NovelToon NovelToon
Casanova Kepincut Janda

Casanova Kepincut Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perbedaan usia / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:184.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bari abdul jalil, nama yang religius. Kedua orang tuaku pasti menginginkan akun tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan nama yang diberikan. Tapi kenyataan justru sebaliknya. Saat dewasa justru aku lupa dengan semua ajaran yang diajarkan oleh mereka di waktu kecil. Aku terlalu menikmati peranku sebagai pecinta wanita. Hingga suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang sangat berbeda dari wanita yang aku pacari.
Mau tahu apa bedanya? dan bisakah aku mendapatkan apa yang aku mau?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Sengaja aku mengendarai motor dengan kecepatan yang pelan saja. Karena jika boleh jujur aku tak tahu mau pergi kemana. Sebenarnya aku ingin ke masjid yang biasa aku datangi, tapi aku sedang merajuk dengan Arumi. Aku kesal dengan kata-katanya kemarin, tapi aku sekarang sedang rindu dengannya. Apa jatuh cinta serumit ini?

Aku suka dengan suasana yang senja seperti ini. Aku suka dengan penampakan langit dan juga keindahannya. Semakin ke sini aku semakin tahu arti bersyukur yang luas. Aku sedikit demi sedikit memaksa diriku untuk menjadi Bari yang dulu, Bari yang belasan tahun lalu taat beribadah meskipun songongnya masya Allah.

Aku menepikan motorku saat aku merasakan saku celana ku bergetar getar. Tertera nama beb Mira di sana.

"Iya beb?"

"Ya udah aku ke sana."

Kekasihku baru saja mengadu, bahwa dirinya sedang kesepian di rumah. Aku tahu jika dirinya seperti ini pasti dia sedang merindukan sentuhan bibir seksiku.

Pukul setengah tujuh petang, aku sampai di rumah Mira. Aku sempat ke masjid langganan ku tadi dan melaksanakan sholat maghrib di sana seperti biasa. Setelah sholat aku langsung ke rumah Mira, bukan karena ingin segera menghangatkan bibirku dengannya. Tapi Arumi sedang tidak ada di sana. Entah pergi kemana dia, aku hanya sempat bertemu dengan ikhsan dan anak itu mengatakan jika Arumi absen mengajar karena ada kepentingan.

Mira berpakaian minim bahan saat aku datang ke rumahnya. Hanya memakai sinlet hitam berkerah rendah yang hampir saja menampakkan sebagian bukitnya. Tentu saja hal itu membuat aku menelan ludah dengan kesulitan, aku adalah pria normal yang akan merasakan ketegangan juga jika mendapat pemandangan seperti ini.

"Aku kangen," adu Mira saat kami baru saja duduk di sofa yang sama. Dia sejak tadi tak melepas pagutan tangannya yang melingkar di lenganku.

"Kangen apa?" godaku seraya melingkarkan tanganku ke perutnya dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh ku.

Jujur saja aku ingin melepas hasrat saat sedang seperti ini. Sekali lagi, aku pria normal yang butuh pelepasan dengan partner manusia, bukan dengan jari-jari tangan ku sendiri.

Suasana rumah yang sepi dan posisi kami yang tidak ada jarak membuat aku kalap. Aku meminta Mira untuk duduk di pangkuanku, mendekatkan kepalanya ke arahku dan mulai melakukan serangan-serangan halus di bibirnya.

Jujur saja, selama pacaran dengan siapapun, aku tak pernah melakukan lebih dari ini. Bahkan untuk menyentuh bukit meraka sekalipun aku tak pernah. Aku selalu berusaha untuk membatasi diriku sendiri dalam hal apapun. Terlebih lagi dalam hal sensitif seperti ini.

Aku merasakan cumbuan kali ini sangat panas dan menggairahkan. Sesapan kenikmatan yang Mira berikan tak pernah mengecewakan. Gigitan-gigitan kecil yang Mira berikan selalu membuat aku menegang.

Tiba-tiba saja aku mendengar sesuatu dari mulut Mira. Suara yang sebelumnya tak pernah aku dengar. Untuk pertama kalinya Mira seperti sedang memancing ku habis-habisan dengan suara lengkuhan dan desisan dari mulutnya yang jujur saja membuat aku terkejut dan ingin melakukan lebih dari ini.

