Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Serigala besar
“Rarrrrrrgh!!” teriakan moster menggema dihalaman belakang istana.
Rambut Caroline teribas saat auman itu dikeluarkan. Waah! Dia cukup bertenaga.
“Kau,” panggil Caroline.
“Apa kalian benar – benar sudah melatihnya?” tanya Caroline.
“Ini belum sepenuhnya terlatih,” jawab Pengawal itu gemetar. Jika monster ini dilepaskan maka mereka semua akan mati disini.
“Kakak! Mundurlah jangan buka itu!” teriak Aland.
“Aland!” teriak Edelyn. Mengapa Aland memihak pada Caroline?
Aland hanya diam dan cemas. Dia bingung harus melakukan apa. dia berdiri di antara kedua kakaknya.
Caroline melihat kebelakang. Ck .. ck.. lihatlah itu dia bahkan tidak bisa membantah Edelyn.
“Berikan kuncinya.” Caroline meminta kunci kepada penjaga pintu.
“T-tapi tuan putri-“
“Serahkan saja kepada kak Caroline!” teriak Edelyn. Dia harus melihat Caroline hancur.
Penjaga itu terpaksa memberikan kunci dan langsung berlari meninggalkan Caroline.
Caroline melihat kunci ditangannya dan melirik pengawal yang kabur itu. Apa pengawal istana selemah ini?
“Raaaarrrgh!!!” monster itu semakin keras berteriak saat Caroline mendekat.
“Kita lihat apakah kamu memang kuat seperti yang mereka katakan?” Caroline mulai membuka kuncinya.
Saat Caroline membuka kunci. Monster itu dengan cepat segera menyerah Caroline. Namun Caroline dengan cepat menghindar.
“Hahaha … kau sangat bersemangat!” ucap Caroline.
“Master aku sudah melakukan tugasku,” ucap Demon.
“Bagus!”
Monster itu terus menyerang Caroline tanpa ampun. Namun Caroline dengan mudah menghindar dan saat monster itu lengah, Caroline dengan mudah menyerang balik monster itu. Monster itu terpental cukup keras.
“Kakak kemarilah!” teriak Aland.
Dia sudah memasang sihir pelindung, meskipun dia tidak ingin menggunakan mana kakaknya tetapi dia membutuhkannya saat ini.
Caroline melihat Aland dan yang lainnya berlindung dibalik sihir pelindung, lalu dia melihat Edelyn yang tersenyum diam – diam dengan licik dan mengatakan sesuatu. “KAU- A-KAN-MA-TI.”
Caroline sedikit tercengang melihatnya. “Heh.” Caroline tersenyum melihatnya.
Edelyn bergidik melihat senyum Caroline yang tidak masuk akal. Apa dia sudah gila?
Monster yang terpental jauh, berusaha untuk berdiri. Saat dia bangkit, monster itu mengendus sesuatu dan langsung mengeluarkan air liur.
“A-apa yang terjadi? Kenapa dia melihat kita?” tanya Edelyn dengan takut.
“T-tenanglah … dia tidak akan bisa menembus sihir pelindung ini.” Aland menenangkan Edelyn.
Perlahan monster itu berjalan kearah mereka dan dalam sekejap dia berlari cepa menuju mereka.
“Aaaaaa!!!!” teriak Edelyn.
“Lakukan sesuatu!!” teriaknya lagi.
Monster itu terus menabrak sihir pelindung itu dengan sekuat tenaga.
Aland melihat kalau sihir pelindung itu akan hancur. Dia menggertakkan giginya, “Semuanya siapkan pedang kalian!” teriak Aland.
Dia membawa pedang yang memiliki mana Caroline. Saat menangkap monster ini di tidak melawannya, dia hanya memasang perangkap yang diselimuti oleh sihir dan mana. Saat ini dia harus melawan langsung monster yang mereka tangkap.
“A-aland … aku rasa dia akan menghancurkan pelindung ini,” ucap Edelyn dengan suara gemetar.
“Tenanglah kakak,” ucap Aland sambil memegang pedangnya.
Edelyn melihat kebelakang monster itu dan melihat Caroline berdiri dengan santai dibelakang. “KAU A-KAN-MA-TI,” bisik Caroline membalas tatapan Edelyn dengan senyuman.
Edelyn membelalakkan matanya. Apa dia membalasku? Edelyn terus menahan emosinya. Dia tidak ingin emosinya saat ini terungkap.
Caroline melihat mereka yang berlindung dibalik sihir pelindung dan monster itu terus mengeluarkan air liur mencium bau makanan.
“Tuan aku rasa racikan yang tuan buat sangat berguna,” ucap Demon dengan bangga akan tuannya.
“Ha … tentu saja,” jawab Caroline melipat kedua tangannya.
Beberapa hari yang lalu.
“Apa kau tahu monster seperti apa yang ada di sebelah utara?” tanya Caroline.
“Hmm … itu monster yang kuat dan mereka sangat menyukai aroma daging mentah.”
“Karena disana susah untuk berburu, jadi mereka sering kelaparan,” jawa Demon.
“Daging mentah ya … hmm … baiklah,” ucap Caroline. Caroline mulai melihat apa yang ada dia balik bahan – bahan untuk membuat teh. Dia mencium baunya.
“Aku rasa kita bisa mencampur ini denagn ini … hahaha ini akan berhasil,” ucap Caroline dengan gila meracik teh yang ada dengan bunga yang dia temukan dihutan belakang.
