Jangan Rebut Anakku!

Jangan Rebut Anakku!

1 Malam Naas

Seorang pria yang sedang dikuasai emosi, memasuki klub malam langganannya. Dia langsung memasuki ruangan VIP, dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa empuk berwarna merah. Tidak lama kemudian, minumannya datang, yang dibawa oleh seorang perempuan seksi dengan gaya genitnya.

“Butuh teman juga, Tuan?”

“Pergi!” Pelayan itu langsung pergi, sebelum dia mendapatkan masalah dengan tamu VIP-nya itu.

Pria yang bernama Keanu Ainsley itu tidak ingin ditemani oleh siapa-siapa malam ini, termasuk oleh sahabatnya sendiri.

Tidak sampai satu jam, entah sudah berapa banyak minuman yang dia habiskan. Dengan tubuh sedikit sempoyongan, Keanu pergi dari sana. Dikemudikannya mobil sport miliknya, menuju apartemen mewah yang menjadi tempat dia tidur malam ini karena tidak ingin pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Meskipun dia masih cukup kuat dan sadar saat ini, tapi tetap saja jika keluarganya tahu, bukanlah hal yang baik.

Memasuki loby apartemennya, Keanu melihat seorang gadis yang juga sedang menunggu lift. Mereka masuk ke dalam lift, berdiri di masing-masing sudut.

Gadis itu merogoh tasnya, mencari sesuatu sambil bergumam pelan. Keanu melirik gadis itu, menelusuri dari atas sampai bawah. Gadis itu terlihat biasa saja, maksudnya, dia tidak memakai sesuatu yang mewah, baju, tas, atau sepatu, semuanya barang-barang biasa. Tapi wajahnya cantik.

Gadis itu melihat angka sepuluh, dan bersiap mau keluar. Pintu lift terbuka, tapi saat kakinya belum menyentuh luar, mulutnya sudah dibekap dari belakang. Dia memberontak, mencakar tangan pria yang membekapnya. Sudah pasti pelakunya adalah Keanu, karena hanya mereka berdua saja yang ada di dalam lift itu.

Keanu yang membekap mulut gadis yang bernama Rayana itu, bisa mencium aroma dari tubuhnya. Masih wangi, bahkan sangat wangi meski hari sudah larut malam.

Raya melihat lift berhenti di lantai lima belas, dan dia didorong untuk keluar. Tubuh Raya terseret di lorong, dia masih mencoba memberontak namun sia-sia. Dengan sebelah tangan membekap mulut Raya, sebelah tangannya lagi membuka pintu apartemen, Keanu lalu masuk ke apartemennya. Setelah mereka masuk ke apartemen itu, Keanu baru melepaskan tangannya.

“Si ... siapa kamu? Apa maumu?” tanya Raya terengah.

Keanu tidak menjawab, dia hanya melepaskan jasnya dengan kasar. Merasa tidak aman, Raya langsung mencoba keluar. Keanu diam saja, karena tidak mudah untuk keluar dari apartemen miliknya ini.

“Aaaa ... lepas! Lepaskan aku! Tolonggg!”

“Jangan!” teriakkan perempuan muda di tengah kegelapan malam dan di bawah kungkungan seorang pria.

Bukannya mendapatkan pertolongan atau rasa kasihan, perempuan itu malah mendapatkan tamparan yang keras. Sudut bibirnya mengeluarkan darah dengan rasa yang perih. Pipinya berdenyut kencang, dia yakin akan membengkak, bahkan matanya sampai berkunang-kunang dan kepala berdenyut.

Raya berteriak saat Keanu memeluknya dan mencium lehernya dengan kasar. Sekujur tubuhnya gemetaran, takut dengan pikirannya sendiri. Dia tidak punya harta untuk dirampok, dan harta yang paling berharga dan bisa dirampok saat ini adalah keperawanannya ....

Raya membuka matanya, air matanya kembali keluar saat mengingat apa yang sudah terjadi. Nasib sial apa yang sedang menimpanya sekarang? Dia menyingkirkan tangan yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. Dia ingin bangkit, tapi tubuhnya terasa sakit semua. Tidak, sakitnya tubuh tidak seberapa, hatinyalah yang paling sakit.

