NovelToon NovelToon
Soulmate

Soulmate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: sJuliasih

Perjalanan kisah romansa dua remaja, Freya dan Tara yang penuh lika-liku. Tak hanya berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka juga harus menelan kenyataan pahit saat harus berpisah sebelum sempat mengutarakan perasaan satu sama lain. Pun mereka sempat saling melupakan saat di sibukkan dengan ambisi dan cita-cita mereka masing-masing.

Hanya satu yang akhirnya menjadi ujung takdir mereka. Bertemu kembali atau berpisah selamanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sJuliasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Sudah hari ketiga Freya dan ketiga sahabatnya membentuk kelompok belajar. Usai mengulang materi pelajaran, Freya mengajak ketiga sahabatnya mengerjakan soal-soal yang di prediksi akan keluar saat ujian akhir sekolah nanti.

Berbeda dengan Andre dan Hana yang tampak antusias, Risa hanya memandangi buku di hadapannya dengan tatapan tak bersemangat. Padahal sejak awal dirinya lah yang paling menggebu mengajak Freya untuk membentuk kelompok belajar.

"Coba aja ada Tara, pasti nggak bakalan boring kayak begini." celetuk Risa yang membuat ketiga sahabatnya menoleh.

"Kenapa nggak ngajak Tara aja lo buat kelompok belajar berdua? Kan lumayan tuh sekalian bisa curi-curi kesempatan sama dia." Andre menimpali.

Risa hanya berdecak kesal mendengar respon dari Andre.

"Udah lah guys, mending kita fokus belajarnya. Uas tinggal empat hari lagi loh." Freya berusaha menetralkan suasana.

"Kita mah fokus, Frey. Si Risa noh sibuk mikirin Tara mulu." sahut Andre.

Lagi asyik membahas antara Tara dan uas yang tak ada hubungannya, Tari, bunda Freya, tiba-tiba menghampiri ke empat anak remaja yang tengah belajar di balkon rumahnya itu.

"Frey, itu temen kamu satu lagi baru dateng." ucap Tari.

"Temen tante? Perasaan kita nggak ada ngajak siapa-siapa deh." tukas Hana.

"Udah lah ajak aja. Kasian itu si ganteng, mana dia udah jauh-jauh dateng kemari." sambung Tari.

Freya dan ketiga sahabatnya pun saling memandang satu sama lain seraya mengernyitkan dahi. Mereka tidak paham siapa yang di maksud oleh bundanya Freya.

"Buruan Frey, suruh naik ke balkon!" pinta Tari yang tak ingin membuat lelaki di depan rumahnya menunggu lebih lama lagi.

"Bun, nanggung banget ini......"

"Biar Risa aja tante yang ke bawah." potong gadis itu dengan tergesa bangkit dari duduknya. Tampaknya ia sudah tahu siapa lelaki tampan yang akan bergabung bersama mereka.

Tari hanya mengangguk sambil menatap Risa dengan bingung. Lalu ia pun ikut menyusul gadis itu. Sementara Freya, Andre dan Hana kembali melanjutkan mengerjakan soal simulasi. Seolah acuh dengan lelaki yang di bicarakan sang bunda.

Hanya berselang beberapa menit, terdengar langkah kaki Risa bersama seorang lelaki menaiki anak tangga.

"Guys, ternyata Tuhan mendengar keresahan suara hati gue." seru Risa dengan sumringah.

Jelas suara Risa yang heboh itu membuat ketiga sahabatnya menoleh.

'Tara?!' Freya tersentak tak percaya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Andre ketus.

"Mau belajar lah, iya kali gue mau pacaran." jawab Tara santai seraya mengambil posisi duduk tepat di samping Freya. Ia tak peduli jika tempat itu adalah tempat Risa sedari awal.

Jawaban Tara yang terkesan jujur justru membuat Andre tertawa sinis.

"Lo ngapain duduk di samping gue? Sebelah Hana noh yang masih lebar." Freya mencari alasan agar Tara menjauh. Ia tidak akan fokus jika ada lelaki itu di sampingnya.

"Tapi gue pengennya duduk di samping lo." sahut Tara dengan entengnya.

"Sebenarnya lo nyari ribut apa gimana sih? hilang minat gue mau belajar." cerca Andre. Andai papa Tara tak bersikap semena-mena terhadap Freya, mungkin ia akan membiarkan Tara mendekati sahabatnya itu.

"Bilang aja lo takut kalah saing karna ada Tara di sini. Iya kan?!" sekak Risa lalu ia menyuruh Freya untuk pindah ke samping Hana agar bisa bersebelahan dengan Tara.

Freya pun menurut, setidaknya ia bisa bernafas lega dan berjarak dengan Tara.

Kembali mereka mengerjakan soal demi soal untuk persiapan uas. Tanpa terkecuali, semua mata pelajaran mereka pelajari ulang agar saat ujian nanti dapat mengerjakan soal-soal itu dengan mudah.

