NovelToon NovelToon
MENGEJAR CINTA PAK GURU

MENGEJAR CINTA PAK GURU

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bareta

Arjuna Hartono tiba-tiba mendapat ultimatum bahwa dirinya harus menikahi putri teman papanya yang baru berusia 16 tahun.

“Mana bisa aku menikah sama bocah, Pa. Lagipula Juna sudah punya Luna, wanita yang akan menjadi calon istri Juna.”

“Kalau kamu menolak, berarti kamu sudah siap menerima konsekuensinya. Semua fasilitasmu papa tarik kembali termasuk jabatan CEO di Perusahaan.”

Arjuna, pria berusia 25 tahun itu terdiam. Berpikir matang-matang apakah dia siap menjalani kondisi dari titik nol lagi kalau papa menarik semuanya. Apakah Luna yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun sudi menerimanya?

Karena rasa gengsi menerima paksaan papa yang tetap akan menikahkannya dengan atau tanpa persetujuan Arjuna, pria itu memilih melepaskan semua dan meninggalkan kemewahannya.

Dari CEO, Arjuna pun turun pangkat jadi guru matematika sebuah SMA Swasta yang cukup ternama, itupun atas bantuan koneksi temannya.

Ternyata Luna memilih meninggalkannya, membuat hati Arjuna merasa kecewa dan sakit. Belum pulih dari sakit hatinya, Arjuna dipusingkan dengan hubungan menyebalkan dengan salah satu siswi bermasalah di tempatnya mengajar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Persiapan Calon Guru

Dono seakan tidak percaya kalau hanya dalam waktu seminggu, proses penerimaan Arjuna sebagai calon guru pengganti Pak Wahyu, sudah selesai. Bahkan mulai Senin besok, Arjuna diminta mulai datang ke sekolah. Seperti seorang asisten, Arjuna akan masuk kelas bersama dengan Pak Wahyu untuk mempelajari cara mengajar dan apa saja tugas seorang guru.

“Baru kali ini ada seorang guru langsung belajar di kelas sebagai pendamping guru yang mau pensiun.”

Dono mengerutkan alisnya. Selama 4 tahun mengajar, baru kali ini sekolah Guna Bangsa melakukan penerimaan guru baru hanya seminggu, apalagi Arjuna bukan lulusan pendidikan guru dan tanpa pengalaman.

“Mungkin memang jalan gue buat jadi teman seperjalanan elo, Don.”

“Geli,” Dono mencebik. “Kata-kata elo kayak bukan Arjuna banget.”

“Terus besok gue harus datang jam berapa, Don ?”

“Pak Slamet pesen sama elo gimana ?”

“Disuruh datang agak pagi karena ada upacara. Dan kalau nggak salah sekalian mau dikenalin sebagai guru baru.”

“Pakai baju biasa aja, jangan terlalu keren,” Dono tertawa pelan. “Lihat tampang elo aja, tuh ciwi-ciwi puber pasti pada langsung meleleh. Apalagi kalau elo bergaya ala-ala orang kantoran.”

Arjuna ikut terkekeh. Apa yang dikatakan Dono memang benar. Jumat siang, saat Arjuna diminta datang untuk menyelesaikan masalah administrasi sebelum mulai kerja, ia berpapasan dengan beberapa siswi yang tanpa malu-malu langsung melihatnya dengan mata mendamba.

“Ingat Jun, elo itu bakal jadi guru bukan lagi CEO. Jangan sok tepe-tepe di sekolah. Kalau sudah kena skandal, bisa seantero Indonesia terima beritanya,”

Dono mewanti-wanti.

“Apaan lagi tuh tepe-tepe ?”

“Tebar pesona, dodol ! Mulai besok elo harus belajar juga bahasa gaul anak jaman now. Jangan sampai elo dikira seangkatan sama Pak Wahyu,” Dono tergelak.

“Tuh orang pasti rabun ayam kalau melihat gue seumuran Pak Wahyu.”

“Gue mau ngapel calon istri dulu,” Dono beranjak bangun dari satu-satunya kursi besi di kamae Arjuna.

“Thankyou, Bro !” Arjuna melakukan tos dengan Dono. “Memangnya calon istri masih perlu diapelin ?” Ledeknya.

“Ya perlu lah,…. Masa malam mingguan malah dianggurin, nanti malah ditikung sama tetangga sebelah.”

Arjuna tertawa dan mengunci pintunya setelah Dono keluar kamarnya. Kondisi kamaenya sudah lebih baik karena Theo memberikan hadiah kipas angin, Luki dan Boni memberikan pemanas air plus beberapa macam peralatan makan. Alasan mereka sebagai hadiah karena Arjuna berhasil mendapatkan pekerjaan tanpa campur tangan papanya.

