NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.11 (Melaluinya lagi bersama mu)

Hampir setengah perjalanan, Alfaro hanya diam. Sampai akhirnya, ia menoleh kearah Arumi yang ada di sampingnya.

"Apa kamu marah karena aku merusak ponsel butut mu itu?" tanya Alfaro tiba-tiba, sampai membuat Arumi terkesiap.

"Mana mungkin saya berani marah kepada Anda Tuan," ucap Arumi dengan senyum yang di paksakan.

Ck, dia berbohong, kamu pikir aku sebodoh itu, batin Alfaro.

"Lalu kenapa kamu hanya diam saja, apa kamu tidak mau berterimakasih karena aku sudah memberikan kamu tumpangan."

"A-apa, berterimakasih?" ucap Arumi dengan wajah yang masih tercengang.

Alfaro medelik tajam kearah Arumi sembari berpangku tangan. Ia seolah menunggu Arumi untuk menyadari kesalahannya yang tidak tahu terimakasih.

Jika tidak terpaksa, aku juga tidak mau duduk berdampingan dengan Anda di mobil ini, dasar pamrih. Sabar Rumi, kamu hanya perlu meladeninya, jangan terbawa emosi, batin Arumi.

"Ahaha, i-iya Tuan, saya berterimakasih sekali karena sudah di perbolehkan ikut pulang dengan mobil mewah ini. Tapi lain kali, meskipun saya sedang berjalan di tengah derasnya hujan atau di bawah terik matahari, anda tidak perlu repot-repot memberi tumpangan kepada saya," tutur Arumi dengan emosi yang terselubung di setiap kata-katanya.

"Kau mau mati ya!" pekik Alfaro, membuat nyali Arumi menciut seketika.

"Aku hanya meninggalkan mu beberapa hari dan kamu sudah berani melawan ku. Kamu tau, mata ku sakit saat melihat mu duduk di halte itu, aku sudah memfasilitasi mu dengan sebuah mobil, kenapa kamu tidak gunakan!" ujar Alfaro dengan geram.

Arumi tertunduk diam, ia tadi hanya kelepasan bicara. Tidak di sangka efeknya sampai seperti ini, "Maaf Tuan, tapi saya tidak bisa menyetir."

"Jika minggu depan kamu belum bisa menyetir, kontrak kita akan aku perpanjang satu bulan," tegas Alfaro.

"A-apa! Jangan Tuan, satu tahun saja sudah sangat lama, apa lagi jika harus di tambah satu bulan lagi," ucap Arumi sambil menoleh kearah Alfaro yang kini membuang muka ke arah ke jendela.

"Sekali lagi kamu bicara, aku akan menambahkannya menjadi dua bulan."

Akhirnya Arumi memilih diam. Membela diri hanya akan membuat semuanya bertambah buruk. Sang supir yang sedang fokus menyetir hanya bisa menutup mata dan telinganya saat mendengar dan melihat pertengkaran pasangan suami istri itu.

Suasana kembali hening. Baik Alfaro atau pun Arumi mereka sama-sama menatap ke luar jendela, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Tak butuh waktu lama, untuk mobil itu sampai di halaman depan. Tanpa menunggu sang supir membukakan pintu, Alfaro langsung keluar dan berjalan masuk kedalam mansion. Dengan lemas Arumi mengikuti langkah Alfaro dari belakang.

Sesampainya di bagian dalam Mansion, Bi Ratih seperti biasa sudah berada di dekat tangga untuk menyambut kedatangan Alfaro dan Arumi.

"Selamat datang Tuan.. Nona."

Alfaro menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Hampir saja Arumi menabrak punggung lebar milik Alfaro, hampir saja ia menimbulkan masalah baru yang akan membuat Alfaro kembali mengeluarkan tanduknya.

"Persiapkan dia untuk malam ini," ucap Alfaro kepada Bi Ranti.

"Baik Tuan."

Alfaro kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju lantai dua mansion itu. Sementara Arumi masih diam terpaku di posisinya. Ia merasa kakinya lemas karena mendengar ucapan Alfaro. Masa liburan telah berakhir, sekarang Arumi harus kembali memainkan perannya di atas ranjang.

...***...

Setelah melalui ritual spa, luluran dan mandi kembang dengan di bantu oleh tiga orang pelayan, malam ini sebelum pertempuran di mulai, Arumi harus mengisi energinya dengan makanan yang banyak.

