Naiki, seorang gadis cantik, cerdas, tegas, dan berani, namun berhati dingin. Ia dan Rhean kakaknya, menderita suatu gangguan mental akibat kekejaman ayah kandung mereka dimasa lalu. Penyiksaan fisik dan batin mereka dapatkan. Ketika penderitaan mereka berakhir, kebersamaan dengan ibu mereka pun ikut berakhir.
Dua puluh tahun kemudian Naiki kembali. Dengan status dan kemampuan bertarungnya yang luar biasa, Naiki ingin merebut kembali perusahaan ibunya yang dirampas paksa. Tidak ada kata ampun di kamusnya. Semua orang jahat, harus merasakan penderitaan yang pernah ia rasakan.
Namun, saat ia akan memulai misinya, ia dijodohkan dengan seorang pria tampan pemilik perusahaan besar yang tidak sengaja ditolongnya.
"Kau tenang saja, aku akan meminta kakek untuk menjadikanku milikmu secepatnya."
Kalimat pria itu seakan menghipnotis Naiki dan membuat hatinya meleleh. Apakah misinya akan berjalan sesuai rencana walaupun ia sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annadrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 Sial
Naiki sudah berada di atas sepeda motornya. Ia mengendarai motor pelan menyusuri jalanan kota itu. Tiba-tiba Naiki merasa ada yang sedang membuntutinya, yaitu sebuah mobil minibus bewarna hitam. Dan benar saja, tiba-tiba mobil tersebut menyalip Naiki dan berhenti menghadang jalan Naiki. Naiki kaget dan langsung mengerem motornya.
"B4jingan mana lagi ini?" Lirih Naiki kemudian turun dari motornya.
Terlihat tiga orang pria turun dari mobil yang menghadang Naiki tadi. Naiki memperhatikan satu per satu pria tersebut sambil melipat tangannya. Ia kemudian melihat ke arah mobil, dan tampaklah siluet seorang wanita. Entah siapa itu.
"Jadi ini, anak baru Brata Corp yang sudah berani cari masalah itu?" Cetus salah satu pria tadi.
"Kita kerjai aja Bro. Gadis ini sangat cantik, tubuhnya bagus. Kita nikmatin aja gimana? Habis itu dia kita jual ke kolom chat pr0stitusi. Hahahah..." Ucap satu orang lagi, sambil tertawa jahat.
Cih... Naiki menyeringai mendengar perkataan pria-pria hidung belang itu. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya, dan menggerakkan telunjuknya maju mundur, tanda memanggil ketiga pria tersebut untuk mendekat.
Saat Pria-pria tersebut sudah dekat, Naiki langsung membuka helmnya dan menghantam kepala tiga pria tadi dengan helm.
Bak buk bak buk...
"Arrrghhhh..." Pekik ketiga pria tersebut bergantian.
Naiki kemudian menendang tepat di ulu hati satu pria di depannya, memutar badannya lalu menendang tepat ke kepala pria yang ada di sebelah kanan, sekejap dua pria sudah terkapar di aspal. Sisa satu pria lagi yang masih meringis kesakitan karena kepalanya dihantam helm oleh Naiki lebih keras daripada dua orang lainnya.
Naiki lalu berjalan beberapa langkah mendekati pria itu. Ia menyeringai. Tatapannya benar-benar dingin dan tajam. Seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Pria di depannya mundur perlahan sambil terus kesakitan.
"Katakan, suruhan siapa kalian?" Tanya Naiki.
"Eeee...." Sahut pria terakhir ragu.
Buuukk....
"Arrrrghhh kakiku...." Pekik pria itu karena Naiki menendang tulang keringnya dengan sangat keras. Pria itu pun terjatuh sambil memegangi kakinya.
"Dasar wanita brengs3k, bukankah dia bilang target ini terlihat lemah? Dia mencoba menjebak kami ternyata. Siapa sebenarnya wanita yang kami provokasi ini?" Batin salah satu pria yang terkapar di aspal.
"Ok baiklah, aku tidak butuh informasi tidak penting dari kalian. Anggap saja kalian orang-orang sial yang salah memprovokasi orang. Tapi, sekali lagi kalian atau pun bos kalian mencoba menyerangku, nyawa kalian benar-benar akan melayang." Ucap Naiki sambil tersenyum licik.
Ia lalu jalan mendekati minibus hitam yang menghadang jalannya tadi. Dia penasaran, siapa wanita yang berada di dalam mobil itu. Namun ternyata, wanita itu sudah tidak berada di dalam mobil lagi.
"Sudah kabur ternyata." Gumam Naiki lalu beranjak ke sepeda motornya.
Naiki menghidupkan mesin motor, lalu pergi meninggalkan ketiga pria yang masih kesakitan tadi. Helm yang dipakainya untuk menghajar ketiga pria tadi, ia tinggalkan begitu saja di sana. Beruntung penyakit Naiki tidak kambuh saat ini karena Naiki hanya menggunakan helm, dan kakinya yang memakai sepatu untuk menghajar ketiga pria jahat tadi.
Di saat yang sama, di Gerandra Corp.
[Lapor Tuan, Nona dihadang tiga orang pria saat perjalanan pulang dari Brata Corp. Kondisi ketiga pria itu sekarang sangat menyedihkan, dan Nona sudah melanjutkan perjalanannya kembali.]
Darel menerima pesan dari salah seorang pengawal yang ia tugaskan untuk mengawal Naiki dari jauh. Ia lalu tersenyum memikirkan pesan tersebut.
"Orang bodoh mana lagi yang sudah memprovokasi singa kecilku?" Ucapnya sambil terus tertawa. "Aku rasa orang-orang itu tidak akan bisa bangun dari tempat tidur selama satu minggu." Lanjutnya sambil terus terkikik.
Tanpa Darel sadari, Berry sudah berada di depannya. Ia sudah mencoba mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari Darel.
"Singa jantan sepertinya mulai gila." Batin Berry yang heran melihat tingkah tuannya. Ia terus saja menatap aneh ke arah tuannya.
"Maaf mengganggu Tuan." Ucap Berry kemudian.
Darel kaget. Bisa-bisanya ia tidak menyadari Berry sudah berada di depan meja kerjanya.
"Buseeettt..."
Plakkkk.... Satu buah pena melayang ke kepala Berry.
"Kau mengagetkan aku stroberi." Cetus Darel. Berry cengir sambil mengusap kepalanya
"Maaf Tuan. Saya cuma mau menyerahkan dokumen-dokumen ini." Ucap Berry. Ia kemudian pamit untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.
*************
Naiki telah tiba di kediaman Caraka. Satpam yang sedang bertugas di pintu gerbang rumah besar itu kaget melihat Nona mereka pulang tanpa menggunakan helm. Apa yang telah terjadi pikir mereka. Apakah helm Nona dicuri? Tapi bukankah Tuan besar Caraka sudah menugaskan beberapa orang untuk mengawasi Nona dari jarak jauh? Jadi hal kecil seperti pencurian helm rasanya tidak akan pernah terjadi pada diri Nona mereka.
Naiki langsung masuk ke kamarnya di lantai 2. Ia kemudian masuk ke kamar mandi dan berendam di bathup.
"Melelahkan sekali hari ini." Gumamnya. "Dan apa yang dilakukan es batu hari ini? Apakah dia benar-benar makan siang bersama Si j4l4ang Sonya?" Naiki mulai terdengar posesif. Otaknya tidak henti-hentinya memikirkan perkataan Sonya tadi siang.
Naiki telah selesai mandi dan mengenakan pakaiannya. Ia lalu duduk di kursi yang terdapat di balkon kamar. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Selamat sore Nona Rhea. Dokumen tentang gadis yang bernama Sisi sudah saya email ke Nona." Ucap Ivan to the point. Ia tahu, CEO-nya tidak menyukai hal yang bertele-tele.
"Ok baik. Oh ya satu hal lagi Panjul. Cari tahu siapa yang mengerjaiku sore ini. Beri peringatan pada mereka tapi jangan sampai ketahuan identitas asliku." Jelas Naiki. Ivan pun mengiyakan dan menutup sambungan telepon.
Naiki lalu membuka email yang dikirimkan Ivan kepadanya beberapa saat lalu. Ia lalu membaca dengan seksama isi dokumen itu. Di sana telah dijelaskan dengan detail siapa sebenarnya Sisi, apa saja prestasinya, bagaimana kemampuannya, dan dari keluarga seperti apakah dia. Naiki tersenyum membaca dokumen tersebut. "Sepertinya aku tidak salah menilai." Batinnya.
Naiki lalu mengetik sesuatu di ponselnya.
[Tolong kau atur pertemuanku dengan Sisi besok malam di Cafe CBA.]
Naiki benar-benar menginginkan Sisi untuk bekerja di sampingnya. Ia sangat menginginkan orang cerdas dan baik seperti Sisi. Jadi, Naiki ingin bertemu dengan Sisi sebagai CEO Caraka secara langsung.
Naiki lalu berdiri dan beranjak dari kamarnya. Ia kemudian pergi menuju taman bunga kakeknya. Berharap dapat menemukan sosok kakek Caraka di sana, namun ternyata nihil.
"Kakek di mana ya?" Lirih Naiki. "Kakek, Nai mau cerita. Hari ini ada perempuan yang menginginkan tunanganku terang-terangan Kek." Keluh Naiki. Ia berbicara sendiri tanpa memperhatikan sekitarnya.
"Lalu? Apakah kau cemburu?" Tanya seseorang tidak jauh dari tempat Naiki berdiri.
Naiki lalu menoleh dari sumber suara.
"Kau???"
**************
Jangan lupa vote yaa... thanks