Ketika Mantan Kembali

Kevin yang tadi meminta mbak Nia untuk terus bersama dengan Desta diminta untuk mengumpulkan banyak informasi mengenai pria itu tanpa membuatnya curiga. Mbak Nia sudah melaporkan apa yang ia lakukan pada Kevin dan pria itu nampak puas dengan cara kerja mbak Nia yang profesional. Dari percakapan yang didengar oleh Kevin saat ini, Desta secara blak-blakan mengaku bahwa ia memang pernah memiliki hubungan dengan Tasya di masa lalu pada mbak Nia, entah motif apa yang membuat Desta sampai mau membicarakan semua itu secara gamblang dengan mbak Nia. Tasya sendiri yang menatap suaminya seperti tengah memikirkan sesuatu pun bertanya apa yang terjadi.

"Ada apa?"

"Tidak, hanya soal pekerjaan di kantor," jawab Kevin.

Tasya yang tak mau bertanya lebih lanjut pun kemudian memutuskan untuk bungkam. Mereka saat ini tengah ada di rumah besar keluarga Lazuardi dan tentu mereka datang ke rumah besar ini atas undangan Tama. Tama ingin merayakan hari ulang tahunnya yang ke 78 bersama dengan anak dan menantunya. Walau sudah berumur namun pria itu masih dikatakan lincah dan aktif di kantor sebagai Komisaris Utama Laz Group. Tama lebih sering membahas mengenai kebahagiaannya karena Kevin dan Tasya mau mengabulkan keinginannya di usia yang sudah tak muda lagi. Kevin dengan otak cerdasnya membuat Laz Group naik ke puncak sementara Tasya bersedia disetir olehnya supaya mempermudah jalan melebarkan dominasi kerajaan bisnisnya di provinsi ini. Obrolan di meja makan itu membuat Charlie yang mendengar jadi kesal sendiri, ia merasa sang papa melebih-lebihkan Kevin dan Tasya padahal ada dirinya juga yang memberikan sumbangsih pada perusahaan sampai bisa di posisi ini. Selepas acara makan malam berlangsung, Kevin dan keluarganya gegas pamit pada sang Tama dan Erlita pun dengan Charlie dan istrinya yang bernama Nikita.

"Kamu tidak baik-baik saja saat ini," ujar Nikita saat mereka sudah ada di dalam mobil.

"Tentu saja siapa yang akan baik-baik saja ketika adiknya dipuji berlebihan di meja makan dan aku tidak dianggap berkontribusi apa pun untuk kemajuan perusahaan," ujar Charlie yang masih kesal dengan apa yang terjadi di meja makan barusan.

****

Kevin dan Tasya beserta kedua anak mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan menumpang mobil Kevin. Kevin sendiri yang menyetir mobil ini sementara anak-anak sudah tidur di kursi belakang karena kelelahan di acara pesta ulang tahun opa mereka.

"Bagaimana kampanye hari ini?" tanya Kevin basa-basi.

"Semua berjalan baik," jawab Tasya.

"Boleh aku bertanya padamu?"

"Soal apa?"

"Apakah ini adalah jalan yang kamu tempuh untuk mengakrabkan Wikka dan ayah kandungnya?"

"Apa maksudmu?"

"Aku tahu bahwa kamu cerdas dan tak mungkin tak paham dengan apa yang barusan aku bicarakan."

Tasya menarik napas panjang, Tasya kemudian menceritakan bahwa ia sama sekali tak ada pemikiran seperti itu. Desta yang menawarkan diri dan tentu saja ia tak menolak kalau Desta ingin membantunya untuk menjaga Wikka ketika ia kampanye lagi pula ada mbak Nia juga yang mengawasi jadi harusnya kan aman-aman saja.

"Wikka sepertinya sudah mulai akrab dengan Desta, sepertinya tak akan sulit untuknya mengakui bahwa Desta adalah ayah kandungnya kelak."

"Bisakah kita berhenti membicarakan masalah ini?"

"Kenapa? Bukankah harusnya kamu senang karena kita membicarakan pria dari masa lalumu itu?"

