Dahlia hidup dalam kenyamanan jauh dari orang-orang yang mengenal masa lalu kelamnya bersama putranya.
Tetapi suatu ketika tepat di hari penghargaan yang diadakan di negaranya, dia tiba-tiba melihat sosok yang tidak ingin Ia lihat selama-lamanya.
Lagi, sebuah kejadian tidak menyenangkan terjadi membuatnya harus kehilangan anaknya dan menggali kembali dan dalam hatinya yang sudah lama terlupakan.
SIAP MENGIKUTI ACARA BALAS DENDAM DAHLIA? YUK,, BACA!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Permintaan Galang yang tak tahu malu
Plak!
"Apa yang kau lakukan pada tunanganku?!" Teriak Tiara berlari menghampiri Galang.
Dahlia tersenyum kecut menatap dua orang di hadapannya, "memang kalian berdua adalah pasangan yang cocok! Sama-sama orang yang akan melakukan apapun untuk mencapai keinginannya, yang satu menyandera seorang anak kecil berumur 4 tahun yang tidak tahu apa-apa, sementara yang lain mel--"
"Diam!" Teriak Tiara sambil melototi Dahlia, "Kau pikir kau siapa? Apa kau siap menanggung konsekuensi setelah Apa yang kau lakukan pada tunanganku?!" Geram Tiara.
Dahlia menggertakkan giginya, ia hendak mengatakan sesuatu ketika ia melihat pria di hadapannya malah tersenyum ke arahnya.
Galang berkata, "kau perempuan pertama yang berani meyentuhku tanpa izin! Kau pikir kau akan selamat setelah Apa yang kau lakukan hari ini? Putramu akan menanggung kelakuanmu hari ini!"
Setelah berbicara, Galang langsung merangkul Tiara meninggalkan tempat itu membuat Dahlia langsung runtuh ke lantai dengan tubuh gemetar.
Sekarang dia menyadari perbuatannya, "sayangku,, putraku Yang Malang,, apa yang baru saja kulakukan?" Dahlia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, perempuan itu berusaha berpikir jernih sebelum berlari mengejar Galang dan Tiara.
Tetapi ketika dia tiba di depan restoran, didapatinya 2 orang itu telah menaiki mobil dan meninggalkan restoran.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?" Dahlia menjadi tidak tenang, Dia sangat cemas akan keadaan putranya.
Tetapi untungnya Dahlia telah mengambil nomor ponsel Galang lewat dokumen pembahasan mereka hari itu hingga dia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan segera menyalin nomor tersebut ke ponselnya.
Tuk tuk tuk...
Dahlia mengetuk untuk layar ponselnya dengan terburu-buru sebelum akhirnya menempelkan ponsel itu pada telinganya.
Drrtt... Drrtt.... Drrtt...
Pria yang duduk di dalam mobil bersama tunangannya merasakan getaran pada ponselnya hingga dia pun segera mengeluarkan ponsel tersebut dan melihat panggilan telepon dari sebuah nomor tak dikenal.
"Biar ku obati pipimu," ucap Tiara sambil mengeluarkan kotak P3K dengan niatan mengkompres wajah Galang.
Tetapi saat Tiara mengulurkan tangan untuk mengkompres wajah Galang, tangannya ditepis oleh Galang, "hentikan mobilnya!" Perintah Galang pada sang sopir membuat Tiara menatap heran pada Galang.
"Ada apa?" Tanya Tiara yang tangannya masih melayang di udara.
"Kau pindah ke mobil di belakang, mereka akan mengantarmu pulang, aku harus pergi ke suatu tempat," ucap Galang membuat Tiara menggigit bibir bawahnya.
"Tidak bisakah aku ikut denganmu?" Tanya Tiara kemudian.
"Patuhlah kali ini," ucap Galang bersamaan dengan mobil yang berhenti lalu sang sekretaris buru-buru membukakan pintu untuk Tiara.
Setelah Tiara turun dari mobil, Galang baru mengangkat panggilan telepon yang masih terus masuk ke ponselnya.
Dia langsung tahu kalau orang yang menelpon adalah Dahlia sehingga dia mengangkat panggilan telepon itu, "katakan!" Perintah Galang pada perempuan di seberang telepon dengan nada suara yang begitu dingin.
"Maaf menelponmu seperti ini, ini aku Dahlia. Aku sungguh minta maaf atas apa yang terjadi tadi, aku terbawa oleh emosi dan tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Tolong jangan lampiaskan amarahmu padaku dengan melukai putraku. Dia anak yang sangat polos dan berbakti, aku-- hikss hiks,, aku akan melakukan apapun asal kau tidak menyakitinya," kata perempuan dari seberang telepon dengan suara isakan terus menghiasi setiap kata-kata perempuan itu.
Entah kenapa Galang merasa iba pada perempuan yang menelponnya hingga pria itu berkata, "kau yakin akan melakukan apapun?"
"Ya, tentu! Asal kau tidak menyakiti putraku, maka--"
"Kalau begitu tanda tangani surat persetujuan adopsiku pada putramu!" Ucap Galang dengan suara yang begitu dingin membuat keheningan terjadi pada panggilan telepon itu.
Dahlia Yang berteleponan dengan Galang langsung merasakan seluruh tubuhnya menjadi dingin.
Bagaimana bisa pria itu tidak tahu malu mengatakan hal seperti itu?