NovelToon NovelToon
Jodoh Dari Allah

Jodoh Dari Allah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Malam hari nya . . . . 

"Aku antar ya Lia, ini udah malam , bahaya perempuan pulang sendirian. " Ucap Fauzi saat diri nya dan Delia baru saja siap mencuci piring kotor .

Delia menoleh sambil tersenyum .  "Maaf banget Fauzi. Tapi kayaknya enggak usah deh . Arah jalan rumah kamu sama tempat aku tinggal kan berbeda . Kasihan kalau kamu nya nanti muter-muter . Udah aku udah biasa kok pulang sendiri . Nanti aku pesen ojol deh " tolak Delia halus , diri nya tidak mau merepotkan orang lain .

Selagi diri nya bisa , diri nya tidak akan pernah meminta bantuan siapa pun .

Fauzi menghembuskan nafas nya kasar, selalu saja seperti ini jika mengajak gadis yang ada di samping nya ini untuk pulang bersama .

Delia menolak nya dengan berbagai macam alasan , dan yang pasti nya dengan senyuman manis di wajah cantik nya itu .  Yang membuat siapa saja yang melihat nya langsung terpesona .

"Kali ini aja deh Lia . . Aku juga mau main sama Ciko" Fauzi masih mencoba merayu Delia , agar mau di antar oleh nya .

"Ciko kayak nya jam segini udah tidur deh , kamu bisa dateng pagi kalau mau main sama dia " sahut Delia .

Fauzi menepuk jidat nya . Itu kan hanya alasan diri nya saja , agar bisa mengantar Delia ,

"yaudah , aku mau jumpa sama bunda Retno , aku kangen banget. Udah lama enggak main ke panti . Kemarin aku sibuk banget sama kuliah aku " ucap Fauzi lagi , dan berharap usahanya kali ini berhasil .

Karena diri nya memang ingin sekali mengantar Delia pulang , dan menghabiskan waktu dengan gadis itu lama sedikit .

Delia tampak berpikir . "Emang nya kamu enggak langsung pulang ke rumah ? Nanti orang tua kamu nyariin loh Fauzi ?"

Fauzi menggeleng kan kepala nya. "Aku udah ijin sama mama ku , mau main ke rumah temen. " Sahut Fauzi .

Delia akhirnya mengangguk kan kepala nya . "Yaudah deh. Tapi kamu enggak bohong kan ?"

"Ya ampun Lia sayang , enggak lah. Buat apa aku bohong . Yaudah yuk pulang , nanti ke buru malem , bunda Retno udah tidur lagi " ajak Fauzi ,

Delia mengangguk kan kepala nya , lalu kedua nya sama - sama keluar dari area dapur itu .

Fauzi itu sangat dekat dengan bunda Retno, dan tanpa sepengetahuan Delia , mama nya Fauzi juga sering membantu bunda Retno , kadang juga sering mengantarkan makanan untuk adik - adik panti .

Dan tanpa mereka sadari sedari tadi di balik tembok, seseorang mengepalkan kedua telapak tangan nya. Sungguh diri nya sangat marah mendengar obrolan Fauzi dan Delia .

"Aku enggak akan biarkan kamu deketin Lia , Fauzi !!"

Sepeda motor matic milik Fauzi telah sampai di panti asuhan kasih bunda , tempat dimana Delia dan sepuluh adik panti nya tinggal .

Sebenarnya ini rumah milik pribadi bunda Retno. Bunda Retno yang hidup sendirian , tanpa memiliki sanak saudara langsung menjadikan rumah nya panti asuhan .

Suami nya sudah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu setelah mengidap penyakit kanker . Dan saat itu bunda Retno merasa sendirian .

Tidak memiliki anak dari sang suami , karena pernikahan mereka baru terjalin sebulan, dan bunda Retno langsung mendapati sang suami mempunyai sakit keras . Kehadiran bayi mungil yang di beri nama oleh nya Delia Putri menjadi penyemangat bunda Retno . Sungguh bunda Retno tidak merasa kesepian . Dan bunda Retno lalu menjadikan rumah nya sebagai panti asuhan , mengambil sepuluh anak jalanan yang terlantar . Bunda Retno mengurus nya dengan kasih sayang . Namun kini hanya tersisa empat orang , sebab enam orang yang lain nya sudah d adopsi oleh beberapa orang . Dan bunda Retno tidak mempermasalahkan nya sama sekali .   Yang penting anak - anak nya di adopsi harus bahagia dan terjamin kehidupan nya .

