NovelToon NovelToon
CEO : Arav Dan Kayla

CEO : Arav Dan Kayla

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Arav Hayes Callahan, seorang CEO yang selalu dikelilingi wanita berkelas, terjebak dalam situasi yang tak terduga ketika hatinya tertambat pada Kayla Pradipta, seorang wanita yang statusnya jauh di bawahnya.

Sementara banyak pria mulai menyukai Kayla, termasuk kakaknya sendiri, Arav harus menahan rasa cemburu yang terpendam dalam bayang-bayang sikap dinginnya. Bisakah Arav menyatukan perasaannya dengan Kayla di tengah intrik, cemburu, dan perbedaan status yang menghalangi mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keheningan Malam dan Rencana

Bab 31

Saya akan update lebih dari 3 bab sehari, kalau banyak yang baca. Kalau yang baca dikit, entah deh updatenya jadi males. Hehe.

Support terus novel ini ya... terima kasih.

________

Mobil yang dikendarai Moe melaju perlahan di jalan malam, membawa Kayla dan Arav kembali ke apartemennya. Dalam keheningan yang menyelimuti mobil, Kayla sibuk dengan pikirannya, merenungkan misteri yang baru saja dia temui. Kenapa Mama Lauren, ibu kandung Arav, bisa tinggal di panti jompo? Apa hubungannya dengan Nyonya Chintia, istri Tuan Callahan? Apakah mereka kembar atau hanya mirip? Pikiran-pikiran ini berputar-putar dalam benaknya, membuatnya merasa semakin bingung dan penasaran.

Di kursi penumpang belakang, Arav tetap tenggelam dalam pekerjaannya, mengetik di laptopnya tanpa henti. Kayla mengamati sosoknya yang tampak sangat fokus, bahkan seakan tidak menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya. Di satu sisi, Kayla merasa frustrasi dengan sikap Arav yang seolah menutup diri, tetapi di sisi lain, dia juga merasa terpesona dengan dedikasi dan ketegasan pria itu.

Saat mobil akhirnya berhenti di depan apartemen Kayla, dia mengeluarkan napas panjang, merasa sedikit lega. Dia menoleh pada Moe, yang duduk di kursi pengemudi dengan wajah ramah dan penuh perhatian.

"Terima kasih banyak, Moe," kata Kayla dengan tulus, tersenyum penuh rasa terima kasih.

Moe membalas dengan senyum lembut, "Senang bisa membantu, Nona Kayla."

Kayla sudah membuka pintu, tapi berhenti sesaat. "Oh ya, Moe. Aku tidak suka dipan dengan sebutan Nona."

"Biasakan Nona, itu sudah seharusnya."

Kayla kesal dengan jawaban Moe. Kemudian dia keluar dari mobil dan melirik ke arah Arav, berharap mendapatkan perhatian dari tunangannya. Namun, Arav masih terfokus pada laptopnya, tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Kayla merasakan perasaan campur aduk antara rasa kecewa dan cemburu.

"Aku mau masuk. Dah..." ucap Kayla yang dijawab anggukan oleh Moe.

"Arav, aku mau masuk ke apartemen," ucap Kayla sekali lagi.

Arav menutup laptopnya dan mengangkat wajahnya, melihat Kayla dengan tatapan serius. "Kamu sudah mengatakan sebelumnya," katanya dengan nada datar, meskipun Kayla bisa merasakan ada sedikit kelembutan di dalam suaranya.

Kayla merasa sedikit kecewa dengan tanggapan itu, tetapi dia memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah. "Ya, aku tahu. Tapi tetap saja, aku ingin mengatakan lagi. Kamu lebih peduli sama laptop daripada aku." Kayla mencoba merajuk.

Arav menarik nafas dalam lalu mengangguk, kemudian menghampiri Kayla. Dia merangkul Kayla dengan lembut, sebuah gerakan yang mengejutkan Kayla. "Jangan lupa untuk istirahat," katanya sambil menyentuh pipi Kayla dengan lembut, sebuah sentuhan yang menyentuh hati.

Kayla merasa hangat di dalam hati. Dia membalas pelukan itu, merasa seolah ada ikatan yang lebih dalam antara mereka. Meski Arav adalah seorang CEO yang kaku dan sering terlihat tidak peduli, momen ini menunjukkan sisi lembutnya yang jarang terlihat.

"Selamat malam, Arav," Kayla berbisik lembut.

"Selamat malam, Kayla," jawab Arav, matanya mengikuti Kayla yang melangkah ke pintu apartemennya.

Saat Kayla memasuki apartemennya dan menutup pintu, dia merasa campur aduk antara rasa bahagia dan kebingungan. Meskipun hari ini penuh dengan kejadian yang mengejutkan dan mengungkapkan banyak hal tentang keluarga Callahan, dia juga merasa ada sesuatu yang indah dan intim dalam momen sederhana bersama Arav.

Sementara itu, di luar apartemen, Arav masih berdiri di luar, menatap pintu yang baru saja ditutup. Arav kembali menarik napas panjang dan masuk ke mobil yang sudah menunggu.

**

Keesokan paginya, Kayla bangun dengan perasaan campur aduk. Malam tadi dia sempat berpikir bahwa Arav, sebagai tunangannya, akan menjemputnya seperti yang terjadi waktu itu. Namun, saat waktu berlalu dan tidak ada tanda-tanda dari Arav, Kayla menyadari bahwa mungkin dia terlalu berharap.

Hem ... Aku terlalu berharap memang. Dia pedulinya suka-suka. Gak bisa diarepin emang

###

Setibanya di kantor, Kayla langsung menuju ruang kerjanya. Namun, saat pintu ruangannya terbuka, dia terkejut bukan main. Ruang kerjanya berantakan parah. Kertas-kertas berserakan di lantai, dokumen penting rusak, dan meja kerjanya pun terbalik. Tanaman hias kecil yang selalu menghiasi mejanya sudah tak lagi di tempatnya, pecah di lantai dengan tanah yang berhamburan.

"Apa-apaan ini?" Kayla bergumam, syok dengan apa yang dia lihat.

Dengan napas yang tertahan, Kayla mencoba menenangkan diri. Dia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Arav. Sambil menunggu sambungan terhubung, dia terus berpikir siapa yang mungkin melakukan ini. Tidak ada musuh, setidaknya yang dia ketahui, yang akan tega menghancurkan ruangannya seperti ini.

"Ya, Kayla," suara dingin Arav terdengar di ujung telepon.

"Pak, ruang kerjaku... hancur. Aku nggak tahu siapa yang melakukan ini, tapi aku benar-benar nggak bisa bekerja di sini lagi," Kayla menjelaskan dengan nada cemas.

Arav terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara lagi. "Tunggu di situ. Aku ke sana."

Tak lama kemudian, Arav tiba di ruang kerja Kayla. Tatapan matanya berubah serius saat melihat keadaan ruangan tersebut. Kayla bisa merasakan ketegangan dalam dirinya, tapi dia tetap tenang, seperti biasa. Dia memanggil salah satu OB dan memberi perintah tegas, "Siapkan meja kerja di ruangan saya untuk Kayla. Saya tidak mau dia bekerja di ruangan ini lagi sampai semuanya diperbaiki."

Kayla terkejut mendengar perintah Arav. "Pak, tapi aku nggak perlu sampai kerja di ruangan Bapak. Aku bisa pindah ke ruangan lain sementara."

Arav menoleh padanya dengan tatapan yang tajam namun lembut. "Aku tidak menerima penolakan, Kayla. Kamu tunanganku sekarang. Aku tidak akan membiarkanmu bekerja di tempat yang berantakan seperti ini. Ruanganku cukup besar untuk kita berdua."

Kayla hanya bisa mengangguk, merasa tidak ada gunanya berdebat dengan pria yang keras kepala ini. Dia tahu, ini bentuk peduli Arav, meski caranya selalu nyebelin.

Beberapa saat kemudian, OB selesai menyiapkan meja untuk Kayla di sudut ruangan Arav. Kayla duduk dengan perasaan campur aduk, di satu sisi dia merasa aneh berbagi ruangan dengan Arav, tetapi di sisi lain, ada rasa aman yang menyelimutinya.

###

Di tempat lain di gedung yang sama, Maya tengah marah besar. Rencananya untuk menjauhkan Kayla dari Arav tidak berjalan sesuai harapan. Maya meluapkan kekesalannya pada Darren, yang duduk di hadapannya dengan wajah tenang.

"Kamu bilang akan membantuku, Darren!" seru Maya, wajahnya memerah karena amarah. "Kalau Kayla menjauh dari Arav, kamu juga akan bebas untuk mendekatinya! Tapi lihat apa yang terjadi! Sekarang mereka malah semakin dekat!"

Darren menghela napas panjang, menatap Maya dengan tenang. "Maya, kamu harus tenang. Rencana tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Aku sudah mencoba, tapi Arav bukan orang yang mudah dipengaruhi."

"Tapi kamu bilang kamu akan melakukannya!" Maya semakin frustasi.

"Dan aku sudah melakukannya semampuku. Tapi ingat, Maya, Arav bukanlah pria yang bisa dengan mudah dibelokkan dari keinginannya," Darren menjawab, kali ini dengan nada yang lebih serius. "Mungkin kita perlu mencari cara lain."

Maya hanya bisa menatap Darren dengan mata penuh amarah dan kekecewaan, sementara Darren hanya tersenyum tipis, menyembunyikan niat sebenarnya di balik senyum itu. Apa yang akan dilakukan Darren selanjutnya? Dan apakah rencana Maya benar-benar akan berhasil?

Bersambung....

1
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️
Biasanya CEO maksa nikah karena keluarga cewek punya hutang. Atau ceweknya punya salah.

Ini enggak loh. Kayla tidak ada sangkut paut tanggung jawab apa pun pada CEO/Arav atau pun keluarga. Namun, dia tetap harus nikah dengan Arav.

Kira-kira alasannya apa ya? Yang gak baca novelnya, pasti gak bakal tahu alasannya.
Aruna
Boleh jadi koleksi bacaan
Aruna
Teh early grey kaya apa sih
Neneng Aisyah
seru cerita lanjut kak,aku tunggu 😅😅😅👍🏻
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih udah mampir. 🥰
total 1 replies
Daniel
tbiyuuyiiy gu
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga ya diceritKu

STUCK WITH MR BRYAN
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!