****

Tasya tak habis pikir dengan sikap Kevin yang memancing perdebatan sengit dengannya dan membawa-bawa nama Desta padahal ia sama sekali tak ingin membahas soal pria itu sekarang. Ia lelah seharian kampanye dan malamnya ia harus datang ke acara ulang tahun papi mertuanya sekarang ketika tiba di rumah pun Kevin masih cari gara-gara dengannya dengan terus membahas soal Desta.

"Kenapa Tasya? Bukankah kamu harusnya senang kita membahas soal Desta?" tanya Kevin yang ketika bertanya nada bicaranya seperti tengah mengejeknya.

"Kevin, hari sudah malam dan aku lelah seharian orasi di depan banyak orang dan kamu malah menyulut amarahku dengan mengungkit soal pria itu?!"

"Kamu senang kan kalau Desta hadir di antara kita dan membuat kamu memiliki peluang kembali dengan mantan pacarmu itu?!"

"Aku tak akan pernah kembali pada Desta!"

"Oh benarkah? Bukankah kamu masih mencintainya?"

Tasya lelah sekali hari ini ditambah ia harus meladeni sikap Kevin yang menyebalkan karena terus saja membahas soal Desta.

"Mau ke mana kamu?!" tahan Kevin ketika Tasya hendak keluar kamar mereka.

"Aku mau tidur di kamar tamu, kalau aku tidur di sini yang ada aku malah tak bisa istirahat!"

"Siapa yang bilang kamu boleh tidur di sana?!"

****

Runi baru saja bangun tidur ketika Suryani menggedor pintu kamarnya dengan sangat keras ditambah suara Suryani yang memekakan telinga membuatnya membuka mata dan mendengus kesal akibat kelakuan sang mama ini.

"Mama, kalau membangunkanku bisakah tak perlu pakai nada tinggi? Aku ini tidak tuli!"

"Jangan berteriak pada Mama, kamu sekarang kembali tinggal di rumah ini yang artinya kamu menumpang dan bukan tuan putri lagi. Bantu Mama menyiapkan sarapan sekarang juga!"

Runi membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang mamanya katakan barusan.

"Apakah Mama tak salah mengatakan itu barusan?"

"Tentu saja tidak! Semua yang Mama katakan itu kan fakta, kamu dan Kevin sudah bercerai dan kamu kehilangan rumahmu akibat disita oleh bank dan tak lama lagi Mama yakin butikmu juga akan bangkrut karena kamu sama sekali tak becus dalam menjalankan bisnis jadi dari pada berpangku tangan dan tidak melakukan apa pun bantu Mama di dapur untuk menyiapkan sarapan!"

"Tapi aku tidak bisa memasak! Mama tahu sendiri aku sejak dulu benci pekerjaan dapur!"

Suryani menggelengkan kepalanya, ini semua juga salahnya dulu karena terlalu memanjakan Runi dan semenjak menjadi nyonya Kevin ia semakin sombong.

"Sadarlah bahwa sekarang kamu bukan istri Kevin lagi dan statusmu juga bukan orang kaya lagi jadi tahu diri jangan berlagak menjadi nyonya padahal hidup kita pas-pasan, paham?!"

****

Runi kesal dengan roda kehidupan yang sedang ia alami saat ini. Ia tak menyangka setelah selama ini hidup enak menjadi nyonya Kevin kini ia harus terjembab ke jatuh dan kehilangan segala-galanya. Ketika melihat berita Tasya semakin bersinar saja dan itu menimbulkan rasa iri pada diri Runi.

"Tasya terus yang mereka bahas! Menyebalkan sekali!"

Runi sudah mencoba untuk menjadi brand ambassador endorse dari bebagai produk skin care seperti yang dulu ia lakukan sebelum menikah dengan Kevin namun sekarang hampir semua produk skin care menolak dirinya mempromosikan produk mereka dan hal itu membuat Runi frustasi.

"Semua ini pasti karena Kevin yang kurang ajar itu, dia berani sekali mematikan usahaku, lihat saja Kevin aku akan membalas perbuatanmu!"