Rumah bernuansa sederhana dengan cat berwarna putih itu membuat Delia sangat nyaman memandangi nya . Delia turun dari sepeda motor matic milik Fauzi , lalu melangkah kan kaki nya bersama dengan Fauzi menuju ke depan rumah . Di depan ada bunda Retno dan Tiara yang Delia yakin , sejak tadi menunggu kepulangan nya .

"kak Lia !" Teriak Tiara , salah satu adik panti Delia . Delia tersenyum menatap Tiara yang tengah berlari menghampiri diri nya . Sungguh hal itu selalu di lakukan oleh Tiara saat gadis berusia lima belas tahun itu tidak ketiduran saat Delia pulang bekerja .

Delia memeluk erat tubuh mungil yang hanya berkisar hanya sebahu nya itu .

"Kamu belum tidur ? Yang lain nya mana ?" Tanya Delia .

Tiara mengurai pelukan nya . "Mereka semua nya udah tidur kak . . Tiara enggak bisa tidur , baru mau pejamin mata , Ciko udah nangis . Ciko rewel banget kak . Jadi nya dari pada suntuk, Tiara nungguin Kakak deh sama bunda " sahut Tiara .

Kening Delia berlipat mendengar kata-kata dari Tiara , yang membicarakan tentang adik panti nya yang paling kecil itu . Ciko nama nya , adik panti nya yang berusia setahun,  yang satu nya  berusia sembilan dan yang satu nya lagi sepuluh tahunan. .

"Ciko kenapa ?" Tanya Delia .

"Ciko sakit demam kak " sahut Tiara .

"ya Allah " ucap Delia ,

Fauzi yang berada di samping nya langsung menatap nya . Fauzi mendengar semua nya .  "Kita masuk Lia , nanti kita lihat kondisi nya , nanti kalau belum ada kurang nya kita bawa ke rumah sakit ya . " Ucap Fauzi .

Delia mengangguk kan kepala nya , lalu melangkah kan kaki nya masuk, bunda Retno tadi langsung masuk saat mendengar suara tangisan melengking dari Ciko.

"Ciko kenapa bunda ?" Tanya Delia khawatir .

Bunda Retno tampak gusar , menenangkan Ciko yang terus menangis di dalam gendongan nya. "Badan Ciko panas banget Lia . Ya Allah , bagaimana ini. "

"Kita bawa ke rumah sakit bund . Biar Fauzi sama Lia aja yang bawa , bunda jaga adik-adik yang lain . " Ucap Fauzi .

Bunda Retno mengangguk kan kepala nya , lalu menyerahkan Ciko pada Delia .

"Hati - hati ya kalian " ucap bunda Retno .

Delia dan Fauzi mengangguk kan kepala nya , setelah mengucap salam kedua nya langsung pergi membawa Ciko ke rumah sakit .

Di tempat yang sama di waktu yang sama pula . "Pasien hanya demam biasa dok, karena kebanyakan menangis" ucap salah satu rekan dokter Azzam yang tengah menangani putri dari pemilik rumah sakit ini .

Azzam meraup wajah nya kasar , sambil menatap ke arah sang putri yang tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan selang infus yang terbalut di tangan nya .

Ameera belum sadarkan diri .

"Tidak ada yang perlu di khawatir kan dokter Azzam ." Ucap lagi dokter itu .

Azzam mengangguk kan kepala nya , lalu mengucapkan terimakasih pada dokter yang sudah menangani putri nya .

Nanti setelah sadar, Ameera tidak perlu di rawat , Ameera hanya demam biasa dan Ameera sudah boleh pulang . . Jadi Azzam memutuskan untuk menunggu sang putri sadar saja , menunggu di IGD yang lumayan sepi ini .

Tiba - tiba dari arah depan IGD , muncul dua orang dan satu perawat yang tengah mendorong brangkar menghampiri pasien yang datang.

"Pak tolong selamat kan adik saya "

deg

Azzam terpaku mendengar suara yang menurut nya sangat lah tidak asing di indera pendengarannya itu .

Azzam yang tengah duduk di samping brangkar Ameera langsung menyibak kain pembatas , dan membuka nya .

Seketika , mata Azzam menangkap sosok gadis yang membuat nya langsung membulat kan kedua bola mata nya . Ini kali kedua diri nya bertemu . . . .

1
Uswatul Khasana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!