NovelToon NovelToon
Kembalinya Dewa Beladiri

Kembalinya Dewa Beladiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Setelah mengorbankan dirinya demi melindungi benua Tianlong, Wusheng, Sang Dewa Beladiri, seharusnya telah tiada. Namun, takdir berkata lain—ia terlahir kembali di masa depan, dalam tubuh seorang bocah lemah yang dianggap tak berbakat dalam seni bela diri.

Di era ini, Wusheng dikenang sebagai pahlawan, tetapi ajarannya telah diselewengkan oleh murid-muridnya sendiri, menciptakan dunia yang jauh dari apa yang ia perjuangkan. Dengan tubuh barunya dan kekuatannya yang tersegel, ia harus menemukan jalannya kembali ke puncak, memperbaiki warisan yang telah ternoda, dan menghadapi murid-murid yang kini menjadi penguasa dunia.

Bisakah Dewa Beladiri yang jatuh sekali lagi menaklukkan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 Longhun Tunqi: Teknik Jiwa Naga Pelahap Qi

Wusheng dikenal luas sebagai Dewa Bela Diri bukan hanya karena Chi-nya yang kuat, tetapi juga karena kemampuannya menyerap Qi alam dan mengubahnya menjadi Chi seni bela diri.

Teknik menyerap Qi dan mengkonversinya menjadi Chi disebut teknik Longhun Tunqi (Jiwa Naga Pelahap Qi).

Setiap konversi Qi menjadi Chi membuat tubuh pengguna semakin kuat, tetapi prosesnya menyakitkan dan membutuhkan fokus yang luar biasa. Selain itu, perbandingan konversinya juga sangat besar: 100 energi Qi yang dikonversi hanya akan menghasilkan 1 energi Chi.

Hal ini membuktikan bahwa teknik Longhun Tunqi bukanlah teknik yang bisa dikuasai oleh sembarang orang. Namun, bagi Wusheng, ini adalah makanan sehari-harinya.

"Hampir selesai..." gumam Wu Shen yang masih duduk sambil bermeditasi.

Wu Shen membuka matanya perlahan. Di dalam kegelapan Hutan Bayangan, tatapan hijau gelapnya kini tidak lagi terlihat lesu dan kosong seperti sebelumnya. Ada kilatan tekad baru, nyala api yang menyala dalam keheningan malam.

Tangannya terangkat, merasakan perubahan dalam tubuhnya. Meski masih jauh dari bentuk idealnya, tubuh barunya kini terasa lebih padat, lebih kuat.

Sebelumnya, ia hanyalah seonggok daging yang ringkih, tetapi kini otot-ototnya sudah sedikit terbentuk, seperti seseorang yang baru saja mengisi perutnya setelah kelaparan berhari-hari.

"Ini baru permulaan," gumamnya.

Teknik Longhun Tunqi memang luar biasa, tetapi tubuhnya masih terlalu lemah untuk menanggung konversi dalam jumlah besar. Jika ia terus memaksakan diri, maka tubuh ini akan meledak sebelum sempat berkembang.

Jadi, Wu Shen harus sedikit bersabar—mengolah sedikit demi sedikit energi Chi dan membangun kembali fondasi dari nol.

"Dengan tubuh ini, aku hanya bisa menggunakan teknik Seni Beladiri Naga Laut yang dulu aku kuasai," gumamnya sambil mendesah pelan.

Seni Beladiri Naga Laut adalah salah satu teknik beladiri ciptaannya yang lebih menekankan ketenangan dan keseimbangan dalam pertarungan.

Energinya yang sekarang belum cukup kuat untuk mengaktifkan teknik-teknik tingkat tinggi yang dulu ia kuasai, tetapi setidaknya ia tidak lagi menjadi makhluk yang tak berdaya.

"Aku akan membalas kematianmu, Wu Shen. Sekarang izinkan aku menggunakan identitas ini untuk sementara waktu..." gumamnya pelan sambil mengatupkan kedua tangannya, memberikan penghormatan bagi jiwa yang telah pergi.

Tak lama kemudian, bulu kuduknya meremang. Insting tempurnya yang tajam menangkap sesuatu—pergerakan samar jauh di kedalaman hutan.

Wu Shen tersenyum kecil.

"Sepertinya aku mendapatkan pemanasan yang bagus," bisiknya.

Dari balik pepohonan, beberapa pasang mata berkilat dalam kegelapan. Napas berat terdengar di udara, disertai geraman rendah yang menyerupai binatang buas yang siap menerkam.

Beast.

Wu Shen bisa mengenali aura mereka dengan jelas. Beast liar penghuni Hutan Bayangan, mungkin tertarik oleh aroma darah yang menempel di bajunya.

"Menurut kualifikasi di era ini, Serigala Putih masuk dalam beast peringkat 3..." gumamnya pelan sambil menatap ketiga beast Serigala Putih di depan matanya. "Informasi dari ingatan anak ini ternyata cukup berguna."

Melalui ingatan Wu Shen, ia tahu bahwa peringkat beast telah berubah sejak zamannya hidup. Sebelumnya, beast dibedakan dengan tingkat rendah, menengah, dan tinggi. Namun kini, sistem peringkatnya jauh lebih kompleks, dimulai dari beast tingkat 1, 2, 3, hingga yang tertinggi adalah beast tingkat 9.

Ia tidak mempermasalahkan hal itu karena bagaimanapun juga, zaman akan terus berkembang, dan berbagai hal juga akan ikut berubah.

Wu Shen bangkit perlahan, merasakan keseimbangan tubuhnya yang masih belum sempurna. Meski begitu, ia tidak takut.

