Karena kehidupan yang sangat miskin,Amira terpaksa merantau ke kota Jakarta,meninggalkan suaminya di desa tinggal bersama mertuanya.Amira sangat berharap kepergiannya ke kota Jakarta bisa merubah kehidupannya kelak di desanya.
Ternyata kepergiannya merantau untuk mencari modal membuat suaminya berpaling ke lain hati dan itu semua di tutupi oleh mertuanya yang sangat munafik.
Amira menghabiskan banyak uang untuk mertua dan suami yang sudah mengkhianatinya.
Bagaimana kisah hidup Amira apakah dia bisa melanjutkan pernikahannya dengan suaminya yang sudah memiliki istri siri atau dia meminta cerai dan bagaimana mertuanya yang sangat munafik dan jahat? bagaimana keluarga mertuanya melanjutkan hidup sementara selama ini Amira menjadi tulang punggung mereka?
ikuti kisah sedih pernikahan wanita lugu dan polos ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 ~ Semakin mantap ~
Wajah Amira dan pakaiannya basah saat mertuanya menyiram wajahnya dengan segelas air,Amira sangat kaget melihat kemarahan di wajah mertuanya.
"Bu....Salah aku apalagi,kenapa ibu menyiram ku seperti ini?" Tanya Amira.Semakin hari Amira semakin menyadari kalau mertuanya tidak menyukainya lagi dia sangat merasakan itu.
"Kamu mengajak anakku jalan-jalan besok kamu tidak tau diri banget ya,kamu pikir kamu siapa,apa kamu pikir kamu sudah sangat hebat?" Bola mata Maya melotot ke arah Amira bahkan dia seperti ingin menelan Amira hidup-hidup
"Aku tidak mengajak mas Dimas jalan-jalan ma_
"Diam jangan banyak bicara,sekali lagi mulutmu menjawab aku pastikan kamu keluar dari rumah ini." Maya langsung meninggalkan Amira di dapur yang masih memasak untuk mereka.
Keputusan Amira untuk pergi merantau semakin besar,dia sudah tidak tahan lagi tinggal di rumah itu bersama mertua dan iparnya.Dia berharap pergi merantau dan mendapat pekerjaan untuk mengumpulkan modal usaha kelak nanti.
Amira menyiapkan makanan di atas meja lalu memanggil mereka semua,setelah itu mereka duduk dan mulai menikmati makanan.Walaupun Maya menatap sinis kepadanya Amira tidak peduli lagi.
"Mas aku mau bicara!!" Ucap Amira dengan wajah serius.baginya tidak ada gunanya bertahan di rumah mertuanya yang hannya dijadikan pembantu.Jika suatu saat dia memiliki uang dan punya usaha mungkin suaminya juga mau pindah dari rumah mertuanya.
"Ada apa katakan lah."
"Mas aku ingin pergi merantau,aku ingin mengumpulkan modal kalau sudah terkumpul aku akan kembali ke desa ini dan buka usaha untuk masa depan kita." Dimas menghentikan makannya tiba-tiba selera makanya hilang dia mengakhiri makannya dan menatap Amira.
"Kamu tidak boleh pergi,aku punya pekerjaan dan aku tidak pernah marah saat kamu tidak ada pekerjaan kenapa harus merantau dan meninggalkan aku disini sendirian." Tanya Dimas tiba-tiba saja dia ketakutan saat Amira mengancamnya.
Maya dan Tuti saling menatap wajah mereka tersenyum jahat karena merasa rencana mereka berjalan dengan baik untuk menyingkirkan Amira dari rumah itu termasuk dari hari Dimas anaknya.
"Apa yang terjadi kamu tidak bisa meninggalkan ku,siapa yang akan membantu ibu di rumah jika kamu pergi? kamu seharunya memikirkan banyak hal sebelum membuat keputusan jangan egois."
"Aku sudah pikirkan mas,keputusan ku juga sudah bulat untuk pergi merantau_
"Kamu ingin menjadi istri durhaka Amira." Dimas memekik dia langsung masuk kedalam kamar karena sangat marah kepada Amira.
"Ternyata kamu sadar juga Amira,baguslah silahkan kamu pergi dari rumah ini dan cari modal yang banyak supaya tidak benalu di rumah ini." Maya semakin menghina Amira berharap hatinya tidak berubah.
Malam ini Dimas memutuskan pindah kamar,dia sangat marah kepada Amira karena ingin pergi meninggalkan dirinya dan juga keluarganya.Dia sangat bingung dengan sikap Amira yang berubah akhir-akhir ini,Amira sering sekali menolak saat dia meminta jatahnya sebagai suami dia tidak tau apa yang membuat Amira berubah seperti itu.