Mendengar suara isakan tangis, membuat Keanu terbangun. Dia melihat ada Raya di sebelahnya, lalu mencoba mengingat. Keanu tidak mengatakan apa pun, dia hanya memakai bajunya dan ke kamar mandi. Melihat Keanu masuk kamar mandi, Raya langsung memungut pakaiannya. Dipakainya baju itu yang sudah tidak layak pakai. Baju yang seperti gembel atau pakaian orang gila karena sudah sobek-sobek.

Dengan langkah tertatih, Raya keluar dari kamar itu. Dia langsung menuju pintu depan, membukanya namun tidak terbuka juga.

“Kamu tidak akan bisa keluar dari sini tanpa ijin dariku.” Suara itu mengejutkan Raya, dia kembali gemetar.

Keanu memegang pundak Raya, yang langsung ditepis oleh gadis itu. Tidak menyerah, Keanu membalik tubuh Raya, melihat wajah Raya dengan lebih jelas, karena tadi malam dirinya mabuk. Ditatapnya mata Raya, sedangkan Raya memalingkan wajahnya. Keanu menekan beberapa tombol, dan pintu terbuka.

“Kamu boleh keluar.” Tanpa berkata apa-apa, Raya langsung keluar. Keanu melihat Raya yang jalan dengan susah. Dia mengambil ponselnya dari saku jasnya.

“Bersihkan CCTV!”

“Baik, Tuan.”

Setelah memutuskan sambungan, Keanu kembali ke kamarnya. Dilihatnya lagi kasur yang ada bercak darahnya.

Raya masuk ke apartemennya, lebih tepatnya apartemen milik temannya. Dia menangis, berteriak dan menjambak rambutnya sendiri.

Kenapa nasibnya begini?

Kenapa kesialan ini harus terjadi padanya?

Bagaimana dengan masa depannya?

Apa yang harus dia lakukan?

Apa dan kenapa, itu yang selalu dia tanyakan dan tidak mendapatkan jawabannya.

Raya menepuk dadanya yang terasa sangat sesak. Dia seperti kehabisan oksigen.

Tapi biar saja dia kehabisan oksigen, bukankan itu sangat bagus? Biar dia mati, biar dia tidak lagi merasakan kesakitan ini. Agar tidak menanggung aib dan memikirkan pria yang akan menjadi suaminya nanti. Apa ada pria baik-baik yang akan menerima kekurangannya ini? Apa nanti dia akan dipertanyakan keperawanannya? Apa sebaiknya dia jujur saat ada pria yang mau menikahinya?

Pikiran tentang masa depannya yang hancur terus melintas.

Raya berjalan ke dapur, mengambil pisau kecil dari dalam laci dan siap memutus nadinya.

Namun gerakan tangannya terhenti, dia mengurungkan niatnya.

Bukan hanya karena takut menambah dosa, tapi juga tidak ingin menyusahkan sahabatnya jika dia mati di apartemen ini. Apartemen yang hanya berjarak beberapa lantai dari bajingan yang berwajah tampan tapi berhati iblis itu.

Raya mengatur nafasnya meski terasa berat. Rasa sesak itu tentu tidak bisa hilang begitu saja. Dia bukan kehilangan uang, atau ponsel, bukan juga perhiasan. Ini lebih penting dari semua itu, yang jika hilang sudah tidak bisa dicari lagi, tidak bisa dibeli, juga tidak bisa dikembalikan. Yang bekasnya akan selalu ada seumur hidup.

Raya mencoba menghibur dirinya sendiri, memberikan sugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Banyak yang menikah dalam keadaan tidak perawan, bahkan menikah bukan dengan pria yang mengambil keperawanan itu, tapi mereka bisa bahagia. Pasti akan ada pria yang bisa menerima kamu. Seiring berjalannya waktu, semua akan terlupakan.”

Tapi lagi-lagi tidak mudah, tetap saja ada pikiran jelek yang mengganggu.

“Tapi para perempuan itu melakukannya atas dasar suka sama suka, bukan diperkosa. Yakin dia bisa menerima kamu? Dia akan merasa jijik di malam pertama, dan memandang rendah dirimu karena tidak bisa menjaga diri dengan baik. Bagaimana kamu bisa lupa, kalau kejadian naas ini terjadi di hari ulang tahunmu!”

Raya terduduk lesu, dia masih sesenggukan, meremas tangannya yang gemetaran, dan pisau kecil itu ada di sisinya dan tidak lama kemudian tertidur.

Raya terbangun, dia melihat kalau dirinya masih ada di lantai dapur. Matanya terasa bengkak dan berat. Setelah menghela nafas berkali-kali, Raya pergi ke kamar mandi. Membersihkan dirinya, meski dia tahu tidak akan pernah bersih seperti sebelumnya.

Ada noda hitam dalam dirinya. Noda yang tidak akan pernah bersih dan tidak akan pernah bisa dihilangkan seumur hidupnya.

Dia tahu, seberapa banyak pun dia menghela nafas berat, semua tidak akan kembali seperti semula. Apa yang telah terjadi, tidak bisa diubah lagi.

Yang bisa dia lakukan saat ini, hanya pasrah. Ya, pasrah, karena jika dikatakan ikhlas, tentu saja dia tidak ikhlas, bahkan mungkin tidak akan pernah ikhlas seumur hidupnya. Satu pikiran terlintas dalam benak Raya, haruskah dia melakukan visum sebagai bukti kasus pelecehan yang dia alami saat ini? Haruskah dia melaporkannya ke polisi?

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

ga sengaja scroll, eh ada othor ini jadi deh mampir,,,

2024-08-10

1

lihat semua
Episodes
1 1 Malam Naas
2 2 Bimbang
3 3 Visum
4 4 Ancaman
5 5 Mencoba Melupakan
6 6 Bukan Barang Bekas
7 7 Siksaan
8 8 Yang Terbaik
9 9 Satu Tahun
10 10 Waktu Yang Berlalu
11 11 Besser
12 12 Di Rumah Sakit
13 13 Mimpi
14 14 Mereka Anak Kita?
15 15 Jantung Yang Berdebar
16 16 Siapa Namanya?
17 17 Memantau
18 18 Pemilik Mata
19 19 Menyakiti
20 20 Apa Mereka Saling Mengenal
21 21 Tokoh Antagonis
22 22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23 23 Ingin Merebut
24 24 Dua Pria
25 25 Mimpi
26 26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27 27 Kecewa
28 28 Mengawasi
29 29 Egois dan Jahat?
30 30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31 31 'Begini Saja'
32 32 Tiba-Tiba
33 33 Harapan
34 34 Sidang?
35 35 Ujian Pertama
36 36 Saling Serang
37 37 Bertengkar
38 38 Justin dan Keanu
39 39 Air Mata Raya
40 40 Berpisah Jalan
41 41 Anak Yang Tidak Baik?
42 42 Senang Sendiri?
43 43 Ruang Kosong
44 44 Di Sini di Sana
45 45 Harus Adil
46 46 Larut Malam
47 47 Memilih Jalan
48 48 Empat Jiwa
49 49 Pergi?
50 50 Menghubungi
51 51 Ibu Yang Buruk
52 52 Titik Paling Sensitif
53 53 Di Ruangan Yang Sama
54 54 Jangan Kenapa-Kenapa
55 55 Sebelum Kehilangan
56 56 Kurus
57 57 Bahagiakan Mommy Dulu
58 58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59 59 Kita Saudara
60 60 Takut
61 61 Rahasia Masing-masing
62 62 Ajakan Rion
63 63 Bertemu Dengannya
64 64 Menjadi Lebih Baik
65 65 Aneh
66 66 Langsung Saja
67 67 Ribuan Bintang
68 68 Bertemu Bibi
69 69 Sang Penyelamat
70 70 Menggelap
71 71 Terus?
72 72 Pesawat
73 73 Maaf
74 74 Bahagiakan Kalian
75 75 Tatapan Justin
76 76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77 77 Di Bandara
78 78 Siap Bertemu Masa Lalu
79 79 Orang Asing yang Mengawasi
80 80 Pilihan Untuk Raya
81 81 Keputusan Raya
82 82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83 83 Persiapan Pernikahan
84 84 Siapa yang Tahu
85 85 Menjelang Hari H
86 86 Jangan Goyah Lagi
87 87 Tegang
88 88 Pernikahan Anakku
89 89 Mikaila
90 90 Ditutup Oleh Pakaian Mewah
91 91 Saudara?
92 92 Flashback
93 93 Menjauh
94 94 Masalah Baru
95 95 Hampa
96 96 Cerita Pilu Mikaila
97 97 Datang Untuknya
98 98 Rahasia Mike
99 99 Penolakan
100 100 Rencana Selanjutnya?
101 101 Sejak Kembalinya Mereka
102 102 Bagaimana Nasibnya?
103 103 Bukan Lagi Perempuan Miskin
104 104 Mendekatkan Diri
105 105 Butuh Waktu
106 106 Berpisah Jalan?
107 107 Isi Hati Mike
108 108 Mulai Berdamai Dengan Masa Lalu
109 109 Kado Pertama
110 110 Ulah Kamu?
111 111 Dua Generasi
112 112 Bukan Penjahat
113 113 Pembalasan Dendam
114 114 Calon CEO
115 115 Sarah dan Dimaz
116 116 Keresahan Virza
117 117 Keinginan Virza
118 118 Calon Keluarga Kecil
119 119 Mike Dan Jenia
120 120 Penjelasan Justin
121 121 Rahasia Terpendam
122 122 Canggung
123 123 Makan Bersama dan Menginap
124 124 Apartemen Keluarga
125 125 Mengusut Lebih Dalam
126 126 Kejutan Pernikahan Yang Tak Terduga
127 127 Pernikahan Yang Tidak Disangka
128 127 Nasihat Pernikahan Dari Yang Pernah Gagal
129 129 Suasana Yang Canggung
130 130 Malam Pertama?
131 131 Tinggal Bersama
132 132 Pura-pura Tidak Mendengar
133 133 Foto Perempuan Di Meja Justin
134 134 Menunggu Dilirik
135 135 Merasa Asing
136 136 Tawa Basa-basi
137 137 Hadiah Ulang Tahun
138 138 Satu Kamar
139 139 Merasa Bahagia
140 140 Iri Hati
141 141 Damai?
142 142 Papa
143 143 Masa Lalu Dan Masa Depan
144 144 Punya Adik?
145 145 Aura Pengantin Baru
146 146 Impian Raya
147 147 Mulai Menerima
148 148 Peresmian
149 149 Maharaya
150 150 Tumpul ke Atas, Runcing ke Bawah
151 151 Bersepeda
152 152 Sofa Dan Kasur
153 153 Bodyguard Bayangan
154 154 Orang Tua Yang Bijak
155 155 Boneka Dari Pria Lain
156 156 Cemburu?
157 157 Salah Tingkah
158 158 OTW Adik? OTW Cucu?
159 159 Membuka Diri—Lagi
160 160 Semakin Dekat
161 161 Sweet Moments
162 162 Kesambet
163 163 Hadiah
164 164 Kepura-puraan
165 165 Berempat
166 166 Kencan Dengan Perempuan Lain
167 167 Dua Tim
168 168 Rumah Yang Tidak Pernah Salah
169 169 Sama-sama Berusaha
170 170 Terima Kasih Sudah Menjadi Suamiku
171 171 Piknik Lagi
Episodes

