Cinta Suci Bilqis

Bilqis nampak tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar dari Rendi. Bilqis menanggap bahwa ia barusan hanya sedang berhalusinasi saja namun justru respon yang Rendi berikan sangat membuatnya terkejut. Bagaimana tak terkejut karena ternyata Rendi mengatakan yang sejujurnya bahwa ia memang ingin Bilqis membatalkan gugatan cerainya.

"Tolong kamu jangan lakukan ini padaku."

"Namun kenapa Mas? Bukankah kamu tak ingin kita melanjutkan pernikahan ini? Kamu bilang kamu benci aku?"

"Aku khilaf, aku sudah dipenuhi oleh dendam sampai tak tahu yang sebenarnya terjadi padamu. Aku minta maaf dan tolong berikan aku kesempatan kedua."

Bilqis dilema saat ini, apakah ia harus memberikan kesempatan lagi pada Rendi atau sudah cukup ia berikan kesempatan itu. Bilqis menimbang semuanya dan sejujurnya saat ini Bilqis bingung sekali dan belum bisa menentukan pilihannya.

"Aku minta maaf kalau aku mengatakan ini padamu namun aku belum bisa menjawabnya."

Rendi menghela napasnya panjang, ia sudah menduga bahwa Bilqis akan mengatakan hal ini. Luka hati yang sudah ia torehkan rupanya terlalu dalam hingga Bilqis pada akhirnya seperti ragu untuk menerimanya kembali.

"Baiklah, aku tak akan memaksakan kamu untuk mau menerima aku kembali sekarang karena kamu juga butuh waktu untuk berpikir. Akan tetapi tolong kamu pikirkan sekali lagi mengenai semua ini, aku hanya tak ingin kamu menyesali keputusanmu."

Bilqis hanya tersenyum menanggapi ucapan Rendi barusan. Rendi kemudian gegas pergi dari sana dengan raut wajah yang sedih karena ia merasa kesempatannya kembali dengan Bilqis semakin tipis. Ia baru menyadari semuanya di saat sudah terlambat dan Bilqis sepertinya juga sudah siap dengan keputusannya berpisah dengannya. Rendi kembali ke rumah dan Ayumi sudah menantikannya pulang, Ayumi melihat Rendi nampak berbeda ketika pulang ke rumah dan tentu saja ia langsung menanyakan apakah gerangan yang terjadi pada anaknya.

"Apa yang terjadi padamu?"

"Bukan apa-apa."

"Kamu bisa saja mengatakan tak ada apa-apa namun Mama tahu kamu berbohong!"

****

Bilqis tak bisa tidur nyenyak malam ini karena memikirkan sikap Rendi yang mendadak berubah padanya. Bilqis berpikir bahwa mungkin saja pada awalnya Rendi hanya bercanda atau main-main saja ketika mengatakan mengakui kesalahannya di masa lalu namun ketika Bilqis melihat ke dalam dua matanya, ia menemukan kejujuran yang sama sekali belum pernah ia lihat sebelumnya yang mana karena tatapan itu membuat Bilqis menjadi goyah dengan keputusan apa yang harus ia ambil. Bilqis tak bisa tenang dan masih saja gelisah hingga akhirnya pada keesokan harinya ia bertemu secara tak sengaja dengan Krisna di sekolah lagi dan Bilqis yang kebetulan jam mengejarnya belum tiba memutuskan membicarakan ini dengan Krisna.

"Jadi maksudnya anda mau tetap bertahan dengan suami anda begitu?"

"Bukan begitu, hanya saja saya merasa kalau suami saya sepertinya sudah mengakui kesalahannya."

"Dan anda mau saja menerima semua itu dengan mudahnya? Apakah anda mau saja ditipu oleh suami anda?"

"Saya merasa bahwa dia sama sekali tak menipu saya, dia mengatakan kejujuran. Saya bisa melihatnya dengan jelas bahwa di kedua matanya menyiratkan ketulusan."

Krisna nampak mendengus kesal karena mendengar ucapan Bilqis barusan, entah kenapa Krisna jadi tak suka kalau Bilqis hendak kembali pada Rendi dan luluh dengan bujukan pria itu.

"Semoga saja anda tak menyesali keputusan anda."