"Aku selalu serba salah,padahal aku selalu berusaha untuk adil terhadap istri dan ibuku,kalau pun aku belum bisa memberikan uang lebih untuknya seharunya sebagai istri yang baik dia memaklumi nya."Ucapnya dalam hati.
Keesokan paginya Amira kembali beraktifitas Tuti membantunya karena dia takut kakaknya melihatnya.
Maya keluar dari dalam kamar lalu membangunkan Dimas yang sedang tidur di atas sopa usang milik mereka.
"Dimas bangun..."
"Ada apa sih ma..Ini masih pagi?" Dimas menutup wajahnya dengan selimut.Maya menarik selimut dari tangan Dimas dan terus mengoceh hingga akhirhya Dimas bangun dan pergi menuju kamar mandi.
Setelah Dimas selesai dari kamar mandi dan gant pakaian mereka berdua pergi ke butik Safira menaiki mobil sebenarnya bisa jalan seperti biasa tapi karena ingin Safira melihat anaknya menaiki mobil dia mau saja naik mobil.
"Ibu ...Sebenarnya kita kemana?"
"Tenang saja aku yakin kamu pasti akan menyukainya." Ucap Maya yang semakin membuat Dimas bingung.
Amira berdiri di pintu sambil melihat mobil suaminya pergi sampai menghilang di pinggir jalan.
"Sudah tidak usah menatap seperti itu,suatu saat kamu akan tau kebenarannya." Ucap Tuti yang tiba-tiba muncul di hadapannya.Amira bingung mendengar kata-kata Tuti tapi dia memilih tidak peduli dari pada sakit hati.
Sekarang yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya agar suaminya setuju melepaskan dia berangkat ke kota untuk mencari pekerjaan.
"Sama saja di rumah pun aku jadi pembantunya lebih baik aku pergi merantau aku bisa dapat uang yang banyak nanti."
Sementara itu mobil Dimas sampai di sebuah butik di pasar,Dimas kaget karena ibunya membawanya ke butik padahal dia tidak punya uang sama sekali.
"Bu....Untuk apa kita kesini aku tidak punya uang jika ibu mau beli baju,jangan membuatku malu."Omel Dimas dia menolak masuk kedalam butik tapi ibunya memaksanya untuk naik.
"Tante...Kamu sudah datang ternyata?" Dimas menoleh ke arah suara yang mendekati mereka.Dia sangat kaget melihat wanita yang ada di hadapannya wanita yang pernah jatuh cinta kepadanya beberapa tahun yang lalu sebelum dia pergi merantau keluar negri.
"Safira ...Kamu Safira kan?"
"Iya dia Safira...Jeli juga matamu ternyata kamu masih ingat dengannya." Ucap Maya tersenyum.Dimas sangat kaget melihat perubahan wajah dan penampilan Safira dulu dia sangat polos dan sekarang dia berubah menjadi wanita yang sangat cantik.
"Mas Tante silahkan masuk." Ucap Safira.Maya menarik tangan Dimas untuk masuk kedalam butik walaupun masih bingung Dimas akhirnya mengikuti langkah ibunya dari belakang.
"Dimas,kamu tau sekarang Safira sudah sukses,biarkan istrimu pergi merantau dan kamu bisa pacaran dengannya dia pemilik toko ini dan juga toko perhiasan dia masih mencintaimu."Ucap Maya berusaha untuk merayu dimas.
Jujur saja pria mana yang tidak tertarik dengan Safira,sudah cantik dan seksi punya toko perhiasan dan juga butik mungkin siapa pun akan berlomba untuk menerimanya.
"Mas ini minumnya,sudah lama ya kita tidak jumpa bagaimana kabar istrimu mas?" Tanya Safira membuat Dimas gugup.
"A_e baik saja,kamu sangat jauh berubah Safira,kamu cantik dan seksi." Ucap Dimas mengalihakan pembicaraan mereka dan Safira merasa malu di puji oleh Dimas pria yang pernah disukainya beberapa tahun yang lalu.
Maya sangat puas karena dia tidak sulit untuk membujuk Dimas sekarang rencananya ingin memaksa Dimas memberikan ijin kepada Amira untuk pergi ke Jakarta agar mereka bebas melakukan apa pun.
Dimas menyapu sekeliling ruangan melihat beberapa kariawan Safira yang sedang melayani pelanggan jujur saja pertama kali melihat Safira setelah beberapa tahun menikah cukup membuat jantungnya berdebar.
💗💗💗bersambung 💗💗💗
-
sengsara nanti kau dimas. banyak dzalim pada isteri yg tulus..
orang tua dimas dan adiknya minus adab.keluarga semerawuttt
.