Arjuna berjalan kembali menuju ranjang. Diambilnya handphone di atas meja. Sudah 3 hari berturut-turut, Arjuna mengirimkan pesan pada Luna, tapi tidak ada satu pun yang terbaca. Niatnya ia ingin bercerita tentang keadaannya sekarang dan ingin sedikit menyombongkan diri kalau akhirnya Arjuna akan bekerja sebagai guru, hasil usahanya tanpa membawa nama besar papanya.

Arjuna menghela nafas berat. Kekecewaan memenuhi hatinya. Di saat sulit seperti ini, kekasih 2 tahunnya itu seperti menghilang ditelan bumi. Ingin datang ke kantor Luna, Arjuna tidak punya kepercayaan diri.

Ia pun membaringkan tubuhnya yang baru terasa lelah. Jarang-jarang malam minggu begini hanya dihabiskan oleh Arjuna dengan berdiam di kamar, sendirian pula, merenungkan nasib hidupnya akan bagaimana ke depannya ?”

Arjuna mengetik pesan untuk mama Diva. Terlalu fokus pada Luna dan proses penerimaan guru, Arjuna sampai lupa memberi kabar pada wanita yang melahirkannya.

Arjuna : Ma, apa kabarnya ? Mama, papa dan Manda sehat, kan ? Arjuna mau kasih kabar saja, kalau mulai besok, Juna akan mulai bekerja sebagai guru di SMA Guna Bangsa. Doakan Juna supaya bisa menjadi guru yang baik, Ma.

Arjuna masih menunggu jawaban dari mama Diva. Namun sampai 5 menit ke depan, pesannya belum terbaca, hingga akhirnya Arjuna tertidur sambil menggenggam handphone yang akhirnya jatuh setelah beberapa menit.

🍀🍀🍀

Arjuna bangun dengan bantuan alarm handphonenya. Jam 5 pagi ia sudah menjadi penghuni kamar mandi. Biasanya kalau harus mandi sepagi ini, Arjuna tinggal menyalakan keran panas dingin di rumahnya, tapi di tempat kostnya hanya ada satu pilihan : air dingin !

Dono sempat menghubunginya 15 menit yang lalu. Niat ingin membangunkan Arjuna tapi ternyata calon guru itu malah sudah selesai mandi dan sedang berpakaian.

Arjuna melihat notifikasi handphonenya dan melihat ada nama mama Diva di sana.

My Mom : Mama doakan semoga semuanya lancar Juna. Papa, mama dan Manda dalam keadaan baik. Jadi guru yang hebat, ya 👍🏻

Arjuna tersenyum dan mendekap handphonenya. Kalimat singkat mama Diva menjadi obat penyemangatnya pagi ini.

“Kamu pasti bisa, Jun ! Kamu pasti bisa ! Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras !” Juna bermonolog memberi semangat pada dirinya sendiri.

Jam 5.45, Dono meneleponnya. Ia menunggu Juna di ujung gang. Juna mengiyakan dan mengambil sebuah tas selempang yang sebetulmya lumayan mahal, hanya saja tidak terihat tempelan brand nya di luar.

Kesibukan di gang mulai terlihat, sebagian oleh anak-anak yang bersiap-siap berangkat selolah. Arjuna tersenyum menyapa beberapa ibu dan bapak yang mulai dikenalnya.

Sampai akhirnya di ujung gang, Arjuna tersenyum lebar untuk Dono yang tidak terlalu sadar dengan sikap Arjuna pagi ini.

Arjuna duduk di jok belakang setelah memakai helmnya. Helm yang dihadiahkan oleh Dono dengan tambahan wejangan supaya Juna membiasakan diri memakai helm sendiri jika menggunakan sarana transportasi ojek online.

Ia menepuk bahu Dono. Bersyukur dalam hatinya memiliki Dono sebagai teman. Biar pun pria itu sering bawel dan rempong seperti emak-emak yang ada di gang, tapi ketulusan dan perhatian Dono adalah anugerah untuk Arjuna.

Kurang dari 10 menit, motor Dono sudah memasuki halaman sekolah langsung menuju parkiran. Kedua helm mereka digantung pada spion kiri dan kanan.

“Ingat Bro, elo itu guru bukan CEO, jadi…”

“Jangan tebar pesona,” potong Arjuna sambil tertawa geli. “Jaga wibawa, jaga mata dan jaga hati juga biar nggak bikin ciwi-ciwi salah mengartikan.”

Dono tertawa pelan. Cara Arjuna menjawab mirip seperti muridnya yang mendadak ditanya di dalam kelas.

“Semoga semuanya lancar, Bro.” Dono menepuk-nepuk bahu sahabatnya lalu keduanya berjalan menuju ruang guru di lantai 2.

Belum sampai kaki menginjak undakan pertama, mahluk aneh itu sudah menghadangnya.

“Tumben banget kamu datang jam segini, Cilla ?” Ledek Dono sambil tertawa pelan.

