NovelToon NovelToon
Jangan Rebut Anakku!

Jangan Rebut Anakku!

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:518.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: ROZE

Raya yang baru saja melakukan ujian nasional, mendapatkan musibah saat akan datang ke tempat tinggal temannya. Kesuciannya direnggut oleh pria tak dikenal. Raya memutuskan untuk melaporkannya ke polisi. Bukannya keadilan yang dia dapatkan, namun ancaman. Tidak hanya sampai di situ saja, dia dinyatakan hamil akibat insiden itu. Lagi-lagi bukannya keadilan yang dia dapatkan, namun perlakuan buruk yang dia terima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 Besser

"Tuan, ini data-data peserta lomba design yang ikut."

Keanu lalu melihat sketsa-sketsa yang ada di hadapannya. Setiap dua tahun sekali, perusahannya memang akan mengadakan lomba desain, sesuai kebutuhan perusahaan. Ada dua jenis kompetisi, yaitu kelas profesional—yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya, dan untuk kalangan umum.

Keanu biasa-biasa saja saat melihat desain-desain itu. Namun saat melihat desain terakhir, dia begitu tertarik. Hasil rancangannya begitu rapih dan detail. Untuk kalangan pemula, ini sempurna.

"Siapa yang membuat ini."

Lucas—asisten Keanu—membuka berkas yang ada di pegangannya.

"Rayana Gretta Wilfred. Salah satu mahasiswi jurusan teknik semester tiga. Apa Anda ingin membaca datanya?"

"Tidak."

Keanu masih memperhatikan desain itu.

"Ikut sertakan dia ke tahap selanjutnya."

"Baik, Tuan."

Lomba desain ini memang diselenggarakan di berbagai negara. Yang menjadi pemenangnya, tentu saja akan mendapatkan banyak keuntungan, bukan hanya memenangkan hadiah berupa uang, tapi hasil desainnya akan digunakan oleh perusahaan, juga akan membuka pintu gerbang menjadi arsitek ternama.

Meskipun mengatakan itu, tapi dalam hati, Keanu seperti telah mengambil keputusan kalau dia akan memakai desain itu. Ada kesan tersendiri dalam hatinya begitu melihat guratan gambar di kertas itu.

"Besser," ucap Keanu membaca judul desain itu.

Keanu terus mengulang-ulang kata itu, seolah kata itu bisa membuatnya bersemangat atau mungkin beruntung, hingga pria itu tanpa sadar tertidur di kursi kerjanya.

Dua telapak tangan kecil menarik Keanu ke kedalaman laut. Keanu berusaha menggapai permukaan, tapi tidak bisa.

"Daddy ... jangan tinggalkan kami."

Tangan kecil itu terus saja memegang lengan Keanu. Keanu hanya bisa melihat tangan itu, tapi tidak bisa melihat wajah si pemilik.

"Kamu telah menyakiti hati kami," ucap suara lainnya, yang lebih terdengar lirih.

"Hidupmu tidak akan bahagia, kamu telah menyakiti kami. Kamu ingin merebut anakku. Kenapa kamu merebut anakku?"

"Tidak ... tidak ...."

"Tuan, Tuan!"

Keanu terbangun dari tidurnya, menatap ke sekeliling dengan tatapan bingung.

"Aku di mana?"

"Di kantor, Tuan. Anda baik-baik saja."

"Ya," jawabnya, tapi kepalanya menggeleng kuat.

Lucas menatap khawatir pada bosnya itu. Ini bukan pertama kalinya dia melihat Keanu seperti ini.

"Sebaiknya Anda pulang, Tuan."

"Ya, aku ingin pulang, ke rumahku," ucap Keanu dengan tatapan kosong.

Keanu menatap pemandangan kota dari balkon kamarnya. Dia memegang dadanya, entah kenapa jantungnya berdetak kencang. Bulir-bulir keringat keluar dari tubuhnya.

Sekarang hari Minggu, tapi tidak ada waktu bagi Raya untuk bersantai-santai. Pagi-pagi sekali dia sudah membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika, memasak, dan mencuci piring.

Sekarang waktunya dia belajar. Di sebelah kanannya ada buku-buku teknik, di sebelah kirinya ada buku-buku hukum.

Sesekali akan ada anak tetangga yang memintanya menjadi guru privat, ada juga memintanya mengajar anak-anak kecil membaca dan menulis. Kini waktunya Raya ke rumah tetangganya, tempat berkumpulnya anak-anak yang ingin belajar.

