Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Pengakuan
"Keluar dari sini sekarang juga!"
"Apa maksudmu, Mauren? Kenapa kamu malah mengusirku dari rumahku sendiri?" Vicky di buat tidak mengerti akan maksud dari perkataan Mauren, istri yang baru saja ia nikahi.
"Kamu tidak dengar? Pergi dari sini karena mulai hari ini juga rumah ini dan isinya menjadi milikku! Kamu tidak berhak lagi berada di sini dan aku sudah muak dengan sandiwara yang aku lakukan selama ini. Pura-pura mencintaimu, pura-pura terlihat sedih di depanmu, karena kenyataannya aku tidak pernah merasakan hal itu. Yang aku inginkan adalah menjadi nyonya Vicky dan memiliki ini semua." Tanpa di tutup-tutupi lagi Mauren membuka kedoknya tak lagi bersandiwara. Meskipun dirinya baru saja menikah, tapi Mauren tidak ingin lama lagi berada di samping Vicky.
"Mauren apa yang kamu katakan? Kenapa kamu melakukan ini padaku? Aku sampai rela menceraikan Eliza dan menikahimu, memilihmu karena aku percaya jika kita saling mencintai dan bisa bahagia bersama tetapi kenapa jadinya seperti ini?" Vicky tak habis pikir dengan semua kejadian ini. Dalam sekejap mata Mauren malah berkata seperti itu dan membuat Vicky menyadari jika dia telah salah melepaskan Eliza, wanita yang benar-benar tulus mencintainya.
Mauren tertawa terbahak menertawakan kebodohan Vicky yang mau saja ia bohongi. Mauren berjalan mengelilingi tubuh Vicky.
"Vicky, Vicky, kamu itu bodoh sekali. Mau-maunya kamu dibodoh olehku dan mau-maunya kamu tertipu oleh cinta palsu. Asal kamu tahu, aku hanya menginginkan kekayaan saja. Aku muak harus terus menerus tinggal di kontrakan butut sedangkan kamu orang yang ku tolak waktu itu kini menjadi kaya dan malah hidup tenang dengan Eliza."
"Brengsek! Jadi selama ini kamu membohongiku? Jadi selama ini kamu hanya menipuku? Jadi selama ini kamu hanya memanfaatkanku untuk mengambil semua harta yang dimilikiku setelah beberapa tahun bekerja keras ditemani Eliza?" Tangan Vicky terkepal kuat menahan emosi jiwa yang sudah merasuk kedalam relung hati.
"Siapa suruh kamu mempercayaiku lagi? sudah tahu jika saya ini seorang perempuan yang tidak pernah mengerti arti cinta dan tentunya akan terus mencari pria kaya sampai kapanpun itu. Bagiku cinta itu bullshit, bagiku cinta itu hanyalah kebohongan belaka, bagiku cinta itu hanyalah kebodohan semata. Jadi aku membentengi diri untuk tidak jatuh cinta kepada siapapun selain kepada uangnya saja."
Mauren pun berjalan menuju kamar yang ada di lantai atas tempat Vicky istirahat bersama Eliza. Vicky mengikuti Mauren karena tidak tahu apa yang akan di lakukan Mauren.
"Kamu mau ngapain ke kamarku? Kamu jangan berperilaku seenaknya. Ini rumahku jadi kamu tidak berhak melakukan tindakan apapun tanpa seizin dariku!" Vicky membentak Mauren yang berusaha masuk ke dalam kamarnya seraya mencegah Mauren membuka pintunya.
"Siapa bilang ini rumahmu, sekarang rumah ini menjadi milikku. Apa kamu lupa pernah menandatangani sebuah berkas yang pada saat itu saya suruh kau menandatanganinya?" Mauren kembali mengingatkan Vicky pada kertas putih yang dia tandatangani.
"Jadi surat itu bukan surat kerjasama antar perusahaan lain?" Lagi-lagi Vicky di buat tercengang sekaligus terkejut jika dia sudah di tipu habis-habisan oleh Mauren.
Mauren membuka pintu baju dan mengeluarkan bajunya lalu memasukkan ke dalam koper. Vicky yang melihat pergerakan tangan Mauren segera mencegahnya.
"Tentu saja, karena surat itu merupakan surat pengalihan seluruh hartamu kepadaku termasuk mobil rumah dan toko yang sedang kamu jalani." Mauren tersenyum puas bisa mendapatkan harta dan bisa tinggal di di rumah mewah milik Vicky.
"Mauren, kamu menjebak ku? Kamu wanita licik." Vicky menarik tangan Mauren lalu menyeretnya keluar kamar.
"Cukup! Jangan lagi kamu berisik di rumahku dan sekarang kamu pergi dari sini!" Mauren melepaskan cekalan tangan Vicky lalu berlari mengambil koper dan melemparkan koper yang berisi sebagian baju Vicky keluar kamarnya
Dan pria itu semakin marah dia menarik paksa Mauren untuk mengusirnya karena Vicky tidak ingin rumahnya beralih ke tangan Mauren.
"Seharusnya kamu yang pergi dari sini bukan saya!" Vicky menarik paksa wanita yang sudah resmi ia nikahi namun kini tengah bertengkar hebat atas bermasalah yang mungkin jauh lebih berat lagi.
Vicky menyesali perbuatannya melepaskan Eliza dan menikahi Wanita seperti Mauren yang hanya menginginkan hartanya saja. Dan Vicky tidak kan mudah membiarkan miliknya ke milih Mauren.
Mauren, dia menghempaskan tangannya Vicky ketika mereka berada di ujung tangga. Dia menghempaskan tangan Vicky secara kasar dan membentaknya lagi.
"Kamu yang pergi dari sini Vicky! Sekarang rumah ini milikku jadi kamu tidak berhak lagi menginjakkan kakimu di sini! Dan bawa nenek mu yang sudah tiada itu dari rumah ini!" sentak Mauren mengusir Vicky sesekali membentaknya marah.
Vicky semakin di buat marah atas tindakan Mauren yang sudah keterlaluan. Dia menarik tangan Mauren ingin mengusirnya.
"Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa menempati rumah ini. Ini milikku dan saya tidak akan membiarkan siapapun mendapatkan ini semua."
Keduanya saling tarik menarik mempertahankan diri dari cekalan masing-masing. Mauren enggan menuruti keinginan Vicky.
Mauren sekuat tenaga menjaga keseimbangannya dan saking tidak maunya, dia mendorong keras tubuh Vicky hingga pria itu terpeleset di ujung tangga dan berguling jatuh ke bawah dengan kepala terbentur keras ke guci. Tanpa diduga guci itu pecah mengenai kepala Vicky.
"Vicky!" Mauren terkejut syok atas apa yang ia lakukan barusan. Tubuhnya mematung terdiam diri memperhatikan apa yang ia lihat. Sungguh dirinya tidak sengaja mendorong Vicky ke bawah sana. Niat hatinya ingin lindungi diri dari cekalan Vicky dan tidak mau ikut dengannya malah kini ia tak sengaja membuat Vicky kecelakaan.
Tubuh Mauren gemetar ketakutan melihat darah keluar dari kepala Vicky. "Ya Tuhan, saya sudah mendorongnya. Apa dia mati?"
Mauren segera turun ke bawah guna memeriksa keadaan Vicky. Dia mengambil tangan Vicky dan mengecek denyut nadinya. "Masih berdetak. Saya harus segera bawa dia ke rumah sakit sebelum orang-orang mengira saya ini yang menyakitinya."
Mauren pun mencari ponselnya ke tempat pelaminan. Setelahnya dia menghubungi no rumah sakit meminta bantuan.
( "Halo, ada korban jatuh dari tangga. Tolong kirimkan bantuan!" )