Dalam kehidupan sebelumnya, ia telah bertarung melawan raja-raja tiran, pasukan yang jumlahnya tak terhitung, bahkan menghadapi kultivator dengan kekuatan spiritual dewa.

Maka, apa artinya beberapa beast biasa di hadapannya sekarang?

"Baiklah, mari kita lihat seberapa jauh tubuh ini bisa bergerak."

Tiga Serigala Putih itu tanpa ragu menunjukkan diri mereka di hadapan Wu Shen. Mata mereka bersinar dalam kegelapan, gigi-gigi tajam mereka siap mencabik-cabik mangsanya. Namun, Wu Shen tidak gentar. Ia hanya tersenyum kecil, menikmati momen ini sebagai pemanasan untuk menguji tubuh barunya.

Serigala pertama melompat, cakar-cakar tajamnya mengarah ke leher Wu Shen. Namun, Wu Shen bergerak dengan keanggunan luar biasa. Tubuhnya yang lebih pendek dan ringan justru memberinya keuntungan dalam hal kelincahan.

Dengan gerakan halus, ia memutar tubuhnya, menghindari serangan itu dengan selisih milimeter. Tangannya yang kecil dan kurus bergerak cepat, menepis cakar serigala itu dengan telapak tangannya. Gerakan itu terlihat sederhana, tetapi penuh ketepatan dan kendali.

"Seni Naga Laut: Lautan Tenang," gumam Wu Shen dalam hati.

Waktu seakan melambat, aura sejuk lautan yang tenang menyelimuti suasana dalam sekejap mata. Wu Shen menggunakan momentum serigala itu untuk mengalihkan serangannya, membuat beast itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke samping.

Serigala kedua dan ketiga menyerang bersamaan, satu dari depan dan satu dari belakang. Wu Shen tidak panik. Ia mengambil napas dalam-dalam, merasakan aliran Chi yang masih lemah di dalam tubuhnya.

Meski kecil, tubuh ini masih bisa bergerak dengan sempurna jika dikendalikan dengan benar.

Dengan gerakan memutar yang anggun, Wu Shen menghindari serangan serigala dari depan sambil menendang ke belakang, tepat mengenai dada serigala yang mencoba menyergapnya dari belakang.

Tendangan itu tidak kuat, tetapi cukup untuk membuat serigala itu terpelanting beberapa langkah ke belakang.

"Seni Naga Laut: Gelombang Mengalir," bisiknya.

Gerakan ini adalah lanjutan dari gerakan pertama, di mana Wu Shen menggunakan aliran energi yang halus untuk mengalihkan dan membalas serangan lawannya. Tubuhnya bergerak seperti air, mengikuti aliran pertarungan tanpa melawan secara langsung.

Serigala pertama yang sempat terjatuh bangkit kembali dan menyerang dengan gerakan cepat. Kali ini, Wu Shen memutuskan untuk tidak menghindar. Ia mengumpulkan sedikit Chi yang berhasil ia konversi dari Qi alam, lalu memusatkannya di telapak tangannya.

"Seni Naga Laut: Naga Menyentuh Bumi," ucapnya pelan.

Pukulan itu terlihat sederhana, hampir seperti pukulan biasa. Namun, ketepatan dan waktunya sangat sempurna. Telapak tangannya menyentuh dahi serigala itu dengan lembut, tetapi energi Chi yang terkumpul di sana meledak dengan kekuatan kecil namun mematikan.

BOOOM!!

Serigala itu terlempar ke belakang, tubuhnya jatuh tak bergerak.

Wu Shen sedikit terkejut. "Hanya dengan pukulan dasar...?" gumamnya.

Ia tidak menyangka bahwa tubuh yang masih lemah ini bisa menghasilkan serangan yang cukup untuk menjatuhkan seekor beast dengan sangat mudah.

"Apakah beast di dunia ini sudah melemah?"

GRRRRRHH!!

Dua serigala yang tersisa semakin agresif, merasakan ancaman dari manusia kecil di depan mereka.

Mereka akhirnya menyerang bersamaan, gerakan mereka cepat dan beringas. Wu Shen tetap tenang. Ia mengingat kembali prinsip-prinsip dasar Seni Beladiri Naga Laut: ketenangan, keseimbangan, dan aliran yang tak pernah putus dari gerakan pertama.

Semakin sempurna rangkaian gerakan dan keseimbangan miliknya, maka semakin kuat juga gerakan berikutnya dari Seni Beladiri Naga Laut miliknya.

"Huff!"

Wu Shen mengambil nafas dalam-dalam, matanya berkilat dengan ketenangan yang luar biasa ketika melihat kedua serigala yang menyerangnya secara bersamaan.

Saat kedua serigala putih itu melompat ke arahnya, Wu Shen tidak mundur. Sebaliknya, ia menyesuaikan tubuhnya, mengikuti ritme pergerakan musuh dengan presisi sempurna.

"Seni Naga Laut: Pusaran Samudra."

1
Rinaldi Sigar
lnjut
Yuga Pratama
begitu lebih baik
y@y@
dan akhirnya harus rela menunggu chapter berikutnya🤣
Caveine: sabar bang wkwkw 😂
total 1 replies
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
harusnya guru Ye harus pakai gaya Kuda" Lumping..🤣🤣🤣
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
y@y@
🌟👍🏿👍🏻👍🏿🌟
y@y@
👍⭐👍🏻⭐👍
y@y@
👍🏿🌟👍🏻🌟👍🏿
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!