Updated 171 Episodes

1
1 Malam Naas
2
2 Bimbang
3
3 Visum
4
4 Ancaman
5
5 Mencoba Melupakan
6
6 Bukan Barang Bekas
7
7 Siksaan
8
8 Yang Terbaik
9
9 Satu Tahun
10
10 Waktu Yang Berlalu
11
11 Besser
12
12 Di Rumah Sakit
13
13 Mimpi
14
14 Mereka Anak Kita?
15
15 Jantung Yang Berdebar
16
16 Siapa Namanya?
17
17 Memantau
18
18 Pemilik Mata
19
19 Menyakiti
20
20 Apa Mereka Saling Mengenal
21
21 Tokoh Antagonis
22
22 Masa Lalu yang Belum Selesai
23
23 Ingin Merebut
24
24 Dua Pria
25
25 Mimpi
26
26 Apa Harus Tinggal Bersama Daddy?
27
27 Kecewa
28
28 Mengawasi
29
29 Egois dan Jahat?
30
30 Asal Usul yang Tidak Jelas
31
31 'Begini Saja'
32
32 Tiba-Tiba
33
33 Harapan
34
34 Sidang?
35
35 Ujian Pertama
36
36 Saling Serang
37
37 Bertengkar
38
38 Justin dan Keanu
39
39 Air Mata Raya
40
40 Berpisah Jalan
41
41 Anak Yang Tidak Baik?
42
42 Senang Sendiri?
43
43 Ruang Kosong
44
44 Di Sini di Sana
45
45 Harus Adil
46
46 Larut Malam
47
47 Memilih Jalan
48
48 Empat Jiwa
49
49 Pergi?
50
50 Menghubungi
51
51 Ibu Yang Buruk
52
52 Titik Paling Sensitif
53
53 Di Ruangan Yang Sama
54
54 Jangan Kenapa-Kenapa
55
55 Sebelum Kehilangan
56
56 Kurus
57
57 Bahagiakan Mommy Dulu
58
58 Direbut (Perpisahan Yang Sesungguhnya)
59
59 Kita Saudara
60
60 Takut
61
61 Rahasia Masing-masing
62
62 Ajakan Rion
63
63 Bertemu Dengannya
64
64 Menjadi Lebih Baik
65
65 Aneh
66
66 Langsung Saja
67
67 Ribuan Bintang
68
68 Bertemu Bibi
69
69 Sang Penyelamat
70
70 Menggelap
71
71 Terus?
72
72 Pesawat
73
73 Maaf
74
74 Bahagiakan Kalian
75
75 Tatapan Justin
76
76 Kebimbangan Keanu dan Justin
77
77 Di Bandara
78
78 Siap Bertemu Masa Lalu
79
79 Orang Asing yang Mengawasi
80
80 Pilihan Untuk Raya
81
81 Keputusan Raya
82
82 Bicara Dengan Justin dan Jenia
83
83 Persiapan Pernikahan
84
84 Siapa yang Tahu
85
85 Menjelang Hari H
86
86 Jangan Goyah Lagi
87
87 Tegang
88
88 Pernikahan Anakku
89
89 Mikaila
90
90 Ditutup Oleh Pakaian Mewah
91
91 Saudara?
92
92 Flashback
93
93 Menjauh
94
94 Masalah Baru
95
95 Hampa
96
96 Cerita Pilu Mikaila
97
97 Datang Untuknya
98
98 Rahasia Mike
99
99 Penolakan
100
100 Rencana Selanjutnya?
101
101 Sejak Kembalinya Mereka
102
102 Bagaimana Nasibnya?
103
103 Bukan Lagi Perempuan Miskin
104
104 Mendekatkan Diri
105
105 Butuh Waktu
106
106 Berpisah Jalan?
107
107 Isi Hati Mike
108
108 Mulai Berdamai Dengan Masa Lalu
109
109 Kado Pertama
110
110 Ulah Kamu?
111
111 Dua Generasi
112
112 Bukan Penjahat
113
113 Pembalasan Dendam
114
114 Calon CEO
115
115 Sarah dan Dimaz
116
116 Keresahan Virza
117
117 Keinginan Virza
118
118 Calon Keluarga Kecil
119
119 Mike Dan Jenia
120
120 Penjelasan Justin
121
121 Rahasia Terpendam
122
122 Canggung
123
123 Makan Bersama dan Menginap
124
124 Apartemen Keluarga
125
125 Mengusut Lebih Dalam
126
126 Kejutan Pernikahan Yang Tak Terduga
127
127 Pernikahan Yang Tidak Disangka
128
127 Nasihat Pernikahan Dari Yang Pernah Gagal
129
129 Suasana Yang Canggung
130
130 Malam Pertama?
131
131 Tinggal Bersama
132
132 Pura-pura Tidak Mendengar
133
133 Foto Perempuan Di Meja Justin
134
134 Menunggu Dilirik
135
135 Merasa Asing
136
136 Tawa Basa-basi
137
137 Hadiah Ulang Tahun
138
138 Satu Kamar
139
139 Merasa Bahagia
140
140 Iri Hati
141
141 Damai?
142
142 Papa
143
143 Masa Lalu Dan Masa Depan
144
144 Punya Adik?
145
145 Aura Pengantin Baru
146
146 Impian Raya
147
147 Mulai Menerima
148
148 Peresmian
149
149 Maharaya
150
150 Tumpul ke Atas, Runcing ke Bawah
151
151 Bersepeda
152
152 Sofa Dan Kasur
153
153 Bodyguard Bayangan
154
154 Orang Tua Yang Bijak
155
155 Boneka Dari Pria Lain
156
156 Cemburu?
157
157 Salah Tingkah
158
158 OTW Adik? OTW Cucu?
159
159 Membuka Diri—Lagi
160
160 Semakin Dekat
161
161 Sweet Moments
162
162 Kesambet
163
163 Hadiah
164
164 Kepura-puraan
165
165 Berempat
166
166 Kencan Dengan Perempuan Lain
167
167 Dua Tim
168
168 Rumah Yang Tidak Pernah Salah
169
169 Sama-sama Berusaha
170
170 Terima Kasih Sudah Menjadi Suamiku
171
171 Piknik Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!