Tanganku yang sejak tadi berada di pinggangnya mencoba naik dengan perlahan, pelan namun pasti aku sudah sampai di bukit besarnya namun di bagian yang paling bawah. Saat menyentuh bagian tersebut, desisan Mira semakin membuat aku resah. Aku naikkan lagi tanganku dan tiba-tiba saja nama dan wajah Arumi kembali datang di pikiran dan mataku yang sedang tertutup. Seketika aku melepas pagutan ku. Mira menatap ku dengan kesal.

"Kenapa lagi sih? Banyak pikiran? Ya udah aku akan membantu melupakan sejenak beban pikiran kamu dengan caraku. Aku yakin kamu akan ketagihan dengan apa yang akan kita lakukan. Kamu nggak bosen apa, kita cuman ciuman doang? Sesekali nggak apa-apa kita melakukan lebih."

Mira mengucapkan kalimat itu di depan wajahku dan hampir tak ada jarak. Aku bahkan bisa merasakan hembusan nafas Mira yang sudah naik turun selaras dengan pergerakan bukitnya yang menempel di dada bidangku. Baru kali ini aku merasakan empuknya lemak kembar yang dimiliki wanita. Dan rasanya memang membuat siapapun ingun menikmatinya meskipun tidak terikat dengan apapun.

Mira hendak menyerang ku dengan hujaman bibirnya lagi. Kali ini ia mengincar leherku, jujur saja hal itu membuat aku belingsatan dan junior ku bangun seketika. Mira menekan nekan masa depanku dengan jepitan miliknya. Entah kenapa aku merasa Mira sangat agresif dari biasanya.

Saat sedang berada di atas awan, lagi-lagi aku merasa hadirnya Arumi di kepala, otak, pikiran dan juga hatiku. Merasa ingat dan sadar apa yang aku lakukan aku mendorong sedikit keras badan Mira dari tubuhku.

"Maaf Mira, aku..." Aku tak tahu apa yang harus aku jelaskan. Aku hanya gugup seraya membantu Mira berdiri kembali.

"Maaf Mira. Bukan ini yang aku mau. Aku nggak mau merusak kamu lebih dalam lagi."

Mira hanya mengangguk dengan wajah yang merah, mungkin saja dia malu dengan apa yang barusan dia lalukan.

setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk pamit pulang. Rasa canggung yang mengelilingi kami membuat tidak nyaman satu sama lain. Lebih baik aku pulang agar Mira juga bisa memenangkan dirinya sendiri. Entah apa yang terjadi dengan wanita itu sampai-sampai dia berniat melakukan kumpul sapi dengan ku.

Jam menunjukkan pukul delapan malam saat aku tiba di jalan raya. Ingin pulang, tapi aku khawatir jika teman ibu masih di rumah. Aku takut jika temannya itu benar-benar membawa anaknya yang janda itu. Bukan apa-apa, aku hanya takut jika janda tersebut jatuh cinta padaku pada pandangan pertama. Tidak ada yang bisa menolak ketampanan ku ini kecuali Arumi. Tidak-tidak, dia tidak menolak, dia hanya belum sadar saja dengan apa yang aku punya.

Akhirnya akun putuskan untuk menghubungi salah satu sahabat karib ku yang berperan sebagai setan dalam kehidupan ku. Parah sekali memang kedua sahabat ku itu. Mereka yang mempelopori ku agar menjadi play boy, tapi mereka berdua sudah menikah. Lebih parahnya lagi, mereka menikah seperti janjian saja. Mereka menikah dalam jarak yang dekat. Punya anak pun seakan janjian. Tinggal aku saja yang belum memiliki apa-apa.

Sudah lama aku tak bertemu meraka dalam dua tahun terakhir. Karena status mereka yang sudah menjadi kepala rumah tangga membuat mereka punya tanggung jawab yang lebih besar. Tak masalah bagiku, yang penting komunikasi kami tetap lancar tak ada hambatan sudah cukup bagiku.

Syukurlah meraka bisa diajak bertemu malam ini. Semesta masih berpihak padaku. Aku segera menuju cafe langganan kami sejak kuliah. Cafe bohai, seperti namanya, para pekerja di sana semok, bohai, dan montok. Kami pun memiliki mantan di sana. Aku jadi geli sendiri mengingat masa kuliah yang seringkali bolos kuliah hanya untuk kencan dengan pacar kami.

Tak butuh waktu lama aku sampai di cafe bohai. Sudah sangat lama aku dan kedua sahabat ku tak main ke sini. Aku memilih tempat duduk di pinggir dinding kaca agar bisa melihat suasana jalanan. Sembari menunggu kedua sahabat ku aku celingukan mencari mantan ku. Mudah-mudahan saja dia sudah tak bekerja di sini.

Aku putuskan untuk melihat foto Arumi di ponsel ku. Menghilangkan rasa rindu dan juga bosan ku menunggu. Padahal baru hari ini aku tak bersitatap dengannya, tapi rindu ku rasanya sudah di ujung kepala.

"Cieee yang udah tobat." Aku terkejut setengah mati hingga berdiri melihat Alex dan Rizal yang sudah ada di belakang ku. Mungkin saja saat ini jantungku sudah melorot dari tempatnya.

"Bajigur lo pada. Ngegetin gue aja," umpatku seraya mengelus dada.

Mereka hanya tertawa lalu duduk di antara sisi kiri dan kananku.

"Siapa?" tanya Alex seraya mengarahkan dagunya ke ponselku.

"Korban lah, siapa lagi," sahut Rizal seraya menyeruput minumnya.

"Gila. Jangan lah Bar. Masak wanita begini lo jadiin korban juga. Kasian, ntar dia trauma sama laki-laki. Lo cari pacar yang biasa-biasa ajalah. Jangan yang alim begini, kena karma baru tahu rasa lo."

"Kalian kenapa ribut sih, lo berdua aja belum dengar penjelasan dari mulut gue, kenapa jadi berspekulasi sendiri?"

"Emang apa yang mau lo jelasin?"

Aku mulai menceritakan awal pertemuan Arumi denganku. Mereka hanya diam memperhatikan ceritaku seraya menyeruput beberapa kali minuman dan menyantap camilan yang sudah aku pesan.

Plok plok plok.

Respon keduanya membuat aku mengerutkan dahi. Untuk apa juga mereka tepuk tangan?

"Keren. Akhirnya Bari abdul jalil sudah menemukan tambatan hatinya," ucap Alex yang disusul cie cie dari Rizal.

"Nggak ada yang nggak mungkin selagi lo ada usaha dan mau berubah. Mudah-mudahan lo segera bisa mendapatkan Arumi secepatnya." Aku meng aamiinkan ucapan Rizal memang hanya itu yang aku harapkan saat ini.

Bersambung.

1
Harjanti
lha tegas gitu dong bari..
Ani Yuliana
itu dia 5thn baru hamil, keguguran, trus rahimnya d angkat sis 🙏
Harjanti
arumi belagu...
Duda Fenta Duda
bukan kumpul sapi bari tapi kumpul monyet😁😁
Kusii Yaati
celap celup tp di bibir sama aja bohong bari,itu bibir kamu bekas lumatan cewek2 kamu🙉
Erlinda
kok aq seperti membaca diari ya bukan novel
langit
mantap cerita nya
langit
apakah tasbih? benda kecil yg dimaksud?
Fitriyani
bgtu syng nya Arkan sm istrinya,tp bs bgtu brutalnya Dy SM Arumi,,,🤦
emang sih Dinda org yg Dy cinta,tp bs Dy lgsg brubah psiko SM Arumi..
Fitriyani
untung tiba2 Aksan bs menyikapi bijak...
Fitriyani
apa sih krj Arkan tu Thor,kq Dy bs LBH brkuasa gt dr bari....
Fitriyani
mgkin sebagian orang akan menganggap sikap Arumi salah n brlebihan,tp mnrt q,,sikap Arumi udh benar.mengingat gmn sikap Arkan terdahulu.klo q ada d posisi Arumi,aq jg akan mlkukn hal yg sm,aq g akan rela org yg dulunya g prnh mngakui ank,bhkn mnyiksa lahir batin,skrg tb2 dtg butuh pengakuan,,
mamp*s aja Lo Arkan😠
Fitriyani
jgn bilang nti xan sibuk mau ngrebut hak asuh Caca y.....
Abid
Biasa
linamaulina18
BNR t ibu, msh single blm tentu menjaga k hormatnya
linamaulina18
lumayan
linamaulina18
jgn2 anknya dokter yg bercadar itu lg
linamaulina18
🤣🤣🤣🤣
linamaulina18
bgs deh kirain ska celap celup
linamaulina18
selain tampan dirimu ska celap celup jg gt aja bangga ckckck
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!