NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Sebulan sudah berlalu, tak sengaja aku mendengar mama sama bapak bicara.

"Bapak kecewa sama calon besan, dengan semau nya dia merebut pembeli bapak" kata bapak, pekerjaan bapak sejak dulu berdagang dengan hasil pas-pasan.

"Kok bisa gitu pak bukan nya dulu mereka nggak jualan di pasar?" tanya mama.

"Bapak juga nggak tau, mana jualan nya lebih banyak lagi...jelas lah bapak kalah" ucap bapak dengan kesal.

"Kalo begini terus bapak batal kan saja pertunangan Putri" aku yang mendengar ucapan bapak melompat kegirangan.

"Yes...kalo memang nggak jodoh biarpun di paksa nggak akan pernah bersatu" lirih ku sembari mencibir keputusan mama dan bapak.

Setelah keributan bapak dan calon mertuaku, bang Alan jarang datang ke rumah, aku merasa sedikit lega.

"Putri kalo kamu nggak bisa nerima Alan sebagai calon suami mu kamu boleh ambil keputusan untuk memutuskan dia" tutur mama, yang membuatku terbahak girang dalam hati, seolah baru terbebas dari penjara.

"Tapi tunggu Alan ke mari baru kalian bicara kan semuanya" imbuh mama.

Selang 3 hari bang Alan datang seperti biasa nya membawa banyak cemilan, seperti tak terjadi apa pun.

"Mau cari Putri ya?" tanya mama ketus. Bang Alan pun mengangguk.

"Putri temui Alan" seru mama sembari menenteng kantong kresek cemilan dari bang Alan.

"Silahkan duduk bang" kata ku mempersilahkan bang Alan duduk, namun aku sangat malas untuk membuatkan minum.

"Apa kabarmu dik" kata bang Alan.

"Aku baik bang, baik banget malah" sahut ku dengan semangat.

"Alhamdulillah kalo begitu abang senang mendengarnya" ucapnya sembari seperti malu-malu, eh malu-maluin deng.

"Bang aku mau ngomong" ucpku.

"Iya dik ngomong aja abang pasti dengar" sahut nya.

"Bukan cuma di dengar sih tapi harus di iyakan" ucapku dalam hati.

"Ngomong lah dik" ucap nya lagi karna menatapku malah terdiam.

"Oh iya..bang sebelum nya aku minta maaf, karna mungkin ini akan menyakiti abang" tutur ku.

"Apa itu dik, insya Allah abang bisa mengerti dengan permintaan adik" sahut nya sok nggak tau apa-apa.

"Bang aku minta kita sudahan saja" kataku to the poin.

"Maksud adik apa? Abang nggak ngerti" jawab nya dengan masih pura-pura bod*h.

"Aku mau batalin pertunangan kita bang" sahutku lagi. Sembari melepaskan cincin di jari manisku.

"Tapi dik kenapa tiba-tiba begini" ucapnya masih sok polos.

"Kami juga setuju kalo kalian itu putus saja" sahut mama yang muncul begitu mendengar perbincangan kami sudah pada pokok nya.

"Tapi apa salah saya bu..pak.." ucap nya masih dengan sopan.

"Halaaah nggak usah pura-pura, tanyakan saja sama orang tuamu, apa yang sudah mereka lakukan pada dagangan kami" seru bapak yang mulai meninggi.

"Begini saja pak...bu...kalo orang tua saya punya salah atas nama mereka saya meminta maaf pada bapak dan ibu, tapi demi Allah saya nggak tau apa pun yang terjadi" tutur bang Alan.

Sebenarnya kasihan sih tapi mau bagaimana lagi aku nggak bisa cinta walau di paksa.

"Sudah jangan pura-pura lagi, pokok nya kami nggak mau melanjutkan pertunangan ini" seru bapak yang di angguki mama dengan mantap.

"Baik lah pak baik lah bu...kalo memang itu keputusan kalian, mungkin saya dan adik putri nggak jodoh" ucap nya memelas.

"Ini bang aku kembalikan" kataku sembari menyerahkan kembali cincin yang pernah di sematkan di jari manisku.

"Tidak usah dik, adik pakai saja, anggap saja itu hadiah dari abang dan sebagai pengingat bahwa adik pernah mengenal abang" ucap nya yang membuat hatiku tersentuh , ah tapi kan aku nggak cinta untuk apa aku tersentuh, masa b*do lah.

"Kalo begitu saya pamit pak..bu.., oh ya dik suatu saat kalo adik menikah jangan lupa undang abang ya?" ucap nya yang membuatku melotot ke arah nya.

Setelah itu aku menatap punggung bang Alan hingga tak terlihat lagi di balik pintu.

Mama sama bapak melengos mereka meninggalkan aku sendiri yang baru saja merasa bahagia karna merasa sudah terbebas. "Tapi kok...tunggu dulu apa mama sama bapak marah pada ku?" batinku.

Beberapa hari berlalu bapak dan mama mendiamkan ku, bahkan aku di larang keras untuk keluar rumah.

"Apa salah ku kenapa mama sama bapak begitu plin-plan" ucapku dalam hati.

"Assalamualaikum bi..." suara seseorang yang aku kenal ia adalah kakak sepupu ku.

Ya mba Nia yang datang bersama suami nya yang mata keranjang.

"Wa'alaikum salam, eh Nia ada apa?" tanya mama, yang secara langsung menyambut kakak sepupuku karna aku di larang keluar , sudah kaya vampir aja aku di kurung di dalam rumah mateng juga enggak malah butek otak ku.

"Ah nggak ada apa-apa bi kami pingin main aja ke sini sekali-kali kami pingin nginap juga" kata mba Nia.

"what? Menginap? Suami nya itu pasti akan buat masalah" ucapku lirih.

"Boleh-boleh tapi ya itu kamar tamu yang kamu punya ukuran nya kecil" kata mama sedikit malu.

"Ah nggak papa bi yang penting bisa lah buat kami hany moon" ucap mba Nia tak tau malu.

"Oh ya bi di mana Putri kok sedari tadi aku nggak melihatnya" tanya mba Nia. Sedangkan mas Runi suami mba Nia celingak celinguk seperti mencari sesuatu.

"Aku di sini mba, ada apa mencariku" sapaku sembari melirik ke arah mas Runi, mata nya berkedip