Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Hilang Lagi
Layarnya gadgetnya muncul kontak yang memanggil. “Papa”.
“Halo Fat, Papa denger dari Firman katanya Naya sejak kemarin belum pulang juga. Katanya Kamu sudah mencari kemana-mana tapi belum ketemu juga”.
“Hmmm_Iya Pa”. Dia menjawab sambil menguap. Badannya masih terasa pegal-pegal. Tapi istirahatnya tadi cukup untuk mengurangi rasa kantuknya yang sangat berat.
“Sekarang gimana perkembangannya..? Mertuamu bilang dari tadi Kamu tidak bisa di hubungin”.
“Iya Pa, tadi di kantor banyak banget yang harus Aku kerjain”.
“Tapi suara mu seperti orang yang baru bangun tidur...! ”.
“Maaf Pa, Aku tadi ketiduran sebentar”.
“Katanya Kamu ke kantor. Kok bisa-bisanya tidur juga...?. Kantor itu tempat kerja bukan tempat tidur. Tempat tidurmu ada di rumah, cari istri sahmu dan lakukan apa yang semestinya orang lakukan. Anggap saja pernikahanmu adalah sebuah perjodohan. Meskipun sejatinya yang mau Papa jodohin sama Naya itu Satria_”.
Tut... tut... ada panggilan masuk. Membuat percakapan Alfath dengan Papanya berhenti. Panggilan grup video call. Dia terperanjat saat melihat orang-orang yang berada di panggilan itu adalah. Papa Firman, Mama Sindi dan Mamanya sendiri. Dia ragu antara menjawab atau menolak panggilan itu. Kalau Dia menolak kurang sopan. Kalau di jawab Dia akan ketahuan jika ternyata Dia saat ini sedang tidak mencari Naya. Tetapi malah tidur berleha-leha di rumah.
Satu... Dua... Tiga... Dia memencet tombol warna hijau. Menjawab panggilan itu. Kemudian mematikan kamera videonya.
“Halo Fat_”. Mama Vivi, Mamanya sendiri yang mengawali berbicara.
“Iya Ma_”
“Gimana perkembangan kasus Naya...? apa susah ada tanda-tanda keberadaannya atau sekarang Kamu sudah bersama Naya...? ”.
“Belum Ma, masih dalam proses pencarian”.
“Papa tadi sudah mencoba melaporkan ke polisi. Polisi lansung bergerak dan membuat poster untuk di share di sosial media biar Naya cepat ketemu”.
“Ngapain pake di share di media sosial sih Pa... Sepertinya itu terlalu berlebihan”. Reflek suara Alfath meninggi.
“Terus Kita mau nyari Naya dengan cara apa lagi? Sampai saat ini belum ketemu kan nyatanya...! ”
“Aku yang akan mencari sendiri Pa, sepertinya kalau pake di share di sosial media itu malah tidak baik Pa. Apalagi kalau teman-teman Naya banyak yang tau. Justru itu malah semakin rumit”.
“Tapi benar juga kata Alfath”.
“Ya udah deh Papa percaya kok sama Kamu. Papa serahkan semuanya kepadamu.”
“Baik Pa, ya udah kalau gitu Alfath mau bersih-bersih dulu. Terus mau cari Naya lagi”.
Huft... Dia menghembuskan nafas lega. Tapi mulai resah. “Anak itu pergi kemana lagi sih... suka bener bikin Aku repot. Jangan-jangan sekarang benar-benar pergi lagi. Harus cari Dia beneran dong ini”. Alfath kesal. Menyambar handuknya ingin segera menyegarkan tubuhnya.
Tapi, pintu kamar mandi itu tertutup. Alfath mendorong-dorong tapi tetap tidak bisa dibuka. “Ngapain nih pintu. Nggak usah coba-coba bikin repot Aku”. Dia menendang pintu itu. Ternyata pintunya terkunci rapat. Hanya bisa di buka dari dalam. Dia curiga, “Kok bisa kayak gini ya, perasaan tadi baik-baik aja...! ”. Dia mencoba mengingat-ingat kejadian tadi pagi saat Dia habis mandi. Tidak ada masalah dengan kamar mandi itu.
“Oh iya_, jangan-jangan_”. Dia menepuk jidatnya karena teringat sesuatu. Kemudian gopoh kesana kemari mencari alat untuk membuka pintu kamar mandi tersebut. Dia ingat betul tadi pagi saat Mamanya masuk kamar Naya lari dan mengumpat di kamar mandi.
