Deskripsi
Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.
Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.
Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.
Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.
Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.
Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dianggap gila
Setelah Jihan pergi, tinggal lah Aisha yang masih berdiri mematung, matanya masih melihat ke arah jendela lantai atas.
Tak lama kemudian, bel masuk kerja kembali pun berbunyi, para karyawan pun kembali masuk untuk kembali bekerja.
Aisha dengan cepat nya berjalan ke atas, dia dengan cepat menaiki tangga menuju lantai tiga, namun tanpa sengaja, dia pun kembali menyenggol Rey yang sedang berjalan di tangga lantai dua.
"Lu bisa nggak jangan bikin gua marah!."
Ucap Rey yang langsung menghentikan langkah Aisha.
"Aku sedang buru-buru, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."
Jawab Aisha yang mencoba untuk menerobos melewati Rey dan kawan-kawannya.
"Kasih paham Rey, kayaknya ini anak rada songong."
Ucap Andi yang langsung ikut mendekati Aisha.
"Bawa aja ke line dua, kita kasih pelajaran di sana."
Ajak Adit yang justru ikut-ikutan untuk membawa Aisha.
"Nggak kak, aku nggak sengaja, aku nggak tahu kalau ada kalian disini."
Jawab Aisha yang mencoba untuk melawan saat tangannya ditarik oleh mereka.
Rey dan kawan-kawan nya pun membawa Aisha ke tempat mereka bekerja, pekerjaan mereka berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh Aisha yang berada di lantai tiga.
"Sini, kita kasih paham sedikit, biar dia kapok sama kita."
Ujar Rey yang mengambil bedak putih yang bisa digunakan untuk menandai bahan sebelum dijahit.
"Ampun kak, aku minta maaf."
Teriak Aisha yang kini dipegang kedua tangannya oleh Adit dan Andi.
Sementara itu, Rey langsung menaburkan bedak putih itu pada wajah Aisha, banyak karyawan yang melihat kejadian itu, namun tidak ada satupun yang berani untuk menolong Aisha.
"Minimal maksimal pakai bedak lah, tapi menurut gua, mau lu pakai bedak sekilo pun, nggak bakal bikin lu cantik."
Ucap Rey yang berhasil membuat wajah Aisha terlihat seperti badut.
"Hahaha, bener juga Rey, kayak nya seru kalau kita bisa kaya gini tiap hari."
Jawab Adit yang tertawa saat melihat wajah Aisha.
"Sudah sana balik ketempat asal kamu, pengen muntah gua lihat nya."
Ucap Rey yang menyuruh Aisha untuk kembali ke tempat nya bekerja.
Aisha pun berjalan perlahan menuju lantai tiga, diatas tangga matanya masih melihat ke arah Rey yang masih menertawakan nya.
Sesampainya di lantai tiga, Aisha pun langsung membersihkan bedak putih yang menempel pada wajahnya.
"Jihan, si Aisha kenapa?, wajahnya penuh dengan bedak putih."
Tanya Rina yang bekerja di samping Jihan.
"Aku juga tidak tahu, yang jelas, dia adalah masalah dengan anak bawah."
Jawab Jihan yang sebenarnya tidak tega melihat wajah Aisha.
Aisha pun berjalan ke tempat nya bekerja dan melanjutkan apa yang sudah menjadi tugas nya.
Tiba-tiba, gadis Korea itu muncul dan mencoba untuk membersihkan bedak yang menempel di wajah Aisha.
"Cukup!, gara-gara kamu aku jadi kena masalah, tadi satpam, dan sekarang aku harus diperlakukan seperti ini."
Ucap Aisha yang membuat kaget teman-teman nya.
"Aish!, lu ngomong sama siapa?, kalau punya masalah, jangan di bawa ke tempat kerja."
Tegur kepala cutting yang merupakan atasan Aisha.
"Dia pak, gara-gara dia aku jadi kaya gini."
Jawab Aisha yang menunjukan tangan nya pada gadis Korea itu.
"Siapa yang kamu maksud Aish!, ini patung, apa kamu sudah gila?."
Tegur kepala cutting yang hanya melihat patung yang berdiri di depan Aisha.
Aisha pun bingung, matanya masih melihat gadis Korea itu, sementara atasan dan teman-teman nya tidak ada yang melihat gadis Korea itu.
"Kalau kerja jangan sambil melamun, ini akibat nya kalau masalah di luar pabrik, dibawa ke tempat kerja, jadi gagal fokus."
Ucap kepala cutting yang memberi saran pada Aisha dan juga karyawan yang lainnya.
"Aduh rada-rada ini anak, mungkin banyak pikiran kali dia."
Ucap salah satu karyawan yang kini mulai membicarakan tentang Aisha.
"Bisa jadi, dia kan tinggal sendiri, apa lagi dia jarang bergabung dengan yang lain."
