NovelToon NovelToon
Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Edward : Balada Dari Bukit Gloosween

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Dendam Kesumat
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr 18

Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.

Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.

Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.

Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.

Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.

Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 11 Misteri Buku kuno Dan Dungeon Naga

Di sore hari yang sejuk, angin sepoi-sepoi menyapu dedaunan yang berguguran, menciptakan irama alam yang menenangkan.

Aku duduk di bawah pohon beringin tua di halaman panti asuhan, menunggu kedatangan Kak Lucy.

Ini adalah kebiasaan baruku, aku akan belajar sihir bersamanya meskipun aku tak memiliki mana sedikitpun. Matahari mulai beranjak turun, menyinari langit dengan rona jingga dan emas.

Dari kejauhan, mataku menangkap sosok seorang wanita cantik nan anggun. Ia berjalan dengan langkah yang tenang namun pasti, tongkat sihirnya berkilauan diterpa sinar matahari senja.

Kak Lucy berdiri di depan gerbang panti asuhan dengan hati berdebar. Sudah lebih dari sebulan sejak terakhir kali ia berkunjung di panti asuhan, dan hari ini ia kembali dengan perasaan campur aduk.

Itu Kak Lucy, mentor sihirku yang penuh kehangatan dan kebijaksanaan. Aku segera bangkit, aku berlari menghadapnya dengan senyum di wajahku.

"Kak Lucy!" sapaku dengan semangat yang sulit kusembunyikan. "Selamat sore."

Kak lucy berjalan mendekat, dia tiba-tiba terkejut dan matanya melebar. "Oh, kau... kau sudah setinggi aku sekarang!" serunya, terkejut setelah melihat perubahanku.

"Terakhir kali kita bertemu, kamu masih jauh lebih pendek dari ku." tambahnya sambil memberikan isyarat dibahunya.

Aku tersenyum canggung. "Iya, aku juga baru sadar beberapa minggu terakhir ini, mungkin karena aku sudah memulai latihan beladiri bersama kak Silvia." Ucapku

Kak Lucy menatapku kosong, karena dia mengetahui seberapa beratnya latihannya.

"Perubahan yang cepat," ucapnya sambil tersenyum, masih ada bayangan keheranan di wajahnya

"Selamat sore," balas Kak Lucy akhirnya, senyum manisnya menghiasi wajahnya.

Aku tersenyum. " Ayo kak, masuk dulu“ Ucapku sambil menuntun Kak Lucy.

Ketika ia melangkah masuk, ia segera disambut oleh pemandangan anak-anak yang berlari ke arahnya dengan wajah penuh harap.

"Kak Lucy! Kak Lucy!" teriak mereka serempak. Anak-anak mengerumuninya, memeluk kaki dan tangannya dengan penuh kasih.

Alice, seorang gadis kecil dengan mata bulat penuh rasa ingin tahu, berdiri di depan dan bertanya dengan nada cemas, "Kenapa Kakak sudah satu bulan lebih nggak mengajar di sini?" Tanyanya penasaran.

Kak Lucy berlutut sehingga sejajar dengan mata Alice dan mengelus rambutnya dengan lembut. "Maafkan Kakak ya, Alice dan teman-teman. Kakak harus ikut dalam pembasmian monster dihutan Rawgle, tapi sekarang mulai mereda, jadi Kakak bisa kembali mengajar kalian lagi." Ucap nya dengan penuh kasih.

Tampak kelegaan di wajah Alice. "Syukurlah, Kakak. Kami kangen sekali sama Kakak."

Anak-anak yang lain pun mengangguk setuju. Alex, seorang anak laki-laki yang selalu aktif dalam setiap kegiatan, berseru, "Kami rindu cerita-cerita Kakak dan permainan yang Kakak ajarkan." Ucapnya dengan penuh semangat.

Kak Lucy tertawa kecil. "Kakak juga rindu sama kalian semua. Tapi maaf, sekarang kakak ingin mengajari Kak Edward sihir, nanti kalau sudah selesai kita belajar dan bermain bersama lagi ya? ." Ucap kak lucy membuat mereka bubar kembali bermain-main dihalaman panti asuhan .

Mata Kak Lucy mencari sesuatu. " Dimana Silvia? " Ucapnya sambil memperhatikan sekeliling.

" Dia sedang keluar tadi kak, buat membeli beberapa keperluan pokok" Ucapku.

"Owh baiklah, Sudah siap untuk pelajaran hari ini Edward ?" Tanya kak lucy.

Aku mengangguk antusias. "Selalu siap, Kak." Ucapku.

Kami duduk diatas rumput hijau, merasakan kesejukan sore hari dibawah pohon beringin yang rindang dan hembusan angin sore yang sejuk.

Dengan napas yang tertahan, aku menyaksikan Kak Lucy mengeluarkan sebuah buku tebal dan kuno dari dalam kantung dimensi.

Penampilannya yang berdebu dan usang membuat hatiku berdebar. "Kak, dari mana asal buku itu?" tanyaku penuh rasa ingin tahu.

Kak Lucy tersenyum, pandangannya menerawang seolah mengingat kembali kenangan masa lalu. "Buku ini punya cerita panjang," ujarnya pelan.

"Aku menemukannya di sebuah Dungeon tingkat S beberapa tahun lalu. Waktu itu, Kak Silvia masih bersama kita dalam ekspedisi penaklukan."

"Kak Silvia?" ulangku, tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku. "Dia ikut dalam ekspedisi itu?"

"Iya," jawab Kak Lucy, matanya berbinar mengingat sosok Silvia.

"Itu adalah salah satu misi paling menantang yang pernah kami jalani. Dungeon itu terkenal karena tidak ada yang pernah keluar hidup-hidup. Tapi kami merasa tertantang." Ucapnya dengan penuh semangat.

Kak Lucy kemudian mulai bercerita tentang ekspedisi tersebut. "Saat kami pertama kali masuk, suasana begitu mencekam. Suhu yang dingin dan aura kegelapan mengelilingi kami. Setiap langkah yang kami ambil terasa berat, seolah ada sesuatu yang mengintai dari bayangan."

"Apakah kalian menemukan banyak monster di dalam?" tanyaku antusias.

"Oh, lebih dari sekedar banyak," kata Kak Lucy, matanya menatap tajam seolah kembali ke medan tempur.

"Kami bertarung melawan berbagai macam makhluk yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Salah satu pertempuran terberat adalah melawan naga penjaga harta karun di ruang terdalam Dungeon. Naga itu begitu besar dan kuat, setiap kali dia mengibaskan ekornya, dinding batu runtuh berderak."

"Bagaimana kalian bisa mengalahkannya?" tanyaku, semakin terpaku pada ceritanya.

"Itu adalah pertarungan epik yang tidak akan pernah kulupakan," kata Kak Lucy dengan nada penuh semangat.

                                 ***

Silvia dan lucy mulai memasuki ruangan boss dengan langkah hati-hati. Suasana mencekam langsung terasa seolah hawa membunuh memenuhi ruangan itu.

Di depan mereka sosok naga besar dengan sisik hitam mengkilap dan mata merah menyala berdiri dengan angkuh.

Sayapnya yang lebar membentang menutupi sebagian besar ruangan, sementara taring dan akarnya yang tajam berkilauan dibawah cahaya yang redup.

"Lucy, siap siap, " bisik Silvia, tangannya sudah meraih belati dari kantung dimensinya.

" Grawrrr!!" Naga itu mengeram marah, memperlihatkan deretan taringnya yang menakutkan.

Begitu melihat mereka, dia langsung menyerang dengan brutal.

" Duarr!" Ledakan berasal dari serangan naga mengenai dinding ruangan. melepaskan semburan api hitam yang mematikan.

Mereka berlarian memutari ruangan boss mencari celah untuk menyerang. Dengan skill dash milik nya. Silvia bergerak cepat bagaikan kilat, menyerang leher naga setelah melihat celah.

