Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02
Pagi ini Putri Lie sudah berada di depan cermin karena sedang di rias oleh Mei.
Wajahnya sama seperti sebelumnya bahkan jadi lebih cantik. Kulitnya seputih susu, begitu bersinar dan sangat lembut.
Bahkan wajah ini juga mirip denganku meski ini jauh lebih cantik pikir Lie Han.
Setelah selesai dengan riasannya dan tetap menggunakan penutup wajah, Putri Lie pergi berkeliling paviliun yang ditempatinya ini. Di belakangnya ada beberapa pelayan lain termasuk Mei.
Luas dan indah, banyak bunga yang tumbuh dengan bermacam warna berbeda. Pohon-pohon rindang berbuah menggugah seleranya.
Segera saja Putri Lie Han mendekati pohon buah cery untuk mengambil buahnya. Tapi saat akan memanjat, Mei melarangnya.
"Putri apa yang anda lakukan?" tanya Mei menahan lengan Putri Lie.
"Putri Lie menoleh lalu berkata.
"Aku ingin buah itu" ucapnya datar.
"Saya akan minta seseorang mengambilnya untuk Permaisuri" ucap pelayan lain yang bekerja di paviliun itu pergi.
Mei membawa Putri Lie duduk di salah satu kursi santai di sana. Putri Lie hanya diam akan apa yang di lakukan para wanita itu karena ia masih kurang percaya akan kehidupannya kini yang menjadi seorang Permaisuri.
Sembari menunggu buah yang diinginkannya, Putri Lie melihat kearah lain yang terdapat pohon buah lainnya.
Sayup-sayup terdengar suara orang yang membicarakan hal buruk tentang Putri Lie. Ternyata ada berita yang mengatakan kalau Putri Lie yang sekarang menjadi Permaisuri Pangeran Jun memiliki wajah buruk rupa sampai harus menutup wajahnya.
Tentu Putri Lie melihat kearah kiri dimana ada dua pelayan yang memegang sapu melihat sinis kearahnya sembari bercerita dengan suara kuatnya.
"Panggil mereka kesini" ucap Putri Lie datar sembari menunjuk dua pelayan itu tanpa melihatnya lagi.
"Baik Permaisuri" ucap seorang pelayan di belakang Putri Lie.
Beberapa saat kemudian datanglah pelayan tadi bersama dua lainnya yang bergosip.
"Kami meghadap Permaisuri" ucap dua pelayan itu.
Putri Lie kemudian menatap datar keduanya yang menunduk.
"Apa pekerjaan kalian?" tanya Putri Lie datar.
"Kami bertugas untuk bersih-bersih halaman Permaisuri" jawab keduanya.
"Apa kesalahan kalian?" tanya Putri Lie lagi.
Kini kedua pelayan itu saling tatap ketakutan.
"Maafkan kami Permaisuri, kami mengaku salah" ucap keduanya berlutut.
"Pergilah dari sini kalau kalian tidak bisa merubah sifat kalian"
Mendengar hal itu membuat kedua pelayan itu menangis.
"Jangan usir kami Permaisuri, kami janji tidak akan mengulanginya lagi dan akan seirus dalam bekerja" mohon keduanya.
"Apa kalian siap menerima hukuman jika tidak mau pergi?" tanya Putri Lie dengan wajah datarnya.
"Kami siap menerima hukuman Permaisuri asal jangan usir kami" ucap keduanya.
"Kurung mereka berdua di gudang selama dua hari" ucap Putri Lie lalu memakan buah yang sudah di hadapannya.
Dua orang penjaga datang untuk membawa pelayan itu pergi dari sana.
Sementara itu pengawal pribadi yang di kirim Pangeran Jun menatap tidak percaya akan apa yang terjadi. Bahkan Permaisuri tidak jadi mengusir orang yang sudah menghinanya.
Hal itu membuat Jei berpikir mungkin memang benar wajah nyonya mereka itu buruk rupa.
Hingga seminggu kemudian Jei masih tetap mengawasi Permaisuri, namun hanya sekali saja Jei melihat Permaisuri keluar.
Jei akhirnya memilih untuk melapor pada pangeran Jun tentang pengawasannya.
"Jei menghadap pangeran" Jei berlutut tanda hormatnya.
"Bagaimana tugasmu Jei ada yang kau dapatkan?" tanya pangeran Jun
"Pangeran seminggu ini putri tidak keluar dari paviliun bahkan meski hanya ke halamanpun tidak" jawab Jei
"Maksudmu" kata Pangeran Jun dingin
"Seminggu ini Permaisuri mengurung diri di dalam paviliunnya Yang Mulia Pangeran, saya pikir Permaisuri sakit" penjelasan Jei membuat Pangeran Jun khawatir tetapi ia tidak mau menunjukkannya.