Jawab salah satu teman nya lagi.
Aisha pun merasa kesal dengan ucapan teman-teman nya, sehingga tanpa sadar, dia pun langsung marah pada semua orang yang ada disana.
"Bilang apa tadi!, gua nggak butuh belas Kasihan, gua bisa sendiri, dan gua nggak gila seperti yang lu omongin."
Teriak Aisha yang menjadi pusat perhatian disana.
"Ya ampun Aish, kenapa lagi dia."
Ucap Jihan yang merasa tidak enak hati pada nya.
"Iya jelas kamu gila, memang nya salah?."
Jawab salah satu karyawan yang sempat melihat Aisha yang berbicara sendiri.
Kepala cutting pun menyuruh karyawan nya agar tetap tenang dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Akhirnya, jam kerja pun selesai, para karyawan pun diperbolehkan untuk pulang kembali ke rumah masing-masing.
Sayangnya, kejadian pun terulang kembali, gadis Korea itu justru mengikuti Aisha yang sedang berjalan di tangga lantai dua.
"Jangan ganggu aku, aku sudah kena banyak masalah hari ini."
Ucap Aisha yang membuat orang yang berjalan di dekat nya merasa aneh dengan apa yang dikatakan oleh nya.
Gadis Korea itu justru tersenyum pada Aisha dan mencoba untuk memegang tangan nya.
"Jangan konyol, aku bisa gila jika terus seperti ini!."
Ucap Aisha yang langsung di tarik oleh Rey dan kawan-kawan nya.
Rey mengira jika apa yang dikatakan oleh Aisha adalah kata-kata yang diberikan untuk Rey dan kawan-kawan nya.
"Bilang apa tadi Aish!."
Tanya Rey yang berjalan mengikuti Aisha.
"Gua nggak ngomong sama lu, jadi jangan ganggu gua."
Jawab Aisha yang kini sudah mulai dengan kata-kata nya.
"Terus lu ngomong sendiri?, biar disebut gila?, atau sekedar cari sensasi!."
Tanya Rey yang terus saja mengikuti Aisha hingga didepan pintu pemeriksaan.
Setelah melewati pemeriksaan satpam, Aisha pun bermaksud untuk pulang dengan berjalan kaki seperti biasanya.
"Aisha, hati-hati dijalan, aku menunggu mu kembali besok."
Ucap gadis Korea yang kini mengucapkan kata perpisahan di depan pintu pabrik.
Sontak Aisha pun menghentikan langkah kaki nya, membuat pengendara motor yang berada di belakang nya pun berhenti mendadak.
"Nyawa lu ada sembilan?, mau mati konyol lu disini!."
Tanya pengendara motor yang berhenti mendadak oleh Aisha.
"Maaf kak, aku sedang banyak masalah, maaf sekali lagi kak."
Jawab Aisha yang masih berbicara sopan.
"ya sudah, awas kalau nggak mau ketabrak."
Ucap pengendara motor itu kembali.
Aisha pun berjalan mundur kebelakang dan memberi jalan untuk pengendara motor itu.
Setelah berhasil keluar dari pintu pabrik, Aisha pun kembali melihat ke belakang, dan langsung melihat ke arah jendela lantai tiga.
Jelas terlihat, gadis Korea itu ada disana, membuat Aisha pun terdiam dengan mata nya yang melihat ke atas.
"Aduh,,,, dia lagi Rey, apa kita kerjain lagi."
Ujar Andi pada Rey yang masih nongkrong di depan pabrik.
"Jangan dulu, jangan disini maksud nya, kita ikuti kemana dia pulang."
Jawab Rey yang memiliki ide sendiri.
Aisha pun kembali berjalan, dia tidak mau lagi melihat ke arah jendela, karena hanya akan membuat nya terlihat gila.
"Aish, aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk membuat kamu terluka."
Ucap Jihan yang mendekati Aisha.
"Pergi Han, jangan dekati aku lagi, aku tidak mau ikut kena masalah jika dekat dengan aku."
Jawab Aisha yang langsung meninggal kan Jihan.
"Aisha, aku minta maaf."
Teriakkan Jihan yang sengaja tidak dia jawab.
Setelah menjauh dari pabrik, Aisha pun merasa jika tidak ada lagi kehadiran sosok gadis Korea itu, membuat nya sedikit merasa tenang.
Ditengah perjalanan pulang, Aisha pun merasa jika dirinya sedang diikuti, perasaan nya pun langsung berubah kembali.
Merasa jika dirinya sedang diikuti, Aisha pun memilih untuk berlari sekencang-kencangnya tanpa melihat ke arah belakang.
Hingga akhirnya, Aisha pun kembali dikagetkan dengan kedatangan sosok yang paling membuatnya merasa ketakutan.
lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu