NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:335.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11 ~ Sebentar cinta sebentar kesal

Jika harus satu begini ia jadi jalan terpincang-pincang, Dina menghentikan langkahnya dan membuka sepatu lainnya.

Belum kawin aja udah diginiin, tega njirr! Wajahnya sejak tadi merengut kecut, tak ada niatan untuk menebar senyum. Lihatlah si om-om kurang ajar di depan, ya jalan duluan, ya sepatunya di liat-liat sampe ke dalam.

"Ukuran kaki kamu kecil banget cil..." kritiknya.

Bodo amat, abaikan! Dina justru memilih menyipitkan matanya menjadikan kepala Pras target lemparan sepatu sebelahnya, sementara pria itu sibuk menganalisa sepatu sebelah Dina.

"Bismillah, lancarkan aksi jahat gue ya Allah! Kalo bisa sampe tuh om-om amnesia jadi ngga inget kalo pernah ngajuin pernikahan...dan ngga inget sama gue..." gumamnya berdo'a.

Wingggg!

Tapi tiba-tiba Dina tersentak kaget, lemparannya justru seketika ditangkap Pras, lelaki itu membalikan badannya bersamaan dengan Dina yang melempar.

"Wuitsss....." Pras menangkap dengan kedua tangannya memancing geraman kesal sekaligus lengu han kecewa Dina, "aaaaa----ngga kena lagi!" gerutunya menggeram.

Prasasti cekikikan melihatnya, "sayang sekali, andi belum beruntung...ini maksudnya mau dikasiin ke saya? Makasih loh! Kira-kira kalo saya jual laku berapa, ini Cahnel asli kan? Second gini lumayan lah ya buat nyawer biduan di acara nikahan nanti?"

Dina menggerutu, "Cahnel...Cahnel....lidah om tuh mesti diserut dulu kayanya serutan pensil..."

Ada saja jawaban yang membuat perutnya serasa di kocok, Prasasti kembali menghampiri Dina yang mogok melanjutkan perjalanannya, ealah! Ke kantor aja ngabisin waktu 15 menit, dan mereka belum ada setengah perjalanan. Ada saja aksi Dina yang membuat Pras harus memutar otaknya demi membujuk Dina, meski kebanyakan ia tak tahan pula untuk mengusili gadis itu.

Pras berjongkok di depan kaki-kaki putih nan mulus yang kini sedikit kotor karena berjalan di atas jalanan beraspal tanpa alas apapun.

Ia mendongak ke arah Dina dengan kernyitan alis menghalau sinar mentari yang semakin membumbung naik, "may i? Kaki-kaki kamu nanti merah, kalau sampe nginjek batu atau paku saya juga yang susah..." pintanya bermaksud ingin memasangkan sepatu di kaki Dina.

"Bilang aja om mau pegang-pegang, JANGAN NGAREP!" sengaknya kini berjongkok dan merebut sepatunya dari Pras masih dengan wajah tak bersahabat dan justru semakin tajam menusuk.

Melihat keringat yang mengucur dari pelipis ke area garis wajah Dina yang mulai memerah, Pras tersenyum tak tega.

"Panas ya?" ia melepas baret miliknya dan memasangkan itu di kepala Dina lalu cengengesan manis, "cocok. Cantik...my persit..." tak kencang, namun ucapan lirih itu begitu mengena dan langsung membuat Dina mengalihkan pandangan ketusnya salah tingkah, entahlah! Kali ini ia tak berniat melarang, menegur ataupun menghempas topi kebangaan para prajurit negri itu.

Pras beralih membantu Dina membuat simpul tali sepatunya, dan lagi-lagi Dina tak berhasil menepis tangan-tangan besar itu menyentuh tali sepatunya lalu membiarkannya begitu saja.

Dan kali ini, Pras tidak berjalan duluan, namun ia berhasil menggenggam tangan Dina yang meskipun pasif namun kini gadis itu tak memberontak seperti biasanya, lebih jinak. Entah mungkin, karena cuaca panas membuat otaknya ikutan meleleh dan oleng.

"Setiap jengkal langit bumi pertiwi aja aku jagain, apalagi setiap jengkal diri kamu..." ocehnya.

Niat hati bikin romantis, ucapan gombal itu justru memantik alis yang menukik dari Dina, "jijik."

Prasasti meledakan tawanya melihat dan mendengar reaksi Dina, karena gadis itu kemudian menarik tangannya dari genggaman Pras dan memukul keras bahu lelaki itu, bukannya diberi pujian sepaket senyuman manis, ia malah diberi tamparan keras, dasar bocilll! Ngga bisa diromantisin!

"Pikiran om-om tuh ngeres aja!" omel Dina berjalan meninggalkan Pras membuat Prasasti menyusulnya dengan larian kecil.

"Ini tesnya kaya gimana? Persis UTBK atau tes psikolog?" tanya nya duduk di ruang tunggu bersama Pras yang sesekali bertegur sapa dengan beberapa rekan, senior bahkan junior.

"Ya, semacam itu." angguk Pras.

Dina menarik nafas dan membuangnya berkali-kali sempat merapikan rambutnya yang panjang juga berkali-kali, "ini aku udah rapi belum, om?" tanya nya. Tidak dengan baju kelewat rapi persis orang yang lamar kerjaan. Hanya dress putih selutut dengan lengan panjang, tanpa hiasan yang menghalangi keindahan alami rambut seorang Dinata Mahika Jennar, akibat dari acara yang dadakan, karena awalnya ia memang tak berniat datang ke kantor kesatuan.

Bahkan Prasasti cukup dibuat terpukau dengan wajah cantik tanpa make up berlebih, yang orang-orang bilang make up ala korean girl itu.

"Ini coba rambutnya sebelah sini," pinta Pras modusnya yang memang ingin menyentuh Dina, gadis itu menurut saat Pras mengelus dan terlihat gelagat merapikan rambutnya. Jarak mereka yang terbilang dekat untuk ketiga kalinya setelah kejadian club malam, dan cafe arena golf itu membuat da rah Pras berdesir menumbuhkan satu rasa yang mampu membuat salivanya mendadak jadi pasir, berasa seret ditelan.

Dan adegan pamungkasnya adalah saat Dina dengan mata bulat terbingkai mascara dan eyeliner itu mengerjap padanya, "udah rapi? Kira-kira nanti om-om atau tante-tante di dalemnya galak ngga?"

Jakunnya naik turun lalu menyudahi aksi yang akan membuat dirinya tak bisa tidur nyenyak itu, "udah." Prasasti menggeleng, "insya Allah mereka baik, wong mereka manusia, bukan singa. Kecuali kalo mendadak berubah jadi macan, genggam tangan abang erat-erat."

Dina terkekeh renyah, dan tawanya itu serenyah wafer, menjiwir ujung hidung Pras begitu manja bagi Pras, "erat-erat, om manusia apa balon?"

"Mau masuk apa pacaran disitu, bang?" tegur staf disana yang rupanya sejak tadi nungguin keduanya manja-manjaan begitu.

"Ya?" keduanya membeo menoleh cepat.

Dina menarik-narik ujung dressnya bermaksud merapikan, hingga tak sadar menjatuhkan tas clutch miliknya yang ia taruh di pangkuan, "eh..." begitupun niat baik Pras yang hendak mengambilkan clutch Dina bersamaan dengan Dina yang ingin memungutnya juga.

Dug! Kening keduanya beradu.

"Aduh!"

"Njirrr ih!"

Mata indah itu menyengit dan mengusap keningnya, "om tuh kalo mau nunduk atau ngambilin bisa konfirmasi dulu ngga sih?"

"Kamu mestinya tau, gerak refleks saya itu cepat. Masa saya mau nunduk kamu ngga ngeuh..." Pras tak selebay Dina yang mengusap keningnya kencang sampai mengkilat, ia bahkan seperti tak merasakan apapun.

Staf kantor kesatuan sampai cekikikan melihat keduanya, baru sedetik yang lalu keduanya masih mesra, bikin nyamuk-nyamuk saja pada ngiri, namun kini keduanya malah berdebat sengit. Pasangan apa pula ini? Seriusan mau menikah kah?

"Ya om lah yang salah! Gue bisa ambil sendiri kok," sengitnya lagi.

"Ditolongin malah marah, nanti ngga ditolongin bilangnya ngga peka..." debat Pras.

"Gue ngga gitu ya! Gue wanita mandiri...."

"Mandi sendiri maksudnya?" debat Pras. Bibir manyun itu kembali, "gue ngga mau masuk kalo gitu, om aja masuk sendiri..."

Pras hampir saja menggigit kepalan tangannya dan menghela nafasnya panjang kalo bisa ngga usah dibuang-buang, "eeuuu..." geramnya mengepal gemas.

"Oke. Abang minta maaf sama andi, ya. Abang yang salah....nanti-nanti, kalo abang mau nolong lagi, abang woro-woro dulu, lewat masjid sekalian biar andi denger..." ujarnya, dan staf kantor tadi mengehkeh dengan getaran di bahunya akibat tertawa tanpa suara.

.

.

.

.

.

1
Nurhayati Nia
mak sinnn kpn lagi uvvv nya donkk
Zee Zee Zubaydah
knapa skrang jarang up teh
lgi sibuk kaah
Azzahra Azka Lestari
blm juga teh sin
Cherry🍒
gokil suami istri ini hahaha
Tri Winarni
mana nih Thor🙏👍👍👍👍
🌹༄SN⍟Mikhayla🥀⃟ʙʀ🌟💦
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Lugu apa beggo sih luuu Din🤦🤦🤦🤦
mommyanis
Ndi..Ndi..jangan jd istri akhlakless,cukup minta Pras disuntik bius aj biar g berisik 😁😁😁😁😁😁
mommyanis
konflik dimulai 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Yulida Nurhainy
belum juga ya....
Azzahra Azka Lestari
blm juga gpp aku tungguin
Azzahra Azka Lestari
semoga teh sin sehat yaaa ma keluarga
Yulida Nurhainy
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Grievance//Grievance//Grievance//Hey//Hey//Grievance//Grievance/
Zee Zee Zubaydah
blum up ya teh
Tysa Nuarista
cerita yg bagus. banyak pesan n teladan didalamnya. banyak keberagaman n unsur kekeluargaan yg baik kita contoh ...
Yulida Nurhainy
koq msh belum sihh /Sob//Sob/
Yulida Nurhainy
belum up y ngothorq zeyeng?
Greenindya
🤣🤣🤣🤣🤣
Yulida Nurhainy
belum y thor/CoolGuy//CoolGuy/
Syaefulhidayat Jomblo selalu
aaaahhhh.keren banet siih novvelnya/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Rose//Rose//Rose//Rose//Good//Good//Good//Good/
Azzahra Azka Lestari
belum juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!