NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bintang Satu

Aku menghidupkan lampu ruangan tengah dan menemaninya hingga dia mengantuk. Aku memainkan ponselku. Khanza sesekali duduk di sebelahku dan meletakkan kepalanya di bahuku. Mengintip aktivitas ponselku.

Instagram begitu ramai dengan kondisi kota saat ini. Banjir Bandang, menjadi topik yang panas di Instagram. Tak hanya itu. Pemadaman, pohon tumbang, rumah roboh, dan lainnya.

"Seram sekali" Lirih Khanza di dekat telingaku.

"Bagaimana kondisi Ayahmu?" Tanyaku menganti topik. Aku melihat Khanza dari pantulan layar ponselku yang tengah menoleh ke arahku.

"Ayah? Kenapa menanyakan Si tua bangka itu?" Bibir Khanza manyun dan membuka ponselnya.

Aku melihat layar ponselnya. Latar belakangnya masih sama. Menggunakan foto kami berdua saat di tebing desa sebrang kala itu. Kini, tebing itu sudah menjadi destinasi desa. Dan alam di sekitarnya menjadi rusak karena ulah pengunjung.

"Ayahku baik-baik saja. Hanya saja, dia memintaku untuk menjadi pewarisnya. Dia juga membuat telinga kananku panas. Selalu mengoceh tentangmu setiap hari. Itu membuatku pergi dari rumah dan datang ke desa ini untuk berlibur selagi menunggu tes kuliah di mulai" Jelasnya panjang sambil menunjukkan 26 pesan Ayahnya yang hanya dia baca dan 83 panggilan tak terjawab.

Ayahnya gila.

"Ya, sampai disini... Aku malah bertemu dengan orang yang sangat ingin ku jauhi" Lirihnya.

Ya, aku bisa mendengar lirihanmu. "Kenapa ingin menjauhiku? Apa aku sangat menganggumu?" Tanyaku.

"Tidak" Jawabnya dengan cepat sambil menarik tangan kananku dan memainkannya.

"Lalu?"

"Entahlah" Dia mengengam telapak tangan kananku. "Semakin aku memikirkannya, semakin aneh. Kurasa, aku menyukaimu, mangkannya aku memilih menjauh" Jawabnya.

HAH?! Apa dia tidak salah ngomong?! Aku melihatnya dan melongo.

"Tapi waktu itu" Lanjutnya.

Hadeh, sampe berharap lebih.

"Meski sekarang aku masih suka berdebar, tapi aku sungguh tak tau ini rasa suka karena mencintai atau hanya obsesi terhadapmu" Ucapnya mencium punggung tanganku dengan pelan.

"Ya, keknya emang bagusan temenan aja" Jawabku.

"Temenan? Ah, itu sangat sulit bagiku. Apa lagi habis ini kuliah, kamu pasti akan memiliki banyak teman laki-laki. Aku juga tak mau mereka bisa memilikimu" Perjelasnya.

Ah, ini kalau di novel/komik, dia pasti akan masuk ke dalam list cogan red flag yang terpaku karena pertemanan.

"Ya Sekar, mungkin kamu tak perlu sekarang menjawabnya. Apa kamu mau menjalin hubungan denganku? Hubungan yang lebih dari pertemanan?" Tanyanya.

"Apa kau sedang confess padaku?" Tanyaku.

"Haruskah aku menjelaskannya secara detail?" Tanyanya.

Aku duduk dengan tegak. Menghadap ke arahnya. "Sopankah begitu? Kau sudah mengabaikanku lebih dari 2 tahun" Ucapku. "Dan kita baru saja bertemu, tiba-tiba kau mengakui begini? Kalau kau jadi aku, apa kau akan menerimanya?" Tanyaku.

Astaga, aku sudah terlanjur kesal dengannya.

Dia mengeleng. "Aku kan, sudah berkata. Aku tidak ingin orang lain melihatmu. Biarkan aku saja yang selalu ada di hadapanmu" Jawabnya.

Khanza sudah gila.

"Kita lihat besok saja. Kalau kau pergi lagi tanpa kabar, aku sungguh tak akan menganggap kau mengakui hal ini padaku" Jawabku mendorong wajahnya yang terus mendekat.

Dia meringis. Bocah ini, memang tak ada takut-takutnya.

Dia mengusap keningku dan membenarkan poni rambutku. "Terus marahlah padaku. Aku menyukai ocehanmu" Ucapnya.

"Najis! Apa kau ini masokis?" Aku segera meninggalkannya dan kembali ke kamarku. Aku hanya perlu menunggunya besok. Dia pasti akan pergi begitu saja. Tanpa pamit.

Itulah yang ku harapkan. Tapi, apa yang terjadi?

"Selamat Pagi, Tuan Putri. Apa tidurmu nyenyak?" Dia malah membantu Bu Vety memasak.

Khanza terus-terusan menghindari pandanganku.

Eerrgh, wajah itu membuatku kesal. Bu Vety malah tambah akrab dengan Khanza. "...berarti sehari-hari, nak Khanza berbahasa Inggris disana?" Mereka berdua asik mengobrol tentang keseharian Khanza saat di Australia.

Khanza pada dasarnya memang tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain. Mereka berdua, terlihat seru sendiri. Kami sudah selesai makan. Aku mencuci piring dan barang-barang lainnya. Dan itu, juga bersama Khanza.

Aku tau ini waktu baginya untuk menanyakan jawabanku. Aku sudah bisa membacanya dari gelagatnya yang tiba-tiba menjadi kikuk. Sama seperti dia di jurang kala itu.

Benarkah? Apa waktu di jurang itu, dia juga mau confess padaku? Aku tanpa sadar melihatnya. Dia langsung membuang pandangannya jauh-jauh. Aku menyipitkan mataku. Apa dugaanku benar?

"Uff, bagaimana? Aku tidak melarikan diri lagikan?" Dia melirik ke arahku. Telinganya terlihat merah.

"Halah, kau memang tak melarikan diri. Tapi, kini pandanganmu yang menghindariku" Jawabku sambil memberikan piring yang sudah bersih padanya.

"Aelah,... Ya, mana bisa kek gitu..." Lirihnya dengan bibir manyun.

"Aku ingin sekali mencelup-celupkan wajahnya di baskom ini" Batinku.

"Bagaimana? Apa kamu menolakku?" Tanya dia dengan lirih.

"Tidak" Jawabku sambil membuang air di baskom itu dan mencuci tanganku.

"Tunggu, apa maksudnya tidak? Kamu tidak menolakku?" Tanya dia dengan gelagapan. Apa jawabanku memang tidak jelas? Kurasa memang membingungkan kalau aku hanya menjawab begitu.

"Haruskah aku menciummu, agar kamu paham?" Tanyaku mencipratkan air di tanganku yang basah.

Sekilas aku melihat perubahan di wajahnya. Dia terlihat senang, meski dia menahannya. "Boleh! Aku mau satu disini" Ucapnya sambil menunjuk pipi kanannya.

"Eww, najis" Jawabku meninggalkannya.

"Eh? Sekar tunggu!"

...----------------●●●----------------...

Pukul 10 siang, Khanza berpamitan pulang. Namun, dia tak jadi langsung pulang karena ikut dengan ku untuk mencari buku. Dia mengenakan topi yang dia bawa ke kepalaku. Siang hari, hawa sungguh panas, meski tadi malam terjadi banjir.

Banjir kemarin, seolah tak pernah ada karena hawa panas ini. Niatnya, aku hanya mencari buku. Tapi, Khanza malah membawaku bermain ke sana dan ke mari. Sekujur tubuhku menjadi lelah, karena tempat yang Khanza kunjungi rata-rata ramai pengunjung.

Aku sudah lemas duluan. Dia seperti robot yang tak pernah kehabisan energi. "Ayo kita ke cafe itu" Dia menunjuk cafe yang baru di buka.

"Lihatlah ini, aku ingin minum yang topping kucing. Bukankah ini imut, seperti gumpalan awan?" Dia terus mengoceh dan menunjukkan feed instagram Cafe Meowvy itu.

KRINCING!

Suara lonceng kecil di atas pintu terbuka. "Selamat datang, di Cafe Me-" Aku ingat dengan suara ini. Lantas aku melihatnya dan Khanza termangun di tempat, setelah ucapan selamat datang itu terhenti.

Sosok pria seragam putih dengan paduan warna Khaki. Aku mengenalnya. Kulit sawo matang itu, wajahnya yang tidak tampan tapi manis itu.

"Ah, Sekar. Kita salah masuk cafe" Ucap Khanza dan menarikku keluar dari Cafe.

Pria itu adalah Gavin. Cinta pertamaku, sekaligus sosok yang sering membuliku di pertengahan SMP hingga berlanjut di SMA.

Aku termenung. Aku tak mengerti mengapa Khanza tak jadi beli di cafe itu. Padahal, dia memuji sajian topping Es Krim-nya bisa di request. "Kenapa tidak jadi? Katanya pengen nyoba yang topping kucing itu?" Aku merasa ini kesalahanku.

Khanza merangkulku. Mengusap kepalaku dan menghentikan kepalaku saat ingin menoleh ke belakang. "Ada cafe lain yang menarik. Aku tidak akan ke Meowvy lagi. Karyawannya tidak ramah. Bintang satu" Jawab Khanza sambil meringis lebar.

1
Introvert
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Introvert
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Introvert
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!