"klaangg!" belati Silva beradu dengan sisik keras milik naga, belati Silvia tidak mampu menembus pertahanan nya. Silvia mundur dan menghindari serangan.

Naga yang marah langsung menyerang mereka dengan ekornya. " Kita harus bertahan!" teriak Lucy lalu mengaktifkan pelindung sihir.

Silvia dengan cepat mengeluarkan perisai dari kantung dimensi, mencoba menahan serangan.

Namun, tidak disangka kekuatan naga itu sangat Luar biasa.Tubuh Silvia melayang tidak mampu menahan serang naga.

Dengan satu sapuan ekornya yang kuat, naga tersebut menghantam Silvia dan terpental menabrak dinding.

" Duarr!" Benturan keras pada tembok ruangan membuat retakan besar.

" Silvia!" Teriak Lucy berlari mendekati Silvia, lalu memberikan sihir penyembuh.

Silvia bangkit dengan susah payah, mata birunya menyala, penuh tekad. " Aku baik-baik saja, ini belum selesai." Ucapnya dengan senyuman merendah, ia melepas semua gelang pemberat yang ia pakai di tangan dan kakinya, menandakan bahwa kekuatan sebenarnya akan segera ia luapkan.

Pertarungan sengit pun tidak terelakkan. Silvia dan Lucy dengan kemampuan yang mereka miliki menyerang dengan brutal.

" Dash!" Silvia dengan belatinya menerjang maju kearah naga membuka celah untuk Lucy menyerang.

Tangan menggenggam belati dengan erat. "Scras!!" dia dengan cepat menebas kaki naga yang keras, tebasannya yang kuat membuat kaki naga putus, darah berwarna hitam menyebar keseluruh ruangan.

Silvia membuatnya kehilangan keseimbangan, tanpa pikir panjang Lucy memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang.

Sebuah pusaran bebatuan terbentuk membuat nya menjadi drill yang berputar cepat."Canon stone!" Teriak Lucy melepaskan sihir tanah tingkat tinggi.

"Duar!" Suara ledakan berasal dari naga. Skill Lucy menghancurkan kepala Naga itu.

Debu berterbangan memenuhi ruangan, membuat sebuah tabir besar dan gelap menutupi cahaya lilin dipojok ruangan.

Mereka saling menatap puas, karena dapat menumbangkan buruan nya. " Seranganmu selalu sempurna Lucy" Ucap Silvia senang sambil menepuk pundak Lucy.

"Ah biasa aj..." ucapan Lucy terputus.

"Grawr!!!" Naga itu berteriak, membuat mereka terkejut, Naga itu muncul dari kegelapan, matanya menyala merah menyala dan napasnya mengeluarkan api yang membakar apa saja yang disentuhnya.

Serangan telak tadi tidak dapat membunuh naga itu, Setiap luka yang mereka buat segera pulih berkat kemampuan regenerasi naga luar biasa cepat.

Lucy menatap kosong musuh didepannya, tubuhnya lemas tidak berdaya. "Kita tidak akan bisa mengalahkannya seperti ini," Ucap Lucy putus asa, karena mana yang dia miliki hampir habis.

Silvia menggotong Lucy mencari tempat aman dari balik tiang ruangan.

Silvia menggenggam tangan Lucy. "Tenanglah Lucy, kita harus berkerja sama" Ucap Silvia memberikan motivasi, Sambil memeluknya.

" Duar!!" Naga itu mengamuk menghancurkan setiap benda, mencari musuh yang telah melukainya

Silvia menggenggam tangan Lucy lebih erat. "Aku punya salah satu cara yang ingin kucoba. Tapi aku membutuhkan bantuan mu" Tambah Silvia.

Lucy menatap wajah Silvia yang penuh keyakinan. " Jadi rencana apa yang kamu lakukan" Ucap Lucy semangat juang nya mulai membara.

Silvia tersenyum senang melihat temanya kini sudah pulih. "Kita butuh serangan gabungan untuk mengalahkan dia, karena semakin lama kita terus menyerangnya, semakin lambat regenerasi milik" Ucap Silvia dengan penuh keyakinan.

Mereka saling bertatapan dan mengangguk. Dengan kordinasi yang sempurna, mereka keluar dari persembunyian, melancarkan serangan gabungan.

Silvia menyerang bagian depan naga, " Duarr - Duarr - Duar" Naga itu menyerang Silvia dengan nafas api hitamnya, merusak setiap barang dituangkan.

tubuh Silva bergerak cepat sambil terus menghindari serangan naga, belatinya yang tajam berkilauan diudara, dia mencoba untuk mengalihkan perhatian naga mempermudah Lucy untuk menyerangnya dari belakang.

Sementara Lucy melompat kebelakang naga, menyerang Titik buta dengan sihir Apinya . "Flame Tower!“. Api merah membakar punggung naga yang keras.

Namun serangan itu tidak cukup membuatnya mati, Naga itu kembali regenerasi tubuhnya yang hancur.

Naga itu langsung sadar dia diserang dari belakang oleh Lucy, langsung mengkibaskan ekornya yang kuat.

Silvia memainkan peran besar. Dengan cepat mengambil tameng dari kantung dimensi, dia bergerak cepat ke arah Lucy melindunginya dengan perisai .

"Taanggg!" Silvia menahan serangannya lalu lari menjauh dari naga mencari ruang untuk menyerang.

Tapi naga itu cerdik, dia mengarahkan serangannya ke tanah, menciptakan getaran hebat yang menghancurkan lantai dungeon dan membuat kami terjatuh.

"Silvia, kita harus menyerang bersama lagi!" teriak Lucy di tengah kekacauan.

"Siap!" balas Silvia dengan suara tegas.

Seketika tubuh Silvia mengeluarkan Aura mana yang besar membuat debu sekitar beterbangan, mata birunya bersinar terang di kegelapan dungeon, rambut hitam panjangnya berubah menjadi perak.

Silvia memusatkan energinya keseluruhan tubuh, dalam sekejab dia bergerak cepat bagaikan cahaya.

"Crast!" Silvia menyerang ke 4 kaki naga dengan dengan belati nya, darah naga berceceran membasahi ruangan.

Naga kehilangan keseimbangan, melihat itu Lucy memanfaatkan momen untuk menyerang kepala naga dengan sihir petirnya.

 "Thunder Strike!" teriaknya, melepaskan serangan yang memekakkan telinga dan menghantam kepala naga dengan keras.

Naga itu meraung kesakitan, mengibaskan ekornya dengan ganas. "Jaga dirimu, Lucy!" teriak Kak Silvia, lalu bergerak cepat ke arah Lucy melindunginya dengan perisai.

Namun naga itu tidak mudah menyerah. "Grawrr!" Dia mengeluarkan raungan besar yang mengguncang seluruh ruang, diikuti oleh gelombang api yang lebih besar.

Lucy dan Silvia saling berpandangan, tahu bahwa mereka harus memberikan segalanya.

"Kita harus menyerang bersama!" seru Lucy.

"Sekarang atau tidak sama sekali!"

Kak Silvia mengangguk. "Ice Spear!" teriaknya, dia memusatkan energi mana yang terpancar darinya, menciptakan tombak es raksasa dari Mana miliknya.

Dia menggenggam erat tombak itu, dia membidik dengan cermat mengarah langsung ke jantung naga.

Aura mana besar terpancar dari lingkaran sihir yang dirapalkan oleh Lucy membuat udara sekitar menipis. "Bersamaan!" seru Lucy, mengumpulkan semua energinya untuk serangan terakhir.

"Thunderstorm!" Dengan teriakan itu, dia memanggil badai petir yang melingkupi seluruh tubuh naga.

