Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Wah~ Seni yang menakjubkan." Ucap Leona sepanjang lorong saat melihat lukisan dan coretan di dinding.
"Hentikan omong kosong Anda, Nona. Ini bukan karya seni, tetapi coretan yang tidak berarti." Tegur Jim dengan wajah datar andalannya.
"Kau itu tidak mengetahui seni, Jim. Lihatlah mahakarya mengagumkan ini. Sangat indah, bukan?" Tukas Leona.
"Terserah Anda." Sahut Jim mengalah. Jika berdebat dengan Leona mana dirinya akan kalah, apalagi sekarang mereka telah memasuki kediaman utama. Bisa-bisa dirinya dianggap kurang ajar pada majikan. Sementara Lucas hanya diam mendengarkan perdebatan mereka. Dia tak habis fikir dengan pemuda yang menjadi pelayan pribadi nonanya yang di rekomendasikan oleh Duchess sebelum kematiannya.
Tidak ada seorang pelayan yang begitu berani berdebat dengan majikannya meskipun sang majikan berbuat salah.
Tak terasa mereka tiba di tempat para pelayan berkumpul, seketika Leona memekik senang membuat orang yang berada di sana menatapnya aneh.
"Kyaaa!! Apakah ini surga? Kenapa pelayan laki-laki dan penjaga disini sangat tampan~" Mata Leona seketika berbinar saat melihat beberapa pelayan laki-laki dan penjaga dengan warna rambut yang aneh.
"Nona, hentikan." Tegur Jim.
"Diam kau. Lihat pelayan laki-laki yang berambut pink itu. Dia tampak imut~ Ah, aku ingin mengarunginya~"
"Hentikan Leona!" Bentak Calvian yang begitu tiba di ruangan itu. Leona segera berbalik dan menatap ayahnya yang kini terlihat, err... Aneh?
Jim menahan tawanya dengan tubuh bergetar. Dan Lucas menatap ke arah lain. Dia tidak ingin menatap tuannya yang terlihat aneh pagi ini. Bisa-bisa dia kelepasan tertawa.
"Ah, Tuan Duke. Anda terlihat tampan dengan rambut empat warna itu. Apalagi dengan pakaian cerah mentereng seperti ini. Seni memang indah~"
Calvian menatap Leona sengit. Sementara gadis itu hanya pura-pura tak menyadari tatapan itu dan terus berceloteh.
"Ah, kau yang berambut kuning. Kau terlihat cocok dengan rambut itu. Aku jadi ingin menciummu." Tunjuk Leona pada seorang maid laki-laki yang rambutnya kini bewarna kuning cerah.
Seketika wajah pelayan itu memerah, antara malu dan kesal. Lalu tawa Leona seketika menggema di sana saat melihat dua pelayan pribadi milik Iris yang paling mencolok. Seketika dua pelayan yang selalu menghina nya menunduk dengan wajah memerah.
"Apakah di kediaman ini sedang mengadakan cosplay? Alangkah baiknya jika kita memasangkan bandana ini, bukan begitu Tuan Duke?" Tanya Leona sambil mengeluarkan bandana dengan telinga kucing. Sontak seluruh pelayan dan penjaga merinding ngeri.
"Hentikan Leona!" Bentak Calvian.
"Kenapa Tuan? Bukankah karya seni ini terlalu indah?" Ucap Leona memiringkan kepalanya, tidak lupa memasang wajah polos membuat pria paruh baya itu menggeram marah. Dia menghembuskan nafasnya kesal agar tidak meledak di sini.
"Kau sudah keterlaluan. Apa-apaan ini?!" Bentak Calvian kesal.
"Keterlaluan apanya?! Ini namanya seni, dasar anj–ehm kolot!" Bentak Leona balik yang membuat Calvian tersentak, begitupula dengan pelayan dan penjaga yang merinding disko mendengar umpatan Leona. Nyaris saja Leona mengucapkan anjing pada ayah pemilik tubuh ini.