****

Ayumi nampak tak percaya ketika Rendi mengatakan bahwa ia ingin memutuskan Cathrine dan kembali pada Bilqis. Ayumi tentu saja murka bukan main dan tak habis pikir dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Rendi sampai-sampai memiliki pemikirkan begitu. Rendi mengatakan bahwa ia sudah memikirkan ini sejak jauh-jauh hari dan ia merasa mantap dengan keputusannya saat ini.

"Apakah kamu sudah tak waras? Apa yang Bilqis lakukan padamu?"

"Mama ini kenapa sih tak suka sekali dengan keputusan yang aku ambil?"

"Tentu saja Mama tak suka karena kamu ini sudah dibutakan oleh Bilqis! Wanita itu pasti menggunakan ilmu hitam untuk mendapatkan kamu lagi."

"Mama jangan asal bicara begitu, ya."

"Kok kamu malah marah sih? Mama kan mengatakan faktanya!"

"Fakta? Kalau memang fakta apakah Mama sudah punya bukti kalau memang Bilqis itu melakukan seperti apa yang Mama tuduhkan barusan? Kalau memang Mama tak bisa membuktikannya maka bukankah jatuhnya malah jadi fitnah?"

Ayumi terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Rendi dan Rendi sendiri tak mau terlalu ambil pusing dengan mamanya yang tak setuju, ia memilih untuk memertahankan rumah tangganya dengan Bilqis dan semoga saja kali ini ia masih bisa melakukannya.

"Rendi!"

Namun Rendi sama sekali tak mau mendengarkan sang mama dan tetap gegas pergi meninggalkan sang mama.

****

Ayumi menjemput sang suami di rumah sakit karena suaminya sudah diizinkan untuk pulang ke rumah. Ayumi memasang wajah bahagia walau sebenarnya di dalam hatinya jengkel karena sang suami kondisinya semakin membaik setiap hari. Herlambang sudah bisa berjalan dan melakukan aktivitas ringan lain walau ia belum bisa kembali bekerja di kantor namun setidaknya saat ini kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Kini ia sudah pulang ke rumah dan para pekerja di rumah ini menyambut kepulangan tuan besar mereka.

"Selamat datang kembali di rumah Tuan."

"Terima kasih banyak."

Herlambang kemudian duduk di sofa ruang tengah dan Ayumi menemani sang suami di sana. Herlambang kemudian menanyakan di mana Bilqis yang mana mood Ayumi seketika menjadi rusak karena suaminya menyebut nama orang yang sangat ia benci.

"Suamiku, kenapa kamu mencari Bilqis?"

"Karena dia menantu kita, apakah kamu sudah lupa?"

"Tentu saja aku tak lupa hanya saja, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Mengatakan apa?"

"Rumah tangga anak kita sedang tak baik-baik saja."

"Apa maksudmu?"

Maka mulailah Ayumi merangkai cerita bohong mengenai Bilqis yang selingkuh dengan pria lain hingga membuat Rendi marah dan ingin menggugat cerai Bilqis.

"Apakah kamu pikir aku akan memercayai cerita bohongmu barusan?"

"Apa maksudmu? Cerita bohong?"

****

Bilqis baru saja pulang mengajar dari sekolah dan ia ditelepon oleh Ayumi, ia nampak terkejut menemukan nama Ayumi di layar ponselnya. Jarang sekali mama mertuanya itu menghubunginya dan ia jadi bingung harus dijawab atau tidak.

"Halo?"

"Bilqis."

"Papa?"

"Iya ini aku, kamu sudah selesai mengajar Nak?"

"Sudah Pa."

"Kamu pulanglah, Papa rindu sekali padamu."

"Baiklah Pa."

Bilqis mematikan sambungan teleponnya, ia tak menyangka rupanya sang papa mertua sudah kembali ke rumah dan ingin bertemu dengannya. Bilqis gegas pergi ke rumah untuk menemui papa mertuanya yang memang sangat baik sekali padanya itu. Ayumi hanya memerhatikan bagaimana Herlambang dan Bilqis dekat sekali layaknya ayah dan anaknya, Ayumi memikirkan bagaimana caranya melenyapkan Bilqis.

'Kamu tunggu saja Bilqis, aku akan segera melenyapkan kamu.'