Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan
Waktu terus berlalu, jam juga sudah menunjukan pukul 11 malam,namun suasana didalam club terlihat semangkin ramai,apa lagi suara dentuman musik yang memang sangat memekakan telinga namun mampu membuat semua yang berada disana happy.
''Kita turun yuk Vio?'' ajak Ve yang sudah mulai mabuk,begitu pula dengan Viona
''Ayo.'' jawabnya sambil berdiri dari duduknya dengan sedikit sempoyongan.
Sedangkan dikediaman keluarga Mahendra, papa dan mama nya Niken baru saja pulang dari luar kota.Niken dan Rayen yang saat itu sedang ada diruang tv terkejut saat melihat kedatangan mereka yang tiba-tiba.
''Mama,papa,'' panggil Niken sambil mengembangkan senyum.
''Hai sayang,'' ucap Lidya sambil memeluk putrinya yang berlari kearahnya,memeluk satu persatu kedua orang tuanya.
''Mama, ku kira kalian akan pulang besok.'' ucap Niken
''Iya,seharusnya memang seperti itu, tapi karna urusannya sudah selesai jadi papa dan mama pulang lebih awal deh.'' jawab Lidya
''Hai Ray, makasihnya sudah mau jagain putri kesayanganku.
''Sama-masa mba,walau bagai mana pun Niken juga keponakan ku.'' jawab Rayen.
''Ma,papa kekamar dulu ya,rasanya lelah sekali, Ray abang keatas dulu ya?.'' ucap Frans sambil melangkah menuju kamarnya
''Mba, karna mba dan bang Frans sudah pulang sebaiknya aku juga pulang keapartemen.'' ucap Rayen
''Jangan om! ini sudah malam sebaiknya om Rayen nginap saja disini,ya kan mah?''
''Yang dikatakan Niken benar Rayen, sebaiknya kamu besok saja pulangnya,
''Ya tapi....-''
''Gk ada tapi-tapian pokoknya kamu tidur disini malam ini ok,gk ada penolakan, sudah ya mama mau keatas juga nyusul papa.'' ucap Lidya sambil melangkah menuju tangga.
Rayen melirik pada Niken yang saat itu tersenyum manis pada nya.
''Kenapa senyumnya begitu manis
''Om, aku tau kalau aku itu cantik, jadi gk perlu terkesima gitu dong.'' ucap Niken dengan PD nya.
''Huh, kepedean kamu, dasar gadis labil
''Apa om bilang? gadis labil? enak saja,aku ini bukan gadis labil,buktinya cintaku sama om Rayen gk pernah berubah masih tetap sama sampai saat ini.'' jelas Niken.
''Suuuttt, kamu itu kalau bicara jangan kuat-kuat,gimana kalau ada yang dengar.''
''Ya biar saja kalau ada yang dengar,kan mencintai seseorang bukanlah suatu kejahatan.'' ucap Niken
''Iya,tapi suatu kesalahan jika yang dicintai itu adalah om sendiri.'' ucap Rayen, membuat gadis belia itu mendengus.
''Sudah sana sebaiknya kamu tidur sudah malam!"
''Tapi aku masih mau sama om, boleh ya om?'' pinta Niken sambil memainkan puppy eyes nya.
''Ck,kalau sudah begini bagai mana bisa aku menolaknya.'' gumam Rayen, yang masih terdengar oleh Niken.
''Gitu dong om.'' sambung Niken.
Ting-tong..
Terdengar suara bel dari depan.
''Siapa yang bertamu malam-malam begini om?'' tanya Niken penasaran
''Sebentar biar om lihat.'' jawab Rayen sambil berdiri dari duduknya kemudian melangkah menuju pintu depan.
''Pak Rayen maaf mengganggu malam-malam begini,,saya imam dari kantor, kedatangan saya kesini ingin mengantarkan ini pak untuk ditandantangani oleh bapak, dan mohon maaf sekali lagi atas keterlambatannya, karna tadi dijalan ban mobil saya gembos makanya telat datangnya.'' jelas pegawai kantor tersebut.
''Siapa om?'' tanya Niken sambil melangkah mendekati kedua pria yang masih berdiri didepan pintu tersebut.
''Dia adalah orang dari kantor dan....,''
Tiba-tiba ucapan Rayen terhenti saat menyadari kalau pegawai yang bernama imam tersebut menatap keponakannya tanpa berkedip.