"Pagi."

"Pagi Mommy Aya."

Raya terkekeh pelan saat anak-anak itu serempak memanggilnya mommy.

Anak-anak itu memeluk Raya yang baru tiba. Melihat wajah-wajah polos itu, Raya jadi bersemangat meski dia lelah.

"Rean, Rion, ayo duduk. Cello juga duduk yang rapih."

"Maaf ya, Raya. Ini hari Minggu, tapi saya malah meminta kamu bekerja."

"Tidak masalah, tidak setiap Minggu juga seperti ini."

Di lain tempat

Keanu sedang berkumpul bersama teman-temannya. Ada yang membawa pasangannya, ada juga yang sendiri. Pria itu duduk dengan nyaman di sofa, dengan beberapa gadis yang sejak tadi mencuri-curi pandang padanya.

Dokter Bian sedang melakukan perjalanan ke luar negeri. Dia ada pertemuan dengan beberapa orang dokter di sana. Di dalam pesawat, dia menatap salah seorang penumpang yang sedang bersama dengan anaknya. Pria itu menghela nafas, seolah ada beban berat yang dia pikul.

Anak itu menoleh ke belakang, bertatapan dengan mata dokter Bian. Dia tersenyum kepada dokter Bian, lalu kembali melihat ke depan.

Entah apa yang ada di hati dokter itu, saat melihat anak itu. Melihat anak-anak, ada perasaan yang sulit dijabarkan olehnya. Pria itu menghela nafas berat, menengok ke jendela, di mana hamparan awan memenuhi penglihatannya.

Dua jam kemudian dia tiba di negara tujuannya, langsung menuju hotel.

"Terima kasih ya, Aya. Kapan-kapan kalau ada waktu, kamu mengajar lagi, ya?"

"Iya Bu, tapi paling bisanya hari Minggu saja, itu pun tidak lama."

"Tidak masalah, saya mengerti."

Raya berjalan menuju kediamannya dengan anak-anak yang berjalan di belakangnya. Mungkin karena dulu Raya besar di panti asuhan, jadi dia sudah terbiasa dengan anak-anak.

Tangan Raya menggandeng Rean dan Rion—anak laki-laki yang sangat menggemaskan dengan berbagai tingkahnya.

Sesampainya di rumah, Raya kembali sibuk dengan aktivitasnya. Notifikasi email masuk berbunyi. Raya melihat kalau dia lolos ke tahap seleksi selanjutnya.

Semoga saja aku menang.

Raya bisa membeli rumah berukuran kecil jika memenangkan kontes ini, agar setiap bulannya tidak selalu didatangi oleh pemilik rumah.

"Aya, hari ini bagaimana kalau kita jalan-jalan. Jangan sibuk belajar dan bekerja terus."

"Ayo, ayo Mommy kita jalan-jalan," ucap Rean dan Rion.

Melihat wajah gembira kedua anak itu, Raya jadi tidak tega untuk menolak.

"Oke."

"Yeeey. Ayo, Mama," Rion menarik tangan Nina dengan semangat.

Mereka pergi ke pusat perbelanjaan, Raya membeli empat cup es krim dan kue coklat. Mendapatkan itu, si kembar sangat senang. Mereka langsung mengecup pipi Raya.

"Mama juga mau, dong, dicium," ucap Nina.

"Aku ke toilet dulu, ya," ucap Nina.

Rean dan Rion makan dengan pelan. Raya tersenyum melihat kedua anak itu, yang terlihat menggemaskan meski hanya diam saja. Saking gemasnya pada mereka, galeri di ponsel Raya penuh dengan foto mereka.

Pandangan mata Raya beralih pada sepasang suami istri, di mana seorang istri yang sedang hamil, perutnya dielus oleh sang suami. Hal itu membangkitkan kenangan masa lalu. Kenangan pahit yang sangat ingin Raya lupakan. Di mana dia teringat dengan kejadian-kejadian selama tinggal bersama Keanu. Pria yang sama sekali tidak pernah peduli padanya meski dia telah mengandung benih pria itu.

Raya yang saat itu tengah mengidam, namun harus dia tahan sekuat mungkin. Sebisa mungkin, Raya tidak mau lagi bertemu dengan mereka. Bahkan dia rela pergi jauh dari orang-orang yang dia kenal demi menghindari Keanu dan keluarganya.

Aku sudah cukup bahagia, jangan ganggu hidupku lagi.