Walau sempat bersitegang sesaat, namun tak mengurungkan niat mereka untuk belajar. Semangat Freya kini menular kepada ketiga sahabatnya dan juga Tara.

Sebenarnya Tara maupun ketiga sahabatnya, masing-masing memiliki tempat untuk les privat. Tetapi entah kenapa mereka lebih nyaman dan terasa lebih mudah mencerna pelajaran ketika Freya yang menjelaskan.

Setelah hampir 1 jam berlalu, Tari kembali menghampiri anak-anak remaja itu di balkon.

"Ayo makan siang dulu. Tante udah masak banyak. Tapi... tapi maaf ya kalau lauknya tidak sesuai dengan selera kalian." ujar Tari terlihat sedikit tak percaya diri.

"Wah, tante tau aja kalo Andre udah lapar." Andre langsung bangkit dari duduknya.

"Sebenarnya Andre itu udah lama banget pengen makan masakan tante lagi. Terakhir, kalo nggak salah pas ultahnya Freya." sambungnya seraya merangkul bahu Tari tanpa sungkan. "Ayo tante, kita makan bareng." ajaknya.

Tari pun menyimpulkan senyum lebar. Dengan adanya Andre, ia jadi tau bagaimana rasanya memiliki seorang anak laki-laki.

Setelah Andre dan bunda Freya menuruni anak tangga, Hana dan Risa pun kemudian menyusul di belakang. Sementara Freya masih merapikan buku-buku yang berserakan di lantai.

Tara yang peka segera membantu gadis itu agar cepat selesai.

"Gue bisa sendiri. Lo ikut sama yang lain aja." ucap Freya tanpa menoleh ke arah Tara.

Tara tak menjawab, ia terus menyusun buku-buku pelajaran milik Andre, Hana dan Risa menjadi satu tumpukan.

"Udah beres, yuk." ujar lelaki itu.

Freya melangkah terlebih dulu, sementara Tara berada di belakangnya. Kehadiran keduanya yang secara bersamaan membuat ketiga sahabatnya menoleh, menaruh kecurigaan.

"Ngapai lo berdua? Bukannya langsung turun!" Risa berkata ketus, seolah ia cemburu dengan kedekatan Freya dan lelaki incarannya. Sepertinya Risa masih belum menyerah untuk mendapatkan Tara, sekalipun ia tau bahwa lelaki itu sangat menyukai sahabatnya.

'Selama janur kuning belum melengkung, nggak ada salahnya kalo gue mendekati Tara.' pikir gadis dengan potongan rambut sebahu itu.

"Gue beresin buku lo bertiga. Lagian main pergi-pergi aja lo pada." Freya membela diri.

"Terus lo ngapain Tar?" tanya Andre ingin menyudutkan Tara.

"Bantuin Freya." jawabnya santai, lalu menghampiri mejan makan.

Setelah duduk di tempatnya, tak lupa Tara menarik kursi kosong di sebelahnya. "Sini Frey." ujarnya tanpa malu-malu.

"Gue.... gue duduk di sini aja." Freya malah memilih duduk di sebelah Hana namun tetap berhadapan dengan Tara.

"Ayo, jangan sungkan. Kalau kurang bilang sama tante ya." tukas Tari seraya meletakkan jus jeruk dingin ke atas meja makan.

"Iya tante, makasih ya udah repot-repot masakin untuk kita." sahut Hana.

"Nggak masalah kok Han, tante malah seneng kalau kalian mau main-main ke sini."

Tanpa menunggu di persilahkan, Andre pun sudah lebih dulu menyantap makanan yang telah di sediakan oleh bunda Freya.

"Tante kenapa nggak buka catering aja sih? Masakan tante enak banget loh. Nggak kalah kok sama makanan yang ada di resto." ujar Andre.

"Bener banget tante. Masakan tante itu buat candu." sambung Risa seraya mengunyah.

Tari hanya tersenyum mendapat pujian dari sahabat anaknya. "Yaudah tante tinggal dulu ya. Makan yang banyak biar semangat belajarnya."

"Siap tante." Andre memasang pose hormat.

Di saat yang lain sibuk menikmati masakan buatan bunda Freya, Tara justru sibuk mencuri pandang kepada gadis di hadapannya.

Sehabis menyantap makan siang, Freya dan ketiga sahabatnya beserta Tara kembali menyelesaikan soal-soal simulasi. Untuk mengusir rasa bosan mereka, sesekali Andre mengeluarkan jokes hingga membuat ketiga sahabatnya tertawa lepas.

Tara bahkan ikut tertawa. Bukan karna jokes Andre, namun karna ia bahagia melihat Freya tertawa selepas itu. Mata cantik gadis itu bahkan memancarkan kehangatan yang membuat Tara betah walau berada di tempat sederhana.

Tanpa terasa, mentari hampir saja tenggelam di ufuk barat. Andre, Hana dan Risa pun bergegas berpamitan. Tak lupa mereka mengucapkan banyak terimakasih kepada bunda Freya yang sudah menjamu mereka dengan baik.