Demon menutup hidungnya. “M-master?!” apa yang master buat ini sangat busuk.
“Aku akan membuat makanan untuk monster itu,” jawab Caroline.
“Apa?! tapi monster itu ada di utara,” ucap Demon bingung.
“Yah … mereka akan tiba diistana,” jawab Caroline. Dia mengingat kejadian ini didalam novel, Aland akan memasang perangkap dan mendapatkan monster besar itu.
Demon melihat cairan yang ada didalam mangkuk masternya. Apa ini akan berhasil? Baunya sangat menyengat.
“Tenanglah aku akan membuat ini tidak akan memiiki bau dan hanya monster itu yang dapat menciumnya,” ucap Caroline.
“Bisakah master membuat hal seperti itu?” tanya Demon.
“Tentu saja,” jawab Caroline. Dia tidak terlalu yakin apakah ini berhasil tetapi dia akan mencobanya nanti.
“Aku akan menyediakan tempat yang sangat kedap agar baunya tidka keluar.” Akan sangat berbahaya jika monster itu mencium bau ini dari kamarnya.
Saat monster itu tiba Caroline mengikuti Edelyn. Dia awalnya tidak ingin menaruhnya dibalik pakaian Edelyn, tetapi Edelyn sudah kesabarannya habis dan dia mulai menyuruh Demon untuk mengeluarkan racikan yang dia buat.
Inilah yang terjadi.
“Hmp … siapa suruh bermain – main denganku,” gumam Caroline.
“Y-yang mulia … saya rasa ini tidak akan berhasil.”
“Sihir pelindung ini akan hancur.”
Aland menggertakkan giginya. “Lindungi tuan putri Edelyn!” teriak Aland.
Caroline menggaruk telinganya dnegan jari kelingkingnya. “Kau bilang dia kuat? Mengapa begitu lama menghancurkan sihir pelindung itu?” tanya Caroline dengan bosan.
“Itu karena sihir pelindung itu memiliki kekuatan mana master sendiri,” jawab Demon.
“Begitu,” ucap Caroline.
“CLANKK” sihir pelindung akhirnya pecah.
Monster itu pertama melihat Edelyn dan langsung menyerangnya.
“Kyaaa!!!”
“Kakak!” Aland segera melindungi Edelyn. Monster itu menggores punggung Aland dengan sangat dalam.
“Ugh!”
“Aland!” teriak Edelyn.
“Kakak lari lah jangan pedulikan aku,” ucap Aland.
“Tidak! Kamu tidak boleh mati, kau harus melindungiku dulu sebelum mati!” teriak Edelyn.
Aland terkejut mendengar ini begitupun Caroline. Waw … apa dia tidak menganggap Aland sebagai adiknya.
“K-kakak?” panggil Aland dengan lemah.
Monster itu mendekat perlahan dan air liur yang dia keluarkan jatuh kewajah Edelyn, itu sangat bau dan menjijikkan.
“Kyaa!!! Pergi jangan makan aku … ini makanlah ini!” teriak Edelyn sambil mendorong Aland kemonster.
Aland tidak menyangka Edelyn yang dia anggap baik dan seperti malaikat akan dengan mudah mengorbankan saudaranya.
“Y-yang mulia.” Para pengawal membeku ditempat. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saat ini para komandan semua dipanggil oleh yang mulia raja, begitu juga pengawal pribadi yang mulia putri dan putra mahkota.
“Grrrrhh.” Monster itu mengerang.
“Arrrrrhhhg.”
“Kyaaa!!!” Mengapa! Mengapa monster itu hanya menyerangku? Bukan Caroline? Kalau seperti ini dia akan benar benar mati.
“Demon!”
Demon keluar dengan wujud aslinya dan dengan cepat menyerang monster itu.
Edelyn membuka matanya dan melihat seekor serigala besar melaan monster itu. Dalam waktu singkat monster itu tergeletak dengan darah dilehernya. Serigala itu menang telak dan merobek – robek daging monster itu seperti mainan.
Edelyn gemetar melihat ini, dia melihat Caroline berjalan kearahnya. “M-monster!” teriak Edelyn sambil menunjuk Caroline.
Caroline diam sesaat dan tersenyum kepada Edelyn. Ditatap oleh Caroline membuat Edelyn merinding.
“K-kakak.” Aland melihat kakaknya mengeluarkan monster entah dari mana.
“Kau harus segera mendapat perawatan,” ucap Caroline.
Aland melihat Caroline dengan air mata yang tergenang dimatanya. Dia pikir dia akan mati. Dia pikir tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya. Tetapi kakaknya Caroline yang tidak pernah dia perhatikan selama ini telah menyelamatkannya.
Caroline melihat Aland menangis. “Apa itu sangat menyakitkan?”
“Kua bawa Aland ke dokter segera,” teriak Caroline.
“B-baik.” Semua orang kembali sadar dan mulai membantu tuan putri Edelyn dan Aland yanng terluka parah.
Semua orang telah pergi dan hanya menyisakan Caroline. “Bagaimana dengan penampilanku tadi?” tanya Demon sambil mengibaskan ekornya mengelilingi Caroline dengan semangat.
Caroline melihat Demo yang begitu bersemangat. “Kerja bagus,” ucap Caroline sambil mengelus Demon.
“Hehe.” Master memujinya.
Akhir dari Bab 11
semangat ya duke dan duches