Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Menyenangkan
Siska merasa sangat terkejut mendapati Raisa yang saat ini ada di belakangnya itu, membuatnya pun menjadi gugup tetapi berusaha untuk tetap bersikap tenang agar Raisa tidak curiga jika sedari tadi ia memperhatikannya yang sedang merawat cucunya tersebut. Takutnya Raisa akan merasa tidak nyaman karena merasa diawasi oleh bos-nya saat sedang bekerja.
"Raisa," ucap Siska.
"Maaf Nyonya saya tidak bermaksud untuk mengejutkan Nyonya atau lancang untuk menegur Nyonya, kebetulan saya baru saja dari belakang dan melihat Nyonya di sini," ucap Raisa.
"Oh tidak apa-apa Raisa, saya sama sekali tidak menyalahkanmu. Itu hal wajar jika kau menegur saya, sama sekali tidak menjadi masalah," tutur Siska.
"Syukurlah Nyonya, apa Nyonya ingin bermain dengan Tuan Denis? Denis baru saja selesai makan, hanya tinggal memandikannya saja dan setelah itu saya sudah bisa pulang 'kan Nyonya?" Tanya Raisa.
"Oh tentu saja boleh. Iya tadinya saya ingin bermain dengan Denis, tapi ya sudah kamu mandikan saja dulu, nanti setelah kamu pulang baru saya akan bermain dengan Denis. Dan 1 lagi kamu tidak perlu memanggilnya Tuan Denis, panggil saja namanya Denis, dia hanyalah anak kecil, jangan menjadikannya seolah-olah dia adalah raja, itulah didikan kami dari kecil," kata Siska.
"Baik Nyonya, ya sudah kalau begitu saya permisi dulu mau memandikan Denis Nyonya," ucap Raisa yang berlalu dari pandangan Siska.
Siska tampak bernafas lega, setelah itu pun ia masuk ke dalam kamarnya untuk mandi sebelum nanti ia akan menemani Denis sambil menunggu Diego pulang ke rumah.
*****
Setelah semua pekerjaannya di rumah Diego telah selesai, tepat pukul 17.30 WIB Raisa pun hendak pulang dan di saat itu bertepatan dengan Diego yang baru saja tiba di rumah setelah pulang bekerja.
"Tuan Diego," sapa Raisa saat bertemu dengan bos-nya di depan rumah.
"Raisa, kau mau pulang?" Tanya Diego berbasa-basi, padahal dia sudah tahu jika pengasuh anaknya itu memang hendak pulang.
"Iya Tuan. Tuan Muda Denis sudah mandi dan sudah makan juga, jadi pekerjaanku untuk hari ini sudah beres dan aku mau pulang," terang Raisa.
"Bagus lah, apa mau aku antar?" Tawar Diego.
"Oh tidak perlu Tuan, aku pulang sendiri saja. Lagipula kau juga baru pulang, pasti kau sangat lelah Tuan," tolak Raisa.
"Tidak masalah Raisa, aku tadi tidak menyetir sendiri. Kau juga pasti lelah karena sudah seharian bekerja melayani Anakku, aku tahu bagaimana rasanya menghadapi Anakku. Apalagi di hari pertamamu bekerja, pasti sangat menguras otak dan tenagamu 'kan? Atau bagaimana jika supir saja yang mengantarmu jika kau tidak ingin pulang bersamaku," kata Diego, sangat kasihan jika Raisa harus pulang sendiri.
"Bagiku semua pekerjaan itu sama saja Tuan, pasti ada resiko dan tanggung jawab yang berbeda. Aku sudah memesan ojek online, nah itu dia ojek onlinenya," kata Raisa menunjuk tukang ojek yang kebetulan baru saja tiba dan berhenti di depan pagar rumah Diego.
"Oh begitu, ya sudah kalau begitu kau hati-hati ya," ucap Diego tak bisa lagi memaksa.
"Iya Tuan, aku permisi dulu ya," ucap Raisa yang langsung saja pergi meninggalkan kediaman Abimana.
Meskipun apa yang dikatakan Diego benar bahwa ia merasakan sangat lelah, bahkan berbeda sekali saat ia bekerja sebagai cleaning service saat itu. Tetapi menurutnya pekerjaan barunya ini sangat menyenangkan, ia seperti mempunyai tantangan baru. Bagaimana tidak? Raisa yang sama sekali tidak pernah terjun ke dunia anak, bisa dikatakan tidak mempunyai pengalaman apapun tetapi saat ini ia harus menghadapi anak kecil yang benar-benar aktifnya luar biasa. Hanya bermodal nekat dan yakin pada dirinya sendiri bahwa ia mampu sehingga Raisa pun bisa menghadapinya. Untungnya ia juga memiliki bos yang begitu baik seperti Diego dan Siska yang membuatnya pun bersemangat untuk bekerja, apalagi ini semua demi neneknya, untuk kesembuhan dan juga kehidupan yang layak untuk neneknya tersebut.
*****
"Raisa, malam-malam seperti ini kau baru pulang bekerja? Bagaimana hari pertama kerjamu, apakah sangat menyenangkan atau sebaliknya karena anak kecil yang kau rawat susah diatur? Apakah Bosmu baik?" Tanya Nenek Sania yang sangat mengkhawatirkan cucunya itu.
"Aku sudah pulang dari tadi kok Nek, tapi aku pulang ke rumah sebentar, mandi dan berganti pakaian. Nenek jangan khawatir ya, Anak yang aku jaga ini sangat pintar dan aku sangat senang merawatnya Nek. Soal Bos, tentu saja Bos-ku baik, jika tidak mana mungkin dia memberikan semua fasilitas ini untuk Nenek," jawab raisa.
"Iya kau benar, tetapi siapa sebenarnya Bos-mu itu Sa? Nenek jadi penasaran. Kenapa dia begitu baik terhadap kita, apa kau yakin jika Tuan Diego itu benar-benar tidak mempunyai tujuan lain?" Tanya Nenek Sania yang sangat trauma dengan orang kaya, jika mengingat kehidupan di masa lalu sampai ia hanya hidup berdua saja dengan Raisa.
"Tentu saja aku yakin Nek, Tuan Diego itu memang baik, dia menolong kita dengan ikhlas. Lagipula aku 'kan juga bekerja untuknya menjadi pengasuh anaknya. Oh ya Nek, Tuan Diego juga mempunyai ibu yang sangat baik, meskipun aku hanya pengasuh Anak dan cucu mereka, tetapi mereka sama sekali tidak pernah meremehkanku Nek. Mereka memberikanku makan enak, pokoknya Nenek tenang saja ya, Nenek jangan khawatir karena pekerjaanku kali ini benar-benar sangat menyenangkan," terang Raisa yang membuat Nenek sania pun tersenyum dan merasa sangat lega.
"Syukurlah, jadi apa sekarang kau sudah makan malam?" Tanya Nenek Sania.
Raisa menggelengkan kepalanya, "Belum, tapi aku membawa makanan, aku masak untuk Nenek juga dan sekarang aku mau makan bersama Nenek." Raisa menunjukkan sebuah rantang susun yang memang sedari tadi ditentengnya itu.
"Seharusnya kau tidak perlu repot-repot memasak untuk Nenek Sa, 'kan di sini Nenek sudah diberi makan, makanannya juga enak, berbeda sekali saat Nenek masih berada di ruang rawat inap biasa. Pasti ruang rawat inap VIP ini bayarannya sangat mahal," kata Nenek Sania.
"Tapi namanya makanan orang sakit pasti tidak enak Nek kalau setiap saat harus makan itu terus. Lagipula Nenek tenang saja, ini juga makanan sehat kok, aku memasak makanan ini juga sudah konsultasi dulu dengan Dokter tentang makanan apa yang bisa aku masak dan bisa aku berikan untuk Nenek, tentunya tidak sembarangan Nek. Nek, Nenek tidak perlu memikirkan biaya apapun, mau mahal ataupun murah itu semua tanggung jawab Raisa. Yang penting sekarang ini Nenek cepat sembuh ya," ucap Raisa seraya menggenggam tangan sang nenek dengan lembut.
"iya Sayang, sekarang ini Nenek sudah merasa jauh lebih baik. Jika Dokter mengizinkan, Nenek ingin segera pulang," tutur Nenek Sania.
"Iya Nek, besok aku coba untuk bicarakan masalah ini dengan Dokter ya. Sekarang makan dulu, Nenek harus minum obat dan beristirahat. Oh ya Nek aku sampai lupa, bagaimana tentang Suster yang menjaga Nenek? Apakah dia melayani dan menjaga Nenek dengan baik?" Tanya Raisa.
"Nenek juga hampir melupakannya. Suster itu sangat baik Sa, tadinya Nenek benar-benar terkejut kenapa Suster itu menjaga Nenek terus tidak sedikitpun dia meninggalkan Nenek, jadi setelah Nenek bertanya apa tidak mempunyai pekerjaan lain, Suster itu menjelaskan bahwa dia adalah Suster yang bekerja di rumah sakit ini khusus untuk menjaga Nenek dari pagi saat kamu pergi bekerja sampai sore. Raisa, apa Suster itu Tuan Diego juga yang memperkerjakannya? Nenek tidak perlu dijaga Suster seperti itu, 'kan di sini sudah ada Suster yang bekerja di rumah sakit. Kalau Nenek membutuhkan sesuatu yang darurat Nenek bisa menekan tombol darurat, kalau untuk segala keperluan lain semuanya sudah tersedia di sini. Jadi Nenek rasa itu sangat berlebihan," ucap Nenek Sania yang terang-terangan menolaknya.
"Soal suster saja Nenek sudah menolaknya, bagaimana jika Nenek tahu di luar sana ada penjaga yang selama 24 jam menjaga Nenek di sini," batin Raisa. "Maaf tadi pagi aku lupa mengatakan hal ini kepada Nenek karena Nenek masih tidur. Ya sudah Nek nanti aku bicarakan masalah ini juga dengan Tuan Diego ya. Sekarang ayo kita makan," kata Raisa yang di saat itu pun menyuapkan makanan untuk Neneknya dan dirinya sendiri.
------
Di saat neneknya sudah tertidur pulas dan Raisa hendak memejamkan matanya, tiba-tiba saja terdengar suara keributan di luar ruangan yang membuat Raisa pun langsung saja melangkahkan kakinya untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Setelah semakin dekat Raisa semakin mendengar jelas suara penjaga yang memang khusus diperintahkan oleh Diego untuk menjaga mereka, sedang berdebat dengan seorang wanita yang suaranya terdengar tidak asing di telinga Raisa. Sehingga ia pun langsung membuka pintu dan benar saja Raisa sangat terkejut melihat seseorang yang saat ini berada di depan matanya dan tersenyum menatap ke arahnya.
Bersambung …