''Hei kau,jaga pandanganmu!" ucap Rayen yang sedikit emosi,karna Imam menatap pada Niken dengan tatapan terpesona, membuat Rayen tidak rela.
''Ma-maaf pak,'' ucapnya
''Niken,sebaiknya kamu masuk kedalam! titah Rayen.
''Tapi om...,''
''Om bilang masuk!"
''Baiklah.'' jawab nya pasrah,kemudian langsung kembali kedalam ruangan.
''Ini sudah saya tanda tangani.'' ucapnya datar
''Te-terimakasih pak,kalau gitu saya permisi dulu.'' sambungnya yang hanya mendapat deheman dari Rayen.
''Tunggu!" panggil Rayen tiba-tiba, membuat Imam kembali menoleh kearahnya
'' Iya pak?'' jawab Imam
''Saya hanya ingin peringatkan padamu,lain kali jangan menatap seperti itu pada anak bosmu karna itu sama sekali tidak sopan, apa kau mengerti?.''
''I-iya pak saya mengerti dan sebelumnya saya juga minta maaf, kalau gitu saya permisi pulang.'' ucapnya dan langsung meninggalkan kediaman keluarga Mahendra.
''Om,apa dia sudah pulang?
''Siapa?'' tanya Rayen
''Ko siapa sih om, itu loh, cowok tampan yang ada di depan tadi.'' ucap Niken
''Apa dia bilang,tampan? lebih tampan aku lagi dari pada pegawai itu.
Gerutu batin Rayen
''Ngapain kamu tanyain dia? dan oya, lain kali kamu jangan keluar dengan menggunakan pakaian seperti ini, kayak gk ada baju lain aja sih.'' protesnya.
''Loh emang kenapa om? ini tu namanya gaun tidur, dan bahannya sangat nyaman digunakan.'' jawab Niken tak terima dengan ucapan omnya Rayen.
''Iya om ngerti, tapi maksud om itu, kamu jangan keluar menggunakan pakaian ini kalau ada orang asing, kamu paham maksud om kan?!"
''Iya iya,aku ngerti kok om.'' jawabnya
Saat mereka berdebat masalah baju, tiba-tiba handpone milik Rayen yang ada diatas sofa berbunyi,Niken sempat melirik pada layar ponsel tersebut, yang disana tertera nama Viona
''Tante pirang,ngapain dia menghubungi om Rayen malam-malam begini?
Batin Niken penuh tanda tanya.
Rayen yang mendengar ponselnya berdering langsung melangkah untuk mengambilnya.
''Viona? ada apa malam-malam begini dia menelpon.'' gumam Rayen.
''Hallo Vio,ada apa?''
''Ya hallo Ray, ini aku Ve, kamu bisa gk datang kesini sekarang! soalnya pacar kamu saat ini sedang mabuk berat,dan dia tidak mau diajak pulang,,kamu bisa menjemputnya kan?'' ucapnya sedikit berteriak.
''Mabuk? Viona mabuk? dimana kalian sekarang?''
''Kami sekarang sedang berada didalam club.
''Baiklah tunggu sebentar aku akan kesana sekarang.
Kliik..
Setelah sambungan telpon terputus Rayen segera melangkah menuju kamar tamu, tanpa menghiraukan Niken yang saat itu menatap sendu kearahnya.
Namun sebelum Rayen benar-benar masuk kedalam kamarnya, Rayen berbalik dan memandang pada keponakannya tersebut.
Rayen melihat ada raut kesedihan di wajah Niken.
'' Maaf, sepertinya om harus pergi, karna om akan segera menjemput tante Viona.'' jelas Rayen
''Om, apa tidak bisa sekali saja om Rayen lebih perduli padaku dari pada pacar om itu?'' ucap Niken lirih
Mendengar Niken berbicara seperti itu Rayen langsung melangkah mendekat kearahnya.
''Sayang, dengar! om itu sangat menyayangimu, tapi om juga tidak mungkin mengabaikan kekasih om, tolong kamu mengerti ya? om harus segera kesana sekarang.'' ucap Rayen yang kembali melangkah untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya.
''Om pergi.'' sambung Rayen kemudian melangkah menuju pintu depan.
''Kenapa sih,om Rayen selalu menomor satukan wanita itu, emangnya sebegitu cintanya ya om Rayen sama si tante pirang?
NEXT
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami