Benih Peninggalan Perampok

Perlakuan Haris itu membuat Kinan tampak kesal, Wanita yang masih mengenakan baju pengantin itu padahal ingin bermesraan dengan suaminya itu, Namun sang suami malah menolaknya.

"Mas kenapa sih, Ini kan malam pertama kita! Tapi kok sikap mas seperti itu!" Ucap Kinan dengan suara keras.

"Kamu enggak usah lebay deh, Kamu kan tahu sendiri kalau kita menikah hanya karena wasiat Esti. Jadi jangan berharap lebih!" Ucap Haris.

"Mas tega sekali berbicara begitu!"

"Memang itu kenyataan yang harus kamu terima!"

Kemudian, Haris pun tampak berjalan keluar dari ruangan itu. Namun langkah Haris pun di hentikan oleh Kinan.

"Mas mau kemana?" Tanya Kinan.

"Aku mau tidur di kamar tamu, Aku enggak mau tidur disini!"

"Mas, Tolong jangan seperti itu! Kita baru saja menikah, Enggak enak kalau dilihat sama mama kamu tidur di kamar tamu!" Ucap Kinan dengan suara pelan.

"Aku enggak perduli, Aku enggak mau sekamar denganmu!".

Setelah itu, Haris pun langsung keluar dari kamar itu tanpa memperdulikan ucapan sang isteri. Sementara Kinan yang melihat sang suami seakan tak perduli dengannya, Langsung berjalan ke kamar sang mama.

"Sayang, Ini kan malam pertama kamu! Kenapa kamu kesini!" Ucap Maya yang melihat sang anak menghampirinya.

"Mas Haris ma," Kinan tampak menangis.

"Suami kamu kenapa sayang?"

"Mas Haris tidur di kamar tamu, Dia enggak mau tidur sekamar denganku!"

"Sayang, Kamu tenang ya! Mama punya rencana yang kan membuat Haris nempel sama kamu!" Ucap Maya.

"Apa itu ma?"

"Ikut mama ke dapur!"

Kemudian, Keduanya tampak berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, Maya tampak membuat minuman untuk diberikan pada Haris.

"Kok minuman sih ma! Mas Haris enggak pesan minuman!" Ucap Kinan.

"Jangan bodoh kamu! Minuman ini akan mama campurkan pakai bubuk ini!" Tunjuk Maya

"Itu apa ma?"

"Ini obat perangsang, Setelah meneguk minuman ini pasti Haris akan nempel sama kamu!" Ungkap Maya.

"Wah.....Mama benar-benar hebat!"

"Iya dong, Mama Maya gitu!"

"Ya sudah deh ma, Aku antarkan minuman itu dulu sama mas Haris!"

Lalu, Kinan pun tampak berjalan mengantarkan minuman itu pada sang suami. Disaat Kinan tengah berjalan membawa minuman itu menuju kamar tempat Haris berada, Tiba-tiba si gadis kecil Ayla yang tampak sedang lari-larian disana tak sengaja menyenggol minuman tersebut, Sehingga Akhirnya gelas yang berisi minuman itu pun jatuh ke lantai.

"Brinkkkk........" Terdengar suara gelas itu jatuh ke lantai. Melihat gelas yang jatuh ke lantai itu, Membuat Kinan tampak geram.

"Ayla......Apa yang sudah kamu lakukan!" Teriak Kinan pada gadis kecil itu.

"Ayla kan enggak sengaja tante menyenggol gelas itu!" Ayla tampak ketakutan melihat wajah Kinan yang tampak menyeramkan.

"Makanya kamu kalau mau main, Jangan disini!" Bentak Kinan pada gadis kecil itu.

"Iya tante, Maafkan Ayla!" Gadis kecil itu tampak merundukkan kepala merasa sangat bersalah.

"Enak ya kamu minta maaf, Kamu lihat itu minumannya sudah tumpah semua ke lantai!"

Kinan tampak menarik telinga gadis kecil itu seraya menunjukkan pecahan gelas yang berserakan ke lantai itu. Perbuatan Kinan itu, Membuat gadis kecil itu tampak meringis kesakitan.

"Sakit tante.......Tolong lepaskan tangan tante!" Pekik gadis kecil itu.

"Kamu minta tante lepaskan! Kamu itu harus di hukum!"

Kinan terus menerus menarik telinga gadis kecil itu, Sehingga telinga Ayla tampak memerah.

"Tante tolong lepas! Telinga Ayla sakit!" Ayla tampak meringis kesakitan.

Mendengar Ayla yang terus meringis kesakitan, Kinan pun akhirnya melepaskan tangannya dari telinga Ayla. Namun, Dengan syarat Ayla harus membersihkan pecahan gelas yang berserakan itu.

Setelah itu, Gadis kecil itu pun langsung membersihkan pecahan gelas yang berserakan itu, Ayla takut jika ia tidak mematuhi keinginan tantenya itu, Sang tante yang galak itu akan lebih murka lagi.

Ketika Ayla tampak sedang membersihkan pecahan gelas yang berserakan itu, Gadis kecil itu kurang hati-hati saat memegang pecahan gelas itu, Sehingga membuat tangan gadis kecil itu terluka.

"Yah.....Tangan Ayla jadi berdarah deh!" Ucap Ayla yang melihat darah ditangannya itu.

Disaat Ayla tampak memegangi tangannya yang berdarah itu, Tiba-tiba Nina yang sedang lewat disana melihat gadis kecil itu tampak meringis kesakitan sehingga Nina pun mendekat ke arah gadis keci itu.

"Sayang, Tangan kamu kok berdarah!" Ucap Nina yang melihat tangan Ayla berdarah.

"Terkena pecahan gelas tante!"

"Emang kamu ngapain sayang sama pecahan gelas itu!"

"Tante Kinan suruh aku bersihkan pecahan gelas ini tante!"

"Tante Kinan, Kok dia enggak suruh bibi aja bersihkan itu!"

"Aku yang salah tante, Gelas ini pecah karena aku! Makanya tante Kinan suruh aku yang bersihkan!" Jelas gadis kecil itu.

"Ya sudah, Nanti pecahan gelas ini biar tante yang bersihkan! Sekarang biar tante obatin luka kamu dulu!" Ucap Nina dengan lembut.

"Baik tante,"

Setelah itu, Nina tampak mengobati tangan Ayla yang terluka itu. Disaat tangan Ayla tengah di obati Nina, Gadis kecil itu terus menerus menatap ke arah Nina yang sedang membalut tangannya dengan plester.

"Kenapa sayang, Kok kamu lihat tante seperti itu!" Ucap Nina yang menyadari tatapan gadis kecil itu.

"Enggak ada tante, Ayla sedang berpikir saja!"

"Berpikir apa sayang?"

"Berpikir seandainya tante yang menikah dengan ayah!"

"Sayang, Kamu enggak boleh bicara begitu! Kasihan tante Kinan, Dia juga pasti sayang sama kamu!" Nina tampak memberi pengertian pada gadis kecil itu.

"Tapi kan, Tante Kinan itu galak sama emosian!"

"Mungkin tante Kinan begitu, Karena kamu buat kesalahan aja!"

"Meski begitu, Ayla tetap aja takut sama tante Kinan yang galak!".

Sementara itu, Kinan yang mendengar percakapan si kecil Ayla dengan Nina itu menjadi sangat kesal. Kinan benar-benar tak suka melihat kedekatan Nina dengan gadis kecil itu.

"Awas kamu Nin, Aku pastikan kamu enggak akan betah tinggal disini!" Ucap Kinan.

Ketika Kinan tampak sedang memperhatikan Nina dan Ayla yang sedang mengobrol itu, Tiba-tiba terlihat sang suami hendak berjalan ke arah sana, Sehingga Kinan dengan cepat berlari ke arah Nina kemudian tampak berpura-pura untuk mengobati luka gadis kecil itu.

"Sayang, Tangan kamu kok bisa terluka!" Ucap Kinan dengan suara keras.

"Tante kenapa?" Ucap gadis kecil itu yang melihat sikap Kinan tiba-tiba aneh.

Sementara itu, Haris yang mendengar ucapan Kinan kalau anak sambungnya itu terluka, Segera mendekat ke arah Ayla.

"Tangan kamu kenapa sayang?" Tanya Haris yang melihat tangan anak sambungnya itu di tutup oleh plester.

"Hanya terluka sedikit kok ayah!" Beri tahu gadis kecil itu pada ayah sambungnya itu.