“Mau ketemu sama Pak Guru baru ini,” dengan gaya cueknya, Cilla menunjuk pada Arjuna tepat di depan wajah pemuda itu.

“Kok kamu tahu kalau saya diterima jadi guru di soni ?” Mata Arjuna menyipit, menatap Cilla yang sedang tersenyum meledeknya.

“Dapat wangsit semalam. Kan saya bilang kalau doa orang saleh akan didengar Tuhan. Jangan lupa janji Bapak,” wajahnya kembali didekatkan pada Arjuna.

”Janji itu adalah hutang ! Saya akan uber Bapak kemanapun kalau berani melanggar janji.”

“Janji ?” Dono mengernyit.

Arjuna menoleh menatap sahabatnya kemudian menggeleng cepat.

“Saya nggak pernah bikin janji sama kamu !” ujar Arjuna tegas. “Kamu sendiri yang menentukan, kamu sendiri yang mengiyakan, saya nggak bilang apa-apa.”

Pricilla melotot sambil bertolak pinggang.

“Jangan menyangkal karena ada Pak Dono !” Omelnya dengan wajah sangar. “Awas kualat kalau melanggar janji !”

Cilla membalik badan dan setengah berlari, gadis itu menaiki tangga menuju kelasnya di lantai 2.

“Bro, elo janji apa sama tuh anak ?” Dono mengernyit, menelisik Arjuna yang memasang wajah bingung.

Keduanya perlahan menapaki satu persatu anak tangga menuju lantai 2.

“Gue kagak janji apa-apa. Beneran Bro.” Arjuna mengangkat jari telunjuk dan tengah, membentuk huruf V.

Dono tertawa dan menepuk bahu Arjuna.

“Hati-hati, Bro. Pricilla itu anak pemilik sekolah. Hidup elo bisa jadi tergantung sama dia.”

“What ?” Arjuna terpekik dengan mata mendelik.

Dono hanya tertawa, meninggalkan Arjuna dan masuk ke ruang guru. Sementara Arjuna yang masih berdiri di ujung tangga, menggaruk tengkuknya sendiri. Jebakan apa pula ini, kenapa bisa pertemuan awalnya di sekolah ini justru dengan Pricilla Darmawan, putri tunggal pemilik sekolah.

Arjuna hanya bisa tersenyum getir. Hidupnya kenapa dibuat rumit sama anak-anak SMA.

1
Naja Naja nurdin
ih si Juna keseringan nyebur
Naja Naja nurdin
mas bro sudah hafal wejangannya bro dono
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
antha mom
orang tua yang tegas dalam mendidik anak 👍👍
mimi_esterina
oke , kita lanjut baca. seru kek nya
Maydina Ihda Savira
Lumayan
iinparwati seviarny
keren
Baretta: Terima kasih Kak 🙏🙏😊
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Lho lho kok End sih thor,ntuh Amanda sama Jovan apa kabarnya?? huaaaa....
Qaisaa Nazarudin
Amanda terlalu Egois,maunya di mengerti tapi tdk mau mengerti posisi Jovan,Harusnya Manda sadar dengan posisi Jovan sebagai dokter,jangan sampai nyesel nantinya,Udah untung Jovan itu tipe cowok yg setia..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeuuh pak Juna posesifnya gak pernah berubah,Udah punya dua anak juga...🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah akhirnya Luna bisa berubah, Ingat umur ya Luna,kita bukan makin muda,Jadi terima lah kenyataan..
Qaisaa Nazarudin
Bagus Arjuna,Kamu harus bersikap Tegas,Baru juga selesai masalah Glen,Jangan pernah mengundang masalah lagi,Kalo emang dia hamil harusnya mintak tanggungjawab bapak tuh anak,Ngapain nyariin kamu lagi,Gak punya urat malu banget..
Qaisaa Nazarudin
Kurangnya komunikasi antara keluarga bisa mengakibatkan salah paham,Dan berakhir dendam yg salah alamat,Dan akhirnya menghancurkan hidup sendiri..
Qaisaa Nazarudin
Cilla di culik..
Qaisaa Nazarudin
Kamu itu dendam salah alamat Glen,Malah Arjuna gak tau apa2 tentang adek.mu..Adek mu aja yg otaknya dangkal,Katak gak ada cowok lain aja,Di tolak aja langsung bunuh diri,gila gak tuh...
Qaisaa Nazarudin
SKAKMATT buat Glen..🤣🤣🤣😜😜
rista_su
cakep. setuja ak
rista_su
ooo kurang ajar ikan pesut
rista_su
tau ga cil. anak gue nyemplung got aja bajunya gue buang. bocahnya gue mandiin 3 kali sabunin sampoin sikatin. kebayang juna direndem detergen cair 3botol apa cukup 🤣🤣🤣
Baretta
Terima kasih sudah mampir di novel saya Kak 😊😊 Terima kasih juga sudah memberikan dukungannya 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!