Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Undangan Reuni
Tiga hari setelah kepulangan mereka dari Jepang, rumah Davin dan Alya kembali riuh oleh tawa Aluna yang kini tak hanya bisa memanggil “Mama” dan “Papa”, tapi juga mulai menyebut nama-nama seperti “Elca” dan masih banyak lagi dengan gaya cadel menggemaskan.
Namun pagi itu, sebuah amplop berwarna biru muda di atas meja makan menarik perhatian Alya. Di pojoknya tertulis: Reuni Akbar Fakultas Komunikasi Angkatan 2017.
Alya mengerutkan kening. Reuni?
Davin melihatnya membaca amplop itu. “Reuni kampusmu?”
Alya mengangguk. “Iya. Lucu juga, tiba-tiba mereka kirim undangan. Padahal dulu... sebagian besar dari mereka menjauhiku waktu aku jatuh.”
Davin menatap istrinya penuh pengertian. Ia tahu persis seperti apa luka yang pernah ditorehkan masa lalu pada Alya. Bagaimana sang sahabat dan pacar yang ia percayai justru menusuk dari belakang.
“Kamu mau datang?” tanya Davin lembut.
Alya menghela napas pelan. “Entah. Tapi... mungkin aku memang harus datang. Bukan buat pamer. Tapi buat menegakkan kepalaku sendiri.”
Hari reuni pun tiba. Alya tampil elegan mengenakan setelan putih sederhana, rambut digelung anggun, riasan natural namun memesona. Di tangannya, Aluna yang mengenakan dress kuning lemon ikut menggandeng erat sambil sesekali berseru, “Mama cantik!”
Davin mengantar mereka hingga ke gerbang venue, lalu mencium kening Alya. “Kalau kamu butuh aku, tinggal telepon. Tapi... aku yakin mereka yang akan salah tingkah begitu lihat kamu.”
Alya tersenyum penuh percaya diri. “Aku nggak akan lari lagi dari bayangan masa lalu.”
Begitu masuk ke aula reuni, suasana langsung berubah. Bisik-bisik terdengar dari berbagai sudut.
“Eh itu... Alya, kan?” seru seseorang
“Yang dulu viral itu? Yang kasus cinta segitiga sama sahabatnya sendiri?”
Tapi kini, Alya tak gentar. Ia melangkah tenang, tersenyum, dan menyapa beberapa teman lama yang dulu bahkan enggan menoleh ke arahnya.
Tak lama, muncul dua sosok yang sangat familiar: Rey dan Mira.
Mereka kaku. Tak menyangka Alya akan benar-benar hadir. Dan bahkan datang dengan balita lucu yang terus memanggil “Mamaaaa!” dan “Cucu...papaaa!” sambil berlarian di sekitar aula.
“Alya...” sapa Mira dengan suara pelan. “Aku nggak nyangka kamu datang.” ujar Mira
Alya menatapnya dengan pandangan tenang. “Aku juga nggak nyangka kamu masih bisa tersenyum setelah apa yang kalian lakukan dulu.”
Rey membuka mulut ingin bicara, tapi Aluna tiba-tiba datang menghampiri Alya, menggandeng kakinya. “Mama... Aluna pup mau nari kayak Elsa!”
Suasana canggung itu mendadak pecah oleh tawa kecil dari beberapa tamu yang menyaksikan interaksi itu.
Alya berjongkok, mengangkat Aluna. “Nanti ya, sayang. Sekarang kita salam-salaman dulu sama orang-orang dewasa yang dulu suka nyinyirin mama.”
Satu kalimat itu sukses membuat wajah Rey dan Mira memerah.
“Dia anakmu, Alya?” tanya seorang wanita lain, penuh rasa ingin tahu.
“Ya. Anak saya. Dan suami saya adalah paman dari Ray,” jawab Alya santai.
“Jadi, sekarang saya adalah tantenya dari mantan sahabat saya dan mantan pacar saya.”
Ledakan tawa meledak di ruangan. Bahkan panitia reuni tampak kikuk tak tahu harus bagaimana.
Di pojok ruangan, Mira menunduk malu. Rey hanya bisa mengusap tengkuk lehernya.
Alya tak tinggal lama. Setelah satu jam menyapa beberapa teman yang benar-benar tulus, ia berpamitan.
Saat hendak keluar, seorang mantan dosen menghampiri dan berbisik, “Kamu adalah contoh bagaimana perempuan bisa bangkit dari keterpurukan. Saya bangga padamu, Alya.”
Alya tersenyum. “Terima kasih, Bu. Saya hanya ingin hidup dengan kepala tegak dan hati bersih.”
Sore harinya, Alya duduk di beranda rumah, menonton Aluna bermain gelembung sabun dengan Davin.
“Mereka terdiam semua, mas. Dulu aku pikir aku nggak akan pernah berani menghadapi mereka.”
Davin duduk di sampingnya. “Karena kamu nggak cuma kuat... kamu luar biasa.”
Alya menyandarkan kepala di bahu suaminya. “Dulu aku hancur karena cinta. Sekarang aku berdiri karena cinta juga. Cinta yang benar.”
Dan di hadapan mereka, Aluna tertawa riang, berlari kecil sambil mengejar gelembung yang melayang-layang. Cinta yang sederhana, namun menyembuhkan semuanya.
Bersambung
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....