"Benarkah apakah kamu tahu sakit apa yang di deritanya" tanya Pangeran Jun
"Maaf Yang Mulia Pangeran saya tidak tahu karna para pengawal dan pelayan tidak mengatakan apapun selain kebaikan permasuri pada mereka yang tidak menandang status" jelas Jei takut karna ekspresi dingin Pangeran Jun yang menyeramkan.
"Katakan pada Kasim untuk menyampaikan pesan padanya agar ke sini saat makan malam dan perintahkan pelayan untuk menyiapkan makanan paling enak dan sehat" kata Pangeran Jun
"Baik Yang Mulia Pangeran kami undur diri" ketiga pengawal Pangeran Jun keluar dari ruang baca tinggallah Pangeran itu sendiri.
"Apa yang terjadi padamu mengapa mengurung diri" gumamnya.
"Maaf kasim Su Permaisuri tidak ingin di ganggu untuk saat ini" kata salah seorang penjaga gerbang pada Kasim utusan Pangeran Jun
"Sampaikan pada Permaisuri kalau saya datang atas perintah Yang Mulia Pangeran langsung untuk menyampaikan sesuatu pada Permaisuri" kata Kasim Su
"Baiklah mohon tunggu kami akan memberitahu Permaisuri" pengawal tersebut masuk dan menyampaikan pada putri.
Setelah mendapat ijin dari Putri Lie, Kasim Su masuk dan menghadap Putri Lie yang sedang di dekat kolam teratai dengan menggunakan penutup wajahnya.
"Salam kepada Permaisuri Jun saya datang atas perintah pangeran untuk mengundang Permaisuri agar datang ke kediaman Emas untuk makan malam" jelas Kasim Su
"Baiklah aku akan datang apa lagi pesannya" kata Putri Lie dengan santainya.
"Tidak ada Permaisuri hanya itu saja pesan Yang Mulia Pangeran" jawab kasim
"Baiklah kamu boleh pergi" Kasim Su segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Pelayan siapkan pakaian aku akan bersiap undangan ini tidak bisa diabaikan" para pelayan segera pergi.
Setelah bersiap dan sudah di rias putri Lie segera menggunakan putup wajahnya ia tidak ingin Pangeran tahu jika ia sudah baik-baik saja.
Putri Lie menyusuri kediaman Pangeran Jun yang sangat luas, kediaman Pangeran Jun memiliki lima paviliun dengan dua yang termegah adalah miliknya dan pangeran.
Kediaman Pangeran Jun sangat indah dengan kolam teratai dan pohon Sakura yang dan pohon lainnya yang menambah keasrian tempat tersebut. Karena terlalu asik menikmati pemandangan Putri Lie sampai tidak sadar jika ia sudah di perhatikan sejak tadi oleh suaminya.
Pangeran Jun baru saja dari ruang baca saat akan menuju ruang makan ia melihat Putri Lie yang sedang berdiri di atas jembatan menikmati pemandangan sekitarnya dengan sangat senang seperti anak kecil yang baru di ijinkan keluar rumah oleh ibunya.
"Apa kamu akan tetap di sini dan melewatkan waktu makan" kata Pangeran Jun yang sudah berada di ujung jembatan
"Memangnya kenapa? kalau mau makan ya makan saja aku masih ingin di sini" jawab Putri Lie dengan entengnya.
Malas berdebat akhirnya Pangeran Jun memutuskan untuk menghampiri Putri Lie dan menggendongnya.
"Turunkan aku, aku punya kaki untuk berjalan aku tidak lupuh turunkan aku" Putri Lie berontak di dalam gendongan Pangeran Jun
"Diam atau aku lempar ke kolam" ancam Pangeran Jun.
"Lempar saja aku tidak takut, jika aku mati maka kamu yang akan menanggung malu karna istri dari pangeran mati tenggelam dan tidak ada yang menolong saat…
Ucapan Putri Lie terhenti karna pangeran Jun mengecup keningnya.
"Ternyata itu yang mampu menjinakkanmu, jika kamu tidak diam aku akan menciummu lagi" ancam Pangeran Jun lagi yang membuat Putri Lie memilih diam karna tidak mau di cium.
Dengan melipat kedua tangannya di dada Putri Lie memandang ke arah lain karna malu juga. Tidak pernah ada pemuda yang menciumnya sebelumnya jadi cari aman saja batinnya.