Andre pun langsung menghampiri motor sportnya yang terparkir di halaman rumah Freya.

"Lo nggak pulang Tar?" tanyanya seraya naik ke atas motor.

"Sebentar lagi gue pulang. Lo bertiga duluan aja." jawab Tara.

"Padahal gue mau bareng sama lo." ujar Risa menatap Tara yang berdiri di sebelah Freya.

"Lo kan bisa pulang sama Andre." sahut Tara.

"Gue mah bareng sama Hana yang searah." Andre menimpali.

"Lah terus gue sama siapa?" Risa tampak memberengut.

"Memangnya lo mau ngapain lagi di rumah gue? Pulang sana. Anterin Risa sekalian." Freya pun membuka suara.

"Gue mau bantuin nyokap lo." jawab Tara.

Tara tak bohong, ia benar ingin membantu bunda Freya. Sebelum mereka berpamitan tadi, Tara tak sengaja mendengar bahwa salah satu pelanggan yang memakai jasa laundry Tari meminta untuk mengantarkan pakaian miliknya sore ini juga.

"Modus lagi, modus lagi." sekak Andre.

"Berisik lo." sahut Tara ketus.

"Yaudah lah males gue lama-lama di rumah lo Frey, ada si kue tar soalnya." Andre pun menyalakan mesin motornya.

"Gue juga pamit ya Frey." ucap Hana seraya menaiki motor Andre.

"Lo gimana Ris?" tanya Freya.

"Gue udah nyuruh supir pribadi gue kok buat jemput." jawab Risa.

"Yaudah kita duluan ya guys!" perlahan motor Andre mulai meninggalkan pelataran rumah Freya.

Setelah Andre berlalu, Tara memutuskan duduk di salah satu kursi yang tersedia di teras rumah Freya. Ia merasa tak nyaman dengan sikap Risa yang sedikit agresif itu.

Berselang beberapa menit, sebuah mobil berwarna putih pun tampak berhenti di sisi jalan tepat di depan gerbang rumah Freya.

"Itu mobil lo Ris." tukas Freya.

Risa yang sejak tadi sibuk memfoto wajah Tara secara diam-diam, langsung menoleh ke arah gerbang.

"Frey, gue pulang ya. Titip salam sama Tara." Risa cekikikan sendiri sebelum akhirnya pergi dari hadapan Freya.

Rumah yang tadinya terasa ramai, kini kembali sepi. Menyisakan Tara, yang tengah bermain ponsel di teras rumah. Setelah mengantarkan Risa sampai gerbang, Freya pun menghampiri Tara.

"Lo sebenarnya mau ngapain sih di rumah gue?" kembali ia bertanya kepada Tara.

Seketika Tara bangkit dari kursi, segera ia menyimpan ponsel ke dalam saku seragam sekolahnya.

"Kan gue udah bilang, gue mau ngebantui nyokap lo." jawab Tara menatap lekat wajah Freya.

"Lebih baik lo pulang. Lo nggak perlu ngebantui nyokap gue."

Suasana hening sejenak.

"Frey....." Tari berteriak dari dalam rumah menuju teras. "Loh kamu belum pulang?" tanya Tari saat melihat Tara masih berdiri di teras rumahnya.

"Iya tante, saya......"

"Padahal udah Freya usir loh bun." potong gadis itu.

Tari hanya tersenyum. Melihat Tara, ia jadi teringat saat masih SMA dulu. Dimana ia juga merasakan yang namanya jatuh cinta pertama kali, sama seperti Tara dan juga Freya.

"Yaudah Frey kamu buruan ganti seragam kamu, abis itu anterin baju ini ya ke pelanggan bunda." tukas Tari.

Tanpa banyak bertanya, Freya langsung mengangguk. Ia sebenarnya lelah, namun ia yakin bundanya jauh lebih lelah darinya.

Bergegas Freya mengganti seragam sekolahnya. Ia mengenakan celana bergo panjang berwarna mocca dan kaos hitam oversize. Usai mengganti pakaian, gadis itu menghampiri sang bunda. Menanyakan alamat mana yang akan ia tuju kali ini.

Lalu Freya menaiki motor maticnya. Tak ketinggalan dengan Tara yang tanpa di suruh, langsung duduk di jok belakang motor gadis itu.

"Lo ngapain?" Freya tersentak dan motornya sedikit oleng karna harus menahan beban Tara.

"Mau ikut lo." jawab lelaki itu santai.

"Turun nggak lo?!"

"Frey, ini udah mau malam. Bahaya anak cewek kayak lo keluar sendirian. Gue temeni ya?"

Freya pun menghela nafas panjang. Di satu sisi sebenarnya ia begitu bahagia karna ada Tara, terlebih bisa sedekat itu dengan lelaki yang selalu saja membuat jantungnya berdegup cepat.

***

1
korokoro
kaget banget Tara, jangan nakal main cubit pipi aja/Scowl/
Julia H: namanya juga modus kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!