Meskipun hanya makan malam sendirian, karena Alfaro memilih makan malam di ruangan kerja, tapi Arumi tidak perduli, ia tetap makan dengan lahap. Setidaknya untuk bertahan hidup ia tidak boleh membuat tubuhnya menjadi sakit, cukup hatinya saja yang sudah merasa sakit sejauh ini.

Bagi Arumi, ini sudah seperti sebuah kisah di sinetron-sinetron yang di gandrungi emak-emak. Dimana ia adalah pemeran utama yang tersiksa karena mempunyai suami yang sangat kejam. Dan ia juga berharap, kisahnya akan happy ending seperti di sinetron-sinetron itu.

Sekilas senyum muncul di wajahnya saat ia membayangkan Alfaro akan berakhir tragis dan menjadi pengemis seperti di sinetron-sinetron yang sering ia tonton dulu. Rasa sedihnya menjadi sedikit berkurang karena khayalan recehnya

...***...

Arumi kembali memandangi isi lemari yang di penuhi dengan lingerie seksi berwarna-warni. Mungkin sudah setengah jam ia berdiri di sana tapi belum juga ia berganti pakaian.

Apa mungkin ia ingin menunggu Alfaro berteriak, baru ia akan bergerak. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Arumi merinding. cepat-cepat ia mengambil salah satu lingerie itu dan langsung memakainya.

~

Saat keluar dari walk in closet. Arumi mendengar suara shower yang menyala dari dalam kamar mandi. itu berarti Alfaro sudah datang dan saat ini sedang membersihkan diri.

Degup jantung Arumi kembali tak beraturan. Ia tiba-tiba saja membayangkan Alfaro akan keluar dari dalam kamar mandi dengan sebuah handuk yang melingkar di pinggangnya. Membuat deretan roti sobek itu terpampang nyata.

"Aku mikir apa sih," ucap Arumi berusaha menyadarkan diri dari khayalan aneh yang tiba-tiba saja muncul di kepalanya.

Tak ingin berdiam diri disana, Arumi melangkah keluar ke balkon kamar yang mengarah langsung ke bagian belakang Mansion. Ia mengusap lengannya saat angin malam menerpa kulit yang hanya terbalut kain tipis.

"Lebih baik kedinginan, dari pada harus duduk di atas ranjang dan menunggunya keluar."

Arumi medekati pagar pembatas. Memandangi langit yang di penuhi bintang malam ini. Entah apa yang ia pikirkan, sampai pada akhirnya sepasang tangan kekar Melingkar di pinggangnya.

"Apa kamu ingin melakukannya di sini?"

Matanya membulat, bulu kuduknya pun sudah berdiri karena bisikan Alfaro di telinganya. Arumi hendak melepaskan tangan Alfaro namun lagi-lagi ia kalah cepat. Karena laki-laki yang ada di belakangnya sekarang, sudah menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Arumi.

"Tu-tuan, apa tidak bisa kita pindah ke dalam saja," lirih Arumi.

"Diamlah, atau aku akan menambah masa kontrak kita," ucap Alfaro yang mampu membuat Arumi mati kutu.

Sentuhan itu begitu lembut, hingga membuat tubuh Arumi menjadi lemas tak berdaya. Ia memejamkan matanya saat perlahan tangan Alfaro mulai menelusup masuk kedalam bajunya.

Perlahan namun pasti Alfaro menemukan benda kenyal itu lagi dan berpegang erat di sana. Cukup lama Alfaro menjelajahi bagian belakang Arumi. Setelah itu ia menggendong tubuh Arumi masuk ke dalam kamar untuk melanjutkan ke permainan yang sebenarnya. Yang tadi itu hanyalah sebuah pemanasan sebelum memulai aktivitas malam yang sudah terhenti kurang lebih satu minggu.

Sudah cukup lama Alfaro tersiksa. Karena saat menikah dengan Sarah, ia sering di tolak oleh sang istri padahal ia begitu menginginkannya. Ia pikir mungkin sang istri sedang lelah karena profesinya sebagai seorang disaigner. Tapi kenyataannya, penolakan itu karena sang istri sudah memiliki pria lain dan sudah bermain api di belakangnya.

Dengan hadirnya Arumi, ia bisa menyalurkan semuanya tanpa harus tertahan lagi. Seakan mengeluarkan semua hasrat yang dulu tergantung hingga menimbulkan rasa kecewa. Sudah dua malam panas yang Alfaro lalui bersama Arumi, dan selalu berakhir dengan kepuasan batin yang tidak pernah ia rasakan selama dua tahun menikah dengan Sarah.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers,. biar author makin semangat update🙏😊

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!