Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selingkuh
Sudah dua hari Nana menginap dirumah kakaknya, dua hari pula Andini tidak pulang karena ada pekerjaan diluar kota. Setiap malam Raka tidur dengan Nana. Anak itu benar-benar mandiri, tidak pernah sekalipun ia merengek atau menangis menanyakan mami nya.Mungkin karena sudah terbiasa ditinggal keluar kota oleh kedua orang tuanya.
Sore ini tiba-tiba Adit mengirim pesan pada Nana. Ia meminta tolong mengantarkan berkas penting yang tertinggal dikamar kerjanya.
Dengan menggerutu Nana mengambil berkas yang Adit maksud dan mengantarkannya ke kantornya.
Nana sengaja memakai ojek online agar lebih cepat sampai ke kantor kakak iparnya, karena Adit sangat membutuhkan berkas itu secepatnya.
Sesampainya di kantor Adit, Nana langsung di suruh masuk ke ruangan Adit oleh Leo asisten pribadi Adit.
Leo mengambil map coklat dari tangan Nana, dan membawanya ke meeting room karena Adit sudah ada disana.
"Kata pak Adit, kamu disuruh menunggu disini " ucap Leo sebelum meninggalkan gadis itu diruang kerja bos nya sendirian.
menunggu? sial tuh orang. kenapa tidak membiarkan gue pulang saja? batin Nana.
Dengan terpaksa Nana menunggu diruangan kerja kakak iparnya. Pandangannya menyapu semua isi ruang kerja Adit yang sangat mewah. Tak bisa dipungkiri, Adit adalah seorang pengusaha muda yang sukses.Kerajaan bisnisnya menjamur dimana-mana. Mungkin karena itulah Adit terlihat sombong dan arogan dimata Nana, dan Ia sangat tidak menyukainya.
Karena lumayan lama menunggu, tak terasa Nana tertidur disopa ruang kerja Adit. Ia terbangun ketika Ada yang menepuk-nepuk pipinya.
Nana langsung cemberut ketika dilihatnya Adit sudah berdiri dihadapannya dengan senyum mengejek. Nana melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukan angka tujuh, berarti Ia hampir dua jam tertidur diruangan itu.
"Kita pulang " Adit keluar dari ruangan dengan tas kerja ditangannya. Nana mengikuti Adit dari belakang dengan wajah kesalnya.
Nana sengaja membanting pintu mobil dengan kencang ketika mereka masuk kedalam mobil.
Adit menatap pada Nana seperti ingin menelan gadis itu hidup-hidup. Tapi Ia berusaha menahan amarahnya karena Nana sudah mau mengantarkan berkas penting ke kantornya.
Adit mulai melajukan mobilnya meninggalkan halaman kantornya yang megah.Sepanjang perjalanan pulang, mereka saling membisu. Nana lebih memilih mengarahkan pandangannya ke jendela daripada melihat kakak iparnya yang menyebalkan.
Entah mengapa sejak kakaknya memutuskan untuk menikah dengan Adit, Nana tidak pernah menyukainya.Apalagi Adit sering sekali membandingkan dirinya dengan kakaknya.Selain itu kata-kata Kasar yang selalu Ia lontarkan jika Nana berulah sangat melukai hatinya.
"Kita makan dulu " Adit mengarahkan mobilnya menuju sebuah restoran.
Nana diam tak bergeming.Nana sama sekali tak berselera makan malam ini, apalagi dengan kakak iparnya.
Adit menahan tangan Nana ketika ia akan turun dari mobil ketika mereka sudah sampai didepan restoran yang Adit tuju.
Nana tidak mengerti kenapa Adit menahan nya, namun ketika Nana mengikuti arah pandangan Adit, seketika Nana menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"kak Dini? "
Nana melihat Andini sedang berjalan bergandengan tangan dengan mesra bersama seorang pria keluar dari restoran. Bukannya kak Dini keluar kota? batin Nana
Adit menghidupkan mesin mobilnya kemudian mengikuti mobil pria yang membawa istrinya.
Jantung Nana serasa berdebar tak karuan membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Hati Nana semakin tak karuan ketika mobil yang membawa kakaknya memasuki halaman sebuah hotel. Wajah Adit menahan amarah yang siap meledak kapan pun.
Nana menolak untuk turun ketika mobil Adit sudah berhenti diparkiran hotel. Nana tidak mau berada disituasi yang tidak kondusif seperti ini.
"Ayo turun! " Adit menarik paksa tangan Nana untuk turun.
"Aku nunggu dimobil saja " jawab Nana
"TURUN " Adit menarik tangan Nana Kasar, sehingga gadis itu terhuyung nyaris jatuh.
"Iya gue turun.. ga usah Kasar begitu " Nana menepiskan tangan Adit Kasar.
Dengan terseok-seok Nana mengikuti langkah Adit menuju meja resepsionis.
Seorang wanita dimeja itu menyambut mereka dengan senyum ramahnya.
"Ada yang bisa saya bantu? "
Adit menanyakan kamar hotel atas nama istrinya, setelah dicek ternyata tidak Ada yang memesan kamar atas nama Andini.
Adit terlihat bingung. jelas-jelas Ia melihat istrinya dan pria itu masuk ke hotel ini. Tidak mungkin Ia membuka satu-satu setiap kamar di hotel ini yang jumlahnya ratusan hanya untuk mencari keberadaan istrinya.
"mungkin dipesan atas nama orang lain " ucap wanita itu.
"Yuda.. Yuda wibisono " ucap Nana
Adit menoleh pada Nana dan menatap gadis itu tajam. Nana menunduk
"atas nama Yuda wibisono dikamar 417 " ucap wanita itu setelah mengecek komputernya.
"terimakasih " ucap Adit
Adit kembali menarik tangan Nana Kasar menuju lift. Didepan lift Nana menepiskan tangan Adit yang mencengkram tangannya.
"Kamu tau siapa pria itu kenapa tadi diam saja? " Adit mencengkram rahang Nana Kasar
"Lepas " Nana menepiskan cengkraman tangan Adit di rahang nya.
Adit kembali menarik tangan Nana ketika pintu lift terbuka. Adit menekan tombol 4.Tak lama mereka pun sampai dilantai empat.
Nana mengikuti langkah Adit dengan terseok-seok, beberapa kali gadis itu terjatuh karena tidak mampu mengikuti langkah kaki Adit yang panjang dan cepat.
Jantung Nana kembali berdebar sangat kencang ketika mereka sampai didepan pintu kamar 417.Ya Tuhan.. semoga kakaknya tidak Ada disini batin Nana.
Adit langsung mengetuk pintu, setelah agak lama seorang pria membukakan pintu dengan bertelanjang dada.
"cari siapa.. Na.. Nana? " Pria itu langsung panik begitu melihat keberadaan gadis itu.
"Mana istriku? " Adit langsung mendorong pria itu dan memaksa masuk.
Keributan tak bisa dihindari ketika Adit mendapati tubuh polos istrinya yang terbungkus selimut tebal.
"Kakak " Nana histeris ketika mendapati kakaknya yang panik dalam balutan selimut tebal.
Nana dan Andini tidak bisa berbuat apa-apa ketika Adit menyerang laki-laki yang bersama istrinya itu dengan membabi buta.
Ditengah kepanikan, Nana masih bisa berpikir jernih. Entah mendapat kekuatan dari mana Ia tiba-tiba menarik tubuh Adit dan membawa pria yang sedang terbakar amarah. Ia tak ingin sampai Adit membunuh kakaknya dan selingkuhannya disana.
Nana mendorong Adit masuk kedalam mobil, kemudian Ia meminta kunci mobil dari kakak iparnya itu. Tanpa protes Adit memberikan kunci mobil pada Nana dan membiarkan gadis itu membawa mobilnya pulang.
Nana melirik Adit yang tampak diam membisu, matanya terlihat kosong. Nana tau kakak iparnya itu sedang terluka saat ini.Dan Ia mengutuk apa yang kakaknya lakukan.
Sesampainya di rumah, Adit langsung masuk ke kamar begitu juga Nana. Gadis itu langsung ambruk dilantai. Ia masih shok dengan kejadian yang terjadi barusan. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kakaknya nanti.
Nana mengabaikan banyak sekali panggilan dari Andini. Rupanya setelah Nana berhasil membawa pulang Adit, Andini terus menghubunginya. Nana sama sekali tak berniat menerima panggilan dari kakaknya. Ia merasa jijik dengan apa yang sudah Andini lakukan.