Sequel MENIKAH MUDA cerita hanya Fiktif belaka,jika ada kesamaan tempat ,nama,itu hanya kebetulan semata.Karena cerita ini cuma halu si Othor yang labil.Kalau nggak suka mending SKIP saja nggak usah koment yang nggak ada manfaat..🙏
Abia Kiradzki Mahardika gadis 20th yang terlihat berbeda dengan penampilan yang tertutup dan misterius.
Di pertemukan dengan seorang dosen muda bernama Harraz Al'Gifari dengan wajah tampan namun punya sifat terkesan dingin.
Kehidupan keduanya berubah kala sebuah insident yang merubah hidup mereka.
Apa yang terjadi antara mereka berdua,ikuti kisahnya..
Luv u sekobon..💜💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Curi Dengar
"Nduk,yang kamu bilang es balok ini ,itu putra kami namanya Harraz Al'Gifari."ucap Umi Kalsum dengan tersenyum lembut pada Bia.
"Astaghfirullahal'adzim,maafin Bia Ibu nyai Bia nggak tahu kalau pak dosen anak Bu Nyai dan Kyai, pak dosen piss ✌️ " ucap Bia meminta maaf kepada semuanya dan mengarahkan dua jarinya tanda perdamaian pada sang dosen muda.
Semua yang sana hanya mengulum senyum melihat tingkah gadis bercadar itu.
"Nggak papa ndok',ayo kamu duduk. Sebentar lagi kita mau mulai pengajian ."ucap Kyai Said dengan nada lembut pada Bia.
Baru kali ini mereka melihat seseorang yang berani melawan Harraz dengan terang-terangan.Bukannya marah mereka malah cuma tersenyum melihat tingkah polos Bia yang memang terlihat tidak sopan.
Bia akhirnya duduk di samping sang tante dan ikut pengajian yang di gelar hari ini.
Acara hari ini berjalan dengan lancar walaupun tadi sempat di hebohkan dengan tingkah konyol Bia yang dengan beraninya menunjuk wajah Gus Araz.
Acara berbagi dengan anak yatim pun berjalan dengan lancar. Bia pun tanpa ragu membantu membagikan makanan dan sesekali terlihat berinteraksi dengan anak-anak panti.Pemandangan tak biasa itu pun langsung dilihat oleh Harraz dalam hati Harraz ada terselip rasa bangga ternyata gadis yang dia kenal ceroboh dan bar-bar itu ada sisi lembutnya.
"Ternyata dia suka sama anak kecil.."batin Harraz melihat Bia dari jarak jauh.
Ning Laila yang melihat tingkah Harraz yang memandang Bia membuat diri nya kesal.Apalagi sejak dia datang pun Harraz tak pernah memandang nya sebegitu intens nya.
Harraz memandang heran pada Maira dan Gaffin ponakannya yang terlihat akrab dengan gadis bernama Bia. Bagaimana bisa ponakannya yang terkenal susa dekat dengan orang baru,kenapa tiba-tiba mereka dekat dengan gadis bar-bar itu..
Setelah anak-anak pamit dan undangan juga berangsur meninggalkan tempat acara ternyata Kyai Said meminta mak Leha dan keluarga untuk tinggal lebih lama untuk makan siang bersama.Kebetulan acara pengajian di mulai dari jam delapan pagi selesai di jam sebelas siang.Mak Leha pun tak keberatan apalagi dia saat ini terlihat akrab dengan nenek Harraz yaitu Zainab.
"Bia masih kuliah?"tanya nenek Zainab pada Bia yang duduk di samping eyang nya.
"Masih nek,baru semester dua." jawab Bia dengan senyum di balik niqabnya.
" Nenek suka kamu yang ceria begini,pasti eyang kamu nggak pernah sepi.Nggak kayak nenek yang ada cuma kakek doang." ucap Zainab dengan wajah sedihnya.
" Emang nenek tinggal di mana ?" tanya Bia merasa kasihan pada nenek Harraz.
"Di Bandung sayang."jawab Zainab dengan mengelus lengan Bia.
"Wahh..di Bandung,aku juga punya keluarga di Bandung nek , lumayan jauh ke perbukitan tempat orang tua angkat Daddy ." ungkap Bia menceritakan tentang Aki Sapto dan enin Darmi.
" Owh iya,nanti kalau kamu ke Bandung main ke tempat nenek yaa." pinta nek Zainab
"Insyaallah nek,semoga diijabah oleh Allah. .amin.." ucap Bia.
.
.
"Ini selanjutnya kayaknya mau ada acara khusus lain kyai?"tanya Rafif pada kyai Said.
"Iya nggak khusus juga,kita sudah lama nggak silaturahmi.Apalagi dengan bu Leha yang sudah lama tidak tindak kesini,sekalian tadi kita juga Alhamdulillah sudah berkenalan dengan keluarga Kyai Sidik istri juga Ning Laila.Ada juga nak Bia juga Alhamdulillah telah membantu acara kami ."ucap kyai Said
"Kita disini mau makan bersama , karena sudah mau masuk waktu makan siang setelah sholat Dzuhur kita makan bersama. Saya sudah menganggap Bu Leha sebagai keluarga sendiri makanya, saya meminta waktu untuk kita bisa silaturahmi. Monggo, waktunya masuk sholat Dzuhur,kita ke masjid lalu kita nanti akan makan siang bersama ." ucap Kyai Said lagi
Akhirnya mereka pun menuju masjid untuk menunaikan ibadah sholat Dzuhur berjamaah.
"Dek Bia.." panggil seseorang saat mereka berjalan ke masjid
"Ehh iya kak Husna ya,ada apa mba?" tanya Bia memperlambat jalannya.
"Iya,saya mau ucapkan terima kasih atas bantuannya tadi,kalau nggak ada dek Bia waduh pasti keteteran juga," ucap Husna mengingat Bia membantu dengan tanpa di suruh untuk ikut menyantuni anak yatim dan juga membagi bagi rejeki lainnya pada anak panti.
"Santai aja mbak,Bia udah biasa sama empat sekawan begitu."jawab Bia dengan santai.
"Empat sekawan?" tanya Husna dan Aisyah mengernyitkan dahinya.
"Maksud Bia,sama Om Bia mbak ..kalau mereka ngadain Jum'at berkah pasti ngajak Bia." ungkap Bia mengingat empat sekawan yang di pelopori oleh sang Daddy untuk melakukan kegiatan rutin membagikan sodaqoh nasi bungkus untuk jama'ah sholat Jumat dan juga anak jalanan.
" Masyaallah,teruslah berbuat baik dek." ucap Aisyah merasa kagum dengan anak muda di dekatnya itu
"Insyaallah mba ,"jawab Bia dengan singkat.
"Kakak baik, tungguin Maira sama abang Gaffin.." seru Maira yang tiba-tiba muncul.
"Ayok sini Maira ,Abang sama om sama jama'ah laki-laki yaa.." ucap Bia dengan lembut.
"Oke kak, janji jangan lupa ajarin kita soal tadi ." ucap Gaffin pada Bia.
"Siap..." jawab Bia dengan mengacungkan jempol nya.
Entah pelet apa yang di berikan pada dua anak yang terkenal susah dekat dengan orang lain kecuali keluarga mereka tapi, bertemu dengan Bia ternyata langsung nemplok.
Kenapa mereka bisa dekat dengan Bia dengan cepat karena dari peristiwa sebelum Bia masuk ke pendopo pesantren.
Saat Bia selesai wudhu melihat dua anak yang sedang sibuk dengan mainannya dan terlihat anak perempuan yang menangis karena tak bisa memainkannya.
"Abang ini susah aku nggak bisa mainin nya ." ucap Maira memegang sebuah mainan.
"Adek,Abang aja belum bisa."ucap Gaffin
"Haiii,,kalian lagi main apa?" tanya Bia mendekati dua bocah itu.
"Ini nggak bisa ."ucap Gaffin.
"Ooo..lato-lato," ucap Bia melihat keduanya memegang mainan lato-lato.
"Kakak bisa mainin nya?"tanya Maira
"Bisa,mau lihat," tawar Bia
Dua bocah itu pun mengangguk,Bia langsung meminjam lato-lato milik Maira dan memainkannya dengan baik.
"Wahhh ,kakak jago. "seru keduanya dengan bertepuk tangan.
"Mau kakak ajarin,sini...
Bia pun memberi tahu tehniknya dengan dua tiga kali Gaffin bisa memainkan nya sedang Maira masih susah ,tapi...Bia bilang suruh sabar dan banyak latihan.Entah bagaimana mereka dua bocah itu terutama nempel sama Bia seolah sudah kenal lama.
.
.
Selesai sholat mereka melanjutkan acara yaitu makan siang bersama.Saat ini Bia sedang di meja peresmanan ingin mengambil minum namun,dia berhenti saat dia orang yang terhalang tirai sedang bicara.
"Jadi Gus Araz tahu kan,kalau kita di jodohkan?" tanya seorang perempuan yaitu Ning Laila.
"Maaf saya rasa kurang tepat juga di bilang di jodohkan,kita hanya perkenalan saja."jawab Harraz dengan nada datar
"Kata Abi Gus Arraz kemungkinan mau ta'aruf dengan saya,apa benar?"
"Saya belum tahu dan saya belum ada pikiran untuk menikah dalam waktu dekat ini,maaf saya permisi. ." ujar Harraz .
Harraz dengan cepat melangkah meninggalkan Ning Laila dan saat keluar dari balik tirai Harraz terkejut melihat Bia yang berdiri disana.Bia pun demikian,dia kaget karena kepergok mencuri dengar.
Bersambung