjang umur dengan telur rebus sebanyak dua biji khusus Lao Ye!"Fen Mei menatap Neneknya penuh antusias.
Liu Meng Yi tertawa senang,"benarkah? Terimakasih sudah memberitahu, duduk bersama Tang jie dan saudara- saudari mu. Lao Lao sudah menyiapkan hidangan lezat disana."
"Umm, terimakasih cucu ini akan pergi ke meja sebelah sana!"Fen Mei berjalan pergi menghampiri ketiga Kakak nya dan kedua sepupunya.
Fen Hui menatap bingung Fen Su dan Fen Xiu, dia tidak tau memiliki saudara lain dari pihak ayah.
"Fen Su lama tidak bertemu, kau terlihat semakin berisi."Fen Xiang menyapa sepupunya.
"Huh, kenapa kau mengatakan ku semakin berisi? Tidak sopan!"Fen Su membuang muka kesal.
Baru bertemu sepupunya sudah mau mengajak ribut, Fen Xiang semakin gencar ingin menggoda sepupunya. Akan tetapi Fen Qian menepuk bahunya, memberitahu untuk menjaga sikap saat berada dirumah tua.
"Tang Jie, aku sangat senang bertemu dengan kalian lagi."Fen Mei menatap kedua anak kembar itu.
"Mei'er kita tidak bertemu dalam beberapa bulan saja, tapi aku senang mendengar nya."Fen Xiu tersenyum tipis.
Gadis kecil itu duduk disampingnya, memperlihatkan tatapan memuja. Dia mendengar Fen Xiu memiliki keterampilan menyulam sangat baik, dia tertarik dengan menyulam.
"Oh siapa dia?"Fen Su menatap Fen Hui asing dimatanya.
Wajar saja Fen Su tidak mengenali Fen Hui, gadis itu tidak pernah datang kemana pun selama beberapa tahun. Terakhir kali mereka bertemu diusia 6 tahun saat tahun baru, penampilan Fen Hui jauh berubah.
"Kau sungguh tidak tahu?"Fen Qian terkejut.
Yah, mengingat kedua sepupunya tidak pernah bertemu dengan adiknya. Dia bisa memakluminya, Fen Xiu memperhatikan Fen Hui dengan serius. Seakan sedang mencoba mengingat garis wajah yang familiar.
"Aku Fen Hui, lama tidak bertemu sepupu."Fen Hui memperkenalkan dirinya.
Fen Su dan Fen Xiu terkejut setengah mati, Fen Hui? Mereka ingat! Gadis kecil Kumal, dengan rambut lengket dan bau. Mereka dulu merengek dan menangis tidak mau mendekati nya sama sekali. Tapi sekarang wajah putih pucat tanpa noda, rambut hitam nya terlihat tidak lengket dan ringan. Pakaian nya tidak sekumal dulu, terlihat jelas bahwa itu dicuci dengan baik. Tidak ada bau tidak enak menguar dari tubuhnya, benar-benar berubah 180 derajat.
"Fen Hui? Ya ampun, aku tidak mengenali mu sama sekali kau dulu sangat Kum..."mulut Fen Su di tutup oleh tangan Fen Xiu.
Gadis itu membisikkan sesuatu pada Kakak nya,"jangan mengatakan itu, dia akan tersinggung."
Suaranya begitu rendah nyaris tidak bisa didengar, mata Fen Su mengerjai beberapakali. Dia paham dan berdeham sedikit membetulkan posisi duduknya.
"Kami ingat, kita dulu pernah bertemu."Fen Xiu tersenyum manis.
Fen Su mengangguk saja,"karena kita sudah saling menyapa, mengapa tidak makan sekarang?"
"Ya, mari kita makan."angguk Fen Xiang.
Ada beberapa hidangan diatas meja, nasi beras merah, tumis sayur, dan tumis daging. Beberapa camilan enak seperti Fa Gao kue keberuntungan.
Beberapa sumpit melayang menjepit hidangan-hidangan yang disajikan, Fen Hui makan dengan tenang, sementara Fen Mei makan dengan heboh karena berebut dengan kedua Tang jie nya.
Malam semakin larut, Fen Qian menggendong Fen Mei. Gadis itu tertidur didekapannya, selesai merayakan ulang tahun Lao Ye mereka semua membubarkan diri. Dan pulang kerumah, kecuali keluarga Fen Gu, mereka menginap dirumah tua karena pergi ke desa sebelah saat malam hari sangat berbahaya.
Begitu sampai dirumah, Fen Mei diletakkan keatas kasur jerami, Fen Hui mencuci kaki dan tangannya lalu duduk di atas karpet anyaman. Menyalakan minyak dan mengeluarkan isi dari tabung bambu, ratusan tembaga keluar dari dalam tabung itu.
Fen Hui menatap uang yang di kumpulkan nya, dia menghitung nya kali ini karena sebelumnya sisa uang yang tidak pernah dia gunakan dimasukkan kedalam tabungan. Menghitung dengan teliti dan menumpuk uang koin.
Setelah di hitung semuanya berjumlah sekitar 30 Jiao artinya ada 300 sen. 3 Yuan nya memang terlihat banyak tapi untuk membantu ibunya sangat kurang, meskipun permintaan pelanggan menaik pesat. Dia tidak berani untuk menerima permintaan lebih banyak lagi, kunyit, jahe dan lengkuas liar sekarang terbatas. Dia mengeruk banyak rempah itu, makannya gadis itu tidak berani menerima permintaan lebih tinggi dan kembali menjual seperti biasanya.
Jari jemari nya mengetuk tabung bambu beberapa kali, dahinya mengerut. Apa yang harus gadis itu jual lagi? Kali ini dia harus memeras otaknya, barang selanjutnya yang akan di jual dan memiliki peminat banyak.
Sayangnya otaknya tidak mau diajak bekerja sama, membuat gadis itu merasa pusing. Dia memasukkan semua sen kedalam tabung bambu dan menyimpan nya hati-hati. Mematikan lampu minyak, pergi ke kamar menyusul adiknya untuk tidur bersama Dajie.
Sepertinya di keluarga mereka hanya Fen Hui seorang memikirkan banyak hal untuk keluarga nya sendiri. Melihat Fen Hui terlelap, Fen Qian bangun dari tidurnya. Membuka lemari mengambil peralatan sulam, pergi ke ruang tengah dan menyalakan lampu minyak. Menyulam sesuatu diatas kain, dia berencana untuk pergi kekabupaten bersama adiknya besok. Tapi dia tidak akan menunggu adiknya berjualan, ada yang perlu dia lakukan.
...****************...
*Lao Ye > Kakek dari pihak Ayah
*Lao Lao > Nenek dari pihak Ayah
*Tang Jie > Sepupu dari pihak Ayah