Serangan gabungan mereka mengenai sasaran dengan tepat, mengalahkan naga itu dalam ledakan besar cahaya dan es. Naga itu meraung untuk terakhir kalinya sebelum ambruk ke tanah, tidak bergerak lagi.

                                   ***

"Dan di sanalah kamu menemukan buku itu?" aku bertanya lagi, masih terpukau oleh cerita pertarungan mereka.

Kak Lucy mengangguk. "Di salah satu ruangan yang tersembunyi di balik tubuh naga yang hancur, kami menemukan mayat seorang petualang yang sudah menjadi tulang belulang. Di sisinya, tergeletak buku ini. Aku merasa ada sesuatu yang istimewa dengan buku ini, jadi aku memutuskan untuk membawanya."

"Apa yang membuat buku ini begitu istimewa?" tanyaku, penasaran.

"Setelah kami keluar dari Dungeon dan menyelesaikan misi, aku mulai mempelajari buku ini. Ternyata, buku ini menyimpan sebuah misteri besar," lanjut Kak Lucy dengan nada serius.

"Sebelum ledakan mana terjadi, seseorang mampu menguasai sihir dengan kekuatan murni. Tidak ada yang tahu seberapa besar potensi yang tersembunyi dalam halaman-halaman ini, kecuali aku." Ucap kak Lucy dengan penuh keyakinan.

Aku terdiam, merenungkan kata-kata Kak Lucy. Di balik sampul buku yang tua dan rapuh itu, tersimpan rahasia dan kekuatan yang mungkin bisa mengubah hidupku.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanyaku, penuh semangat.

Kak Lucy tersenyum lebar. "Petualangan kita baru saja dimulai. Kita akan mengungkap semua rahasia yang tersembunyi di dalam buku ini. Bersiaplah, ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan penuh tantangan."

Dan dengan itu, aku tahu, hidupku tidak akan pernah sama lagi. Petualangan kami baru saja dimulai, dan aku siap untuk menghadapi segala tantangan yang akan datang.

1
Lhe
sukaaa banget
夢見る者
hmm, mayan sih
Darkness zero
up nya lama sekalinya up langsung belasan chapter
Muhammad Rama: Sory bang lama up nya/Frown/, gw juga ada kesibukan jadi nggak bisa up sehari langsung belasan/Sob/, sabar bang pasti up kok setiap hari
total 1 replies
Ulin Nuha
menarik
Gundaro
Total likenya kok janggal? like 151 tapi gak ada komentar, apakah author ngebom like?
wondervilz`
Jangan lupa mampir di karyaku yg berjudul , Life saver the series system
Aili
lanjut Thor!!/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Siap /Hey/
total 1 replies
Aili
dah mampir nih/Determined//Slight/
Muhammad Rama: Tanks kak
total 1 replies
Aili
1 /Rose/+ 1 iklan untukmu thor/Determined//Determined/
Muhammad Rama: Oke /Joyful/
Aili: saling² membantu kakak ~/Proud/
total 3 replies
Hudan Nafil
Thor, jaga kesehatan ya? Jangan terus nulis sampe lupa makan dan ridur
Fawwas Tholib
Selalu berkarya thor
Dirhan Saputra
Tetap up bang
Amir Syamlan
Thor jangan lupa istirahat 😂
Ahmad Faldi
Semangat berkarya kak👍
hide my smile
up lah buset
hide my smile: wkwkkwkkk🗿🗿🗿
Muhammad Rama: Sabar bang, gue insyaallah pasti up tapi sehari sekali🤣
total 2 replies
Taru
Sippp mulai seru nih
Taru
Seru banget bang, tolong terus UP gw pasti nungguin setiap hari. /Tongue/
Taru
Hmmm menarik 😜
꧁གMSHKཁ꧂
Bagus banget 😍, pembawaan ceritanya bagus banget, seakan-akan kita jadi edward
꧁གMSHKཁ꧂
Kasihan banget Edward 😭 padahal dia sudah berharap banget dapat kekuatan. Dasar Destrover sialan😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!