"Kau sudah keterlaluan. Mulai detik ini kau bukan lagi bagian dari Castallio! Kau tidak memiliki mana dan selalu membuat keonaran! Kau juga selalu mengganggu Iris setiap hari dan menyiksanya! Pergi dari sini dan jangan pernah kembali!" Bentak Calvian membuat pelayan dan penjaga menatapnya kasihan, ada juga yang menyeringai senang.
"Senang mendengarnya, Tuan. Saya minta maaf selama telah menjadi penghuni kediaman ini. Saya telah menyumpah serapahi Anda sebagai tua bangka, orang tua kolot dan tadi saya hendak membentak Anda dengan sebutan anjing. Kalau begitu sampah ini akan meninggalkan kediaman ini sekarang juga, tentu saja dengan Jim sebagai pelayan setia saya yang ikut dengan saya."
Leona pergi dengan bersiul-siul santai dan mengabaikan Calvian yang menatapnya marah. Dia segera keluar sambil melayangkan kiss bye kepada mereka yang berkumpul di sana.
"Kalian bubar!"
Segera para pekerja kediaman membubarkan diri ke tempat masing-masing.
💠💠💠
Iris dan Emillio yang mendengar kabar jika Leona di usir dari kediaman segera mendatangi paviliun Lotus. Dia mendapati Leona tengah sibuk mengemas barangnya sambil bersenandung kecil.
"Ku dengar kau di usir dari sini, apa itu benar, Kak?" Tanya Iris merasa bersalah. Namun terdengar nada mengejek di suaranya.
"Untuk apa mempertahankan sampah di kediaman ini? Sudah pantas bagi seorang sampah pergi dari sini." Celetuk Emillio pedas.
Leona mengabaikan mereka dan segera membuka sebuah gulungan perkamen dan menyegel barang-barangnya di sana yang berhasil membuat mereka menganga kaget.
"Sudah? Untuk apa kalian disini?"
"Begitukah caramu berbicara dengan kakakmu?!"
"Sejak kapan kau menjadi kakakku? Apa kau pernah merasakan bagaimana menderitanya aku saat melihat ibu di bunuh tepat di mataku sendiri? Apa kau tau bagaimana rasa sakitnya saat mana milikku di hancurkan paksa hingga habis oleh mereka?! Kemana kalian di saat aku membutuhkan kalian?! Kalian hanya sibuk menyalahkanku dan membawa orang asing kemari lalu menyalahkanku?! Seharusnya kau menyalahkan ibu! Kenapa dia menyelamatkanku?! Kenapa bukan saja aku yang mati?! Kenapa bukan kami saja!!" Raung Leona melepaskan amarahnya yang selama ini di pendamnya. Mungkin ini perasaan Leona asli? Entahlah.
Emillio tertohok mendengar ucapan Leona. Seketika rasa bersalah merayap di hatinya.
"Kalian selalu bilang jangan mengganggu Iris karena dia keluarga kalian! Apa aku salah jika mengharapkan kasih sayang kalian?! Apa aku salah jika aku tidak ingin merebut posisiku di keluarga ini?! Apa aku salah jika aku mempertahankan hak ku yang tidak pernah aku dapatkan dari dulu?!" Emillio diam tak bisa menjawab. Sementara Iris menunduk.
"Iris, kau sudah mendapatkan cinta dari ayahku dan kakakku, harta serta kedudukan. Apalagi yang kau inginkan bangsat?!" Iris menunduk sambil terisak-isak.
"Leona!"
"Apalagi an*ing?! Bangs*t seperti kalian memang tidak pantas menjadi keluargaku!" Maki Leona marah membuat mereka terdiam.
Calvian yang baru saja tiba mendengar semua cerita Leona seketika merasa bersalah dan menyesal. Dia yang masih terlarut dalam kesedihan tidak menyadari jika Leona lebih menderita darinya dan membutuhkan kasih sayang.