Raya tidak menyadari sejak tadi ada yang memperhatikan mereka. Dia terus menatap ke arah Raya, Rean dan Rion.

Apa aku salah lihat, ya? Dia bersama siapa? Anaknya? Tapi mana mungkin.

"Maaf, ya, mama lama. Tadi antri di toilet."

Nina mengecup pipi Rean dan Rion dengan gemas. Perempuan itu tertawa saat melihat wajah kesal kedua anak itu. Mereka memang paling tidak suka pipinya yang sering jadi korban kegemasan mamanya itu.

"Gimana kuliah kamu, Ay?"

"Lancar. Tadi aku mendapatkan kabar kalau aku lolos seleksi tahap pertama."

Rean dan Rion diam saja mendengarkan percakapan dua perempuan dewasa itu. Rean melihat ke sekitarnya, dan mulai merasa bosan.

"Ayo pulang, anak-anak sepertinya sudah lelah."

"Oke."

Melihat Raya pergi, orang tadi langsung pergi juga. Raya menoleh ke belakang, mereka ada yang memperhatikan dirinya, tapi tidak ada yang mencurigakan.

"Aya, ayo!" ucap Nina sambil menahan tangan Rean dan Rion agar tidak pergi begitu saja. Bisa repot mereka berdua karena ulah kedua anak itu.

"Oya, kita belanja keperluan dapur dulu, ya," ucap Nina.

"Oke. Aku juga harus membeli beberapa kebutuhan."

Kedua perempuan muda itu berbelanja bersama. Raya memasukkan beberapa cemilan, juga susu, teh dan coklat ke dalam keranjangnya.

Begitu juga dengan Nina yang memasukkan banyak cemilan anak-anak, sayur, ikan, daging, susu berbagai rasa.

"Ayo, kamu sudah selesai?"

"Sudah."

Mereka akhirnya tiba juga di rumah. Raya menghempaskan tubuhnya di kasur, ingin memejamkan mata tapi melihat tumpukan buku di atas meja, sepertinya istirahat hanya sebuah khayalan saja.

1
Sugiharti Rusli
uda mulai saling perhatian nih Raya dan Kenau, tinggal tunggu mereka menyatu secara utuh🤩🤩🤩
Sugiharti Rusli
wah siapa yah calon jodoh para jomblonya tuh,,,
Sugiharti Rusli
nah begitu Jenia, kan enak jadinya kalo kamu juga mulai membuka diri terhadap Raya dan semuanya, jadi sekat" yang ada bisa terlepas dan menikmati masa tua dengan suami, anak-menantu dan cucu" kamu,,,
Sugiharti Rusli
nah gitu dunk Jenia, kamu yang mulai jadi mereka juga bisa lebih mengakrab kan diri ke kamu
Chuzaefah Chuzaefah
Luar biasa
Roze: Makasih, ka, atas dukungannya 🤗🤩🙏

Baca ceritaku yang lain juga ya dan follow akunku biar dapat info cerita terbaru 🤗🤩🙏
total 1 replies
Nurul Syahriani
jenia jenia.. mikhayla ileeehhh
Sugiharti Rusli
semoga si Jenia bisa lebih rilex sama hubungan kekerabatan mereka sekarang yah, kalo ga dia akan sendirian dan kesepian,,,
pita
apa2pun lanjut ya thor ☺️
Sugiharti Rusli
inisiatif yah harus dari kamu duluan Jenia, kamu harus menurunkan kadar kegengsianmu terlebih dahulu, kan bisa ke cucu" kamu terlebih dahulu
Sugiharti Rusli
wah uda makin cair yah hubungan Justin dan Raya, layaknya ayah dan putrinya
pita
lanjut thor
Sugiharti Rusli
semoga dengan berjalannya waktu Mikhaila mau mengikuti saran suaminya yah,,,
pita
ok next Thor
Sugiharti Rusli
memang dibutuhkan hati yang lapang tuk saling mengikhlaskan masa lalu yah,,,
angel novitasari siregar
lanjut lagi thor
pita
next Thor
Sugiharti Rusli
beuh benar banget tuh, eh kan memang kamu anak satu" nya dari papa-mama kamu Raya, jadi wajar kalo kamu mewarisi kekayaan mereka sih
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Sugiharti Rusli
ayo Nin cepat move on dan cari kebahagiaan kamu lagi seperti Raya,,,
Sugiharti Rusli
terkadang hal" remeh-temeh itu yang suka diabaikan pasangan, padahal itu kan bisa jadi bonding agar tetap bisa dekat yah,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!