NovelToon NovelToon
Aku Dan Lelaki Yang Merenggut Kesucianku

Aku Dan Lelaki Yang Merenggut Kesucianku

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Konflik etika
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Pernah mengalami pelecehan saat akhir SMA, membuat Latifa hampir gila dan trauma. Latifa berubah drastis dan selalu mengurung diri serta depresi. Hal itu membuat kedua orang tua Latifa curiga.

Satu-satunya cara agar Latifa sembuh, yaitu Latifa diungsikan ke kampung halaman orang tua Latifa yang tentram dan damai.

Empat tahun kemudian Latifa kembali ke kota, demi sang buah hati. Latifa melamar pekerjaan di sebuah rumah makan yang ternyata pemiliknya merupakan seseorang yang ada hubungannya dengan lelaki yang pernah membuat masa depannya menjadi suram.

Ketika Latifa sesekali membawa sang putra semata wayang ke kota, kehadiran sang putra menimbulkan sebuah kecurigaan seseorang. Siapakah sebenarnya seseorang itu, sampai rela menyewa mata-mata untuk mengawasi putra dari Latifa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Pernikahan

  Setelah berpikir keras dan sudah melalui tahap pembicaraan dengan kedua orang tuanya, akhirnya Latifa terpaksa menerima tawaran itu.

  "Aku terima tawaran kamu, tapi aku mohon jangan mengganggu kesibukan aku dalam bekerja. Aku tidak mau mengorbankan jam kerja aku demi pernikahan sementara ini." Latifa memberikan sebuah syarat yang menurut Pak Yudi dan Bu Dina tidak mungkin, sementara sebuah acara besar seperti pernikahan butuh waktu yang banyak buat calon mempelai mempersiapkan segalanya.

  "Tapi, apakah kamu tidak mau tampil cantik dalam acara pernikahan kamu yang sakral ini?" tanya Bu Dina.

  "Kenapa Tifa harus berdandan? Pernikahan ini hanya formalitas saja, sebagai syarat untuk pembuatan akte kelahiran Gaza saja, kan? Yang penting ijab qobul dan rukun nikah yang lainnya terpenuhi," ngototnya tidak bisa diganggu gugat.

  "Baiklah, itu semua bapak dan ibu kembalikan pada kamu saja. Terserah kamu mau berdandan atau tidak, yang paling penting dalam acara ini, kan ijab qabulnya," ucap Pak Yudi akhirnya.

  Besoknya utusan orang-orang Dika tiba-tiba pagi sekali datang mengirimkan barang seserahan yang sama sekali tidak diduga oleh keluarga Pak Yudi.

  Pak Yudi dan Bu Dina tidak bisa apa-apa selain menerima barang-barang seserahan itu.

  Sementara Pradika yang pada akhirnya menerima syarat dari Latifa, bahwa pernikahannya dilalukan diluar hari kerjanya. Terpaksa tepat di hari Minggu sekitar jam 9.00 Wib, pernikahan itu digelar sederhana di kediaman Pak Yudi dengan dandanan Latifa yang seadanya.

  Latifa bahkan tidak menggunakan gaun maupun aksesoris yang telah dikirimkan Dika untuknya. Pernikahan ini sangat sederhana sekali.

  Latifa hanya memoles wajahnya seperti biasa, tapi bagi Pradika, Latifa sudah sangat cantik.

  "Saya terima nikah dan kawinnya Latifa binti Yudi Maulana dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 20 gram dibayar TUNAI."

 Ikrar ijab kabul sudah terucap lantang dari bibir Pradika, nyaris tanpa hambatan. Dia lega setelahnya, dalam hati terucap doa-doa, tidak akan pernah ia permainkan pernikahan sah secara agama maupun negara ini, justru Dika berjanji akan menjaganya walau badai datang dari penjuru manapun.

  Dengan terpaksa Latifa menerima cincin pernikahan yang disematkan Pradika, lalu Pradika mengecup kening Latifa agak lama karena juru foto langsung menjepret adegan mereka.

  Pernikahan antara Latifa dan Pradika tersimpan dalam dokumentasi salah satu juru foto sewaan Pradika.

  Setelah acara pernikahan selesai, para tamu dan tetangga dekat rumah Pak Yudi, dijamu dengan hidangan alakadarnya.

  Sementara Latifa masuk ke dalam kamar, mengurung diri di sana sembari menangis. Dia membayangkan betapa nelangsa hidupnya. Orang yang justru telah menghancurkan harga dirinya, kini menjadi suaminya.

 Keberadaan Latifa di kamar mengundang kekhawatiran, sebab Dika sudah meminta Latifa keluar karena ada satu hal yang sangat penting yang akan dia sampaikan pada Latifa.

 "Fa, keluarlah dulu dan bicara dari hati ke hati dengan suamimu. Sepertinya ini sangat penting dan menyangkut akte kelahiran Gaza," bujuk Bu Dina sembari mengusap bahu sang anak dengan lembut.

  Latifa bangkit dan menatap sang ibu. Dadanya yang masih sesak, rasanya tidak sanggup bila ia harus berlama-lama bicara dengan Dika.

  "Apa itu harus, Bu? Apa yang diinginkan lelaki itu sudah terwujud, surat nikah kami sudah tercetak. Di tinggal mengurus pembuatan akte itu ke pihak terkait dengan memperlihatkan buku nikah jika memang itu menjadi salah satu syarat," tukas Latifa dirasuki amarah.

  "Istighfar, Fa. Kalian harus bicara dulu empat mata. Kejadian dia di masa lalu sepertinya bukan semata kesalahan dia, dan itu tidak disengaja atau direncanakan menurut pengakuannya."

 "Kenapa Ibu dan Bapak begitu percaya dengan penuturannya, padahal dia orang baru bagi bapak dan ibu?" Latifa balik menyerang kedua orang tuanya dengan sebuah pertanyaan.

  "Ibu tidak tahu kenapa, tapi yang dipikirkan ibu sama bapak saat ini adalah keselamatan Gaza dimasa datang terutama di sekolahnya. Bagus lelaki itu mau bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya."

  Ucapan Bu Dina sedikit menyentak ulu hati Latifa. Latifa diam tidak menyahut sang ibu yang masih menatapnya supaya Latifa keluar menemui Dika.

  Pada akhirnya Latifa keluar kamar dan berjalan menunduk ke arah ruang tamu, tempat di mana tadi dia dinikahkan di sana oleh sang ayah.

  "Ayah, aku minta ijin untuk membawa Latifa. Ada suatu hal yang ingin aku sampaikan empat mata dengan Latifa," ujar Dika meminta ijin.

  Pak Yudi terpaksa memberi ijin, walau bagaimanapun, sejelek-jeleknya Dika di mata Latifa, tapi kini dia sudah menjadi suami sah dari sang anak, meski di dalamnya ada sebuah kesepakatan, bahwa pernikahan ini hanya sebagai formalitas belaka.

  "Pergilah, Nak," ijin Pak Yudi seraya mengusap bahu Latifa. Dengan ijin dari kedua orang tuanya Latifa akhirnya bersedia ikut Dika.

 Dika langsung menggiring Latifa ke dalam mobil dan membukakan pintu mobil, terlihat sekilas raut tidak senang dari wajah Latifa, tapi Dika tidak peduli, yang jelas baginya adalah, kini dia sudah berhasil mengikat Latifa secara resmi.

  Dika membunyikan klakson satu kali pertanda berpamitan pada keluarga besar Latifa. Mobil Dika membelah jalan, lalu mengarahkan ke apartemennya.

  "Aku mau kamu ajak ke mana? Jangan lupa, aku hanya istri sementara kamu sampai akte kelahiran Gaza selesai dibuat," dengus Latifa yang hanya disenyumi Dika.

  Tiba di parkiran sebuah apartemen mewah, mobil Dika berhenti. Dika segera menuruni mobilnya dan menuju pintu Latifa, lalu membukakan pintu itu.

  "Keluarlah," titahnya.

  "Di mana ini? Aku tidak mau kamu ajak ke tempat mesum, aku tidak mau kejadian di masa lalu terulang kembali," cetusnya awas. Latifa keluar dari mobil Dika, lalu matanya bergulir memandang sekitar.

  "Hotel atau apa ini? Jangan-jangan lelaki ini mau mengajak aku mesum."

  "Ayo." Dika meraih lengan Latifa dan merematnya erat, seraya menarik dan membawanya ke depan lift. Lift itu terbuka dan Dika segera memasukinya.

  "Tolong jelaskan aku mau dibawa ke mana? Atau jangan-jangan kamu mau melakukan perbuatan bejat itu lagi?" ketus Latifa seraya berusaha menepis tangan Dika yang merematnya.

  Sampai lift tiba di lantai tiga dan berhenti, Dika keluar dan menarik lengan Latifa setelah pintu lift itu terbuka. Dika segera berjalan menuju unitnya tanpa peduli sekeras apa Latifa ingin lepas darinya.

  "Masuklah," dorongnya setelah pintu unit miliknya terbuka dan mendorong tubuh Latifa pelan.

  "Bajingan, apa yang akan kamu lakukan terhadapku di sini?" dengusnya marah.

  Dika masih saja diam, dia menarik lengan Latifa dan membawanya ke dalam kamarnya, lalu pintu kamar itu dikunci. Latifa bengong melihat perlakuan Dika padanya. Bayangan masa lalu itu kembali muncul dan pastinya Dika akan mengulangnya di sini.

  "Lihatlah ini!" Dika melempar sebuah map yang sepertinya berkas penting. Latifa menatap map itu, dia bertanya-tanya, map apakah itu?

1
Noviyanti
kesempatan dalam kesempitan ya dika 🤣
Lina Zascia Amandia: Semangat... KakNovi, pasti cuannya lbh gede drpd bikin novel. Sukses ya untuk pekerjaannya. Jangan lupa sempetin baca karya saya
Noviyanti: ya lagu fokus cari cuan dulu Lin
total 5 replies
Noviyanti
dika teringat latifa mah
Noviyanti
gk sabar dika ketemu sama gaza
Lina Zascia Amandia: Mksh Kak Novi udh hadir.
total 1 replies
Citra Merdeka
dika nyosor terus 😁
Citra Merdeka: 😁😁😁🍓🍎🍎🍊🍈
Lina Zascia Amandia: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
Citra Merdeka
like
Lina Zascia Amandia: Trmksh
.. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nasir
Lanjut...
HarryJu
Next...
Riyall Arieserra
up date lagi torr
Lina Zascia Amandia: Ditunggu ya besok.
total 1 replies
Citra Merdeka
nunggu latifa kena penyakit bucin 😁
Lina Zascia Amandia: Sippp
total 1 replies
Citra Merdeka
lanjut Thor.... gantung bikin penasaran 😁
Lina Zascia Amandia: Tungguin, nanti dilanjut...
total 1 replies
Citra Merdeka
aku mampir Thor... mana kopi 😁
Lina Zascia Amandia: Ayo kopinya kasih dong... hehhehe
total 1 replies
Lina Zascia Amandia
Mampir dong wahai Readers Zayang...
Citra Merdeka
semoga dimudahkan dan berjodoh aamiin
terima kasih Thor update nya selamat pagi
Citra Merdeka: sama-sama Thor
Lina Zascia Amandia: Mksh byk. Trmksh singgahnya. Selamat pagi juga.
total 2 replies
Citra Merdeka
terima kasih Thor update nya selamat malam
Lina Zascia Amandia: Trmksh Kakak cantik sudah singgah..
total 1 replies
Citra Merdeka
waduh Dika usil😁
Lina Zascia Amandia: Wkwkwkwkkwkw
total 1 replies
Citra Merdeka
terima kasih Thor update nya
Citra Merdeka: siaaap In syaa Allah
Lina Zascia Amandia: Sama2. Tungguin lanjutannya ya Kak. Promosiin sekalian ke teman2nya ya Kak biar rame.
total 2 replies
Noviyanti
gk sabar liat dika bertemu sama gaza
Noviyanti
hm menarik nih. teruskan
Noviyanti
ya telusuri terus ya, biar bisa ketemu sama anakmu
Noviyanti
semangat latifa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!