"Selidiki kematian Duchess." Perintah Calvian pada asistennya.
"Baik, Tuan."
"Bahkan bangsat sepertinya terlalu halus untuk kalian." Gumam Leona dan segera pergi dari paviliun.
"Kak Jim! Kita pergi. Aku rindu kampung halaman leluhur kita." Ucap Leona pada Jim yang menggendong anak beruang. Perkataan Leona langsung membuat mereka membeku.
Jim, pemuda yang menjadi pelayan Leona adalah kerabat dari Duchess?
💠💠💠💠
Iris menikmati teh dengan berbagai kudapan di taman mawar dengan santai. Senyum puas merekah di wajahmu cantiknya.
Leona akhirnya bisa dia singkirkan dengan mudah dan dia berhasil menjadi putri Duke. Apalagi dirinya juga akan bersekolah di akademi bergengsi nomor dua di kekaisaran yang membuatnya merasa senang.
"Akhirnya aku berhasil mengusir Leona lemah itu. Aku yakin dia tidak akan mampu bertahan di luar." Ucap Iris dengan senyum mengembang.
Iris terkenal di pergaulan atas sebagai bunga kerajaan. Dia memiliki paras cantik dan sikap yang lemah lembut, tutur kata halus serta baik hati. Dia mulai debut sejak berusia empat belas tahun.
Lain lagi dengan Leona. Dia tidak pernah keluar dari kediaman dan tidak pernah debut di kalangan bangsawan. Tersebar rumor bahwa Leona merupakan gadis kejam yang buruk rupa.
Sementara di ruangan Duke.
"Tuan, ini berkas yang Anda minta." Ucap Harres sambil menyerahkan sebuah dokumen pada Calvian. Pria paruh baya itu menerima berkas dan membacanya.
Seketika perasaan bersalah merayap di hatinya. Jadi Duchess Miria adalah putri dari klan Tigries yang di bantainya dua puluh tahun lalu?
Miria Arathena Tigries dulu adalah tawanan perang yang di berikan sebagai hadiah oleh raja saat dia berhasil memusnahkan klan itu. Miria Arathena memiliki paras cantik yang menawan dengan retina mata menyerupai kucing bewarna merah delima yang indah dan sedikit garis hitam di bulu mata atas yang membuatnya tertarik.
Miria dengan kata-kata pedas yang tajam tidak memiliki mana, namun memiliki kekuatan yang bisa bangkit bila rajin berlatih. Melihat keteguhan dan ketekunan gadis itu membuatnya jatuh cinta dan tak lama mereka akhirnya menikah dan memiliki dua orang anak.
Anak pertama adalah Emillio Ethan Castallio dan anak kedua adalah Leona Arathena Castallio. Mereka hanya berjarak dua tahun.
Suatu hari Miria menghadiri pesta jamuan teh yang di adakan di istana ratu bersama Leona, naas di perjalanan kereta kuda yang ditumpangi mereka mengalami kecelakaan hingga menewaskan Miria.
Leona yang selamat mengalami luka serius dan kehilangan mana. Calvian awalnya mengira jika mana Leona akan pulih beberapa waktu lagi. Dan saat pengujian bakat sihir dan mana tiba, Leona tidak memilikinya yang membuat gadis itu mengalami keterpurukan. Sejak saat itu Leona tidak pernah keluar dari kediaman.
Calvian yang merasa malu lebih memilih mengabaikan Leona yang membutuhkan kasih sayangnya. Bahkan dia kerap kali membentak dan menyalahkannya.
"Sepertinya nona Leona lebih dekat kepala pelayan Lucas dan pemimpin ksatria Arthur. Hanya mereka yang selalu menghibur nona disaat dia kesepian di kediaman ini." Ucap Harres yang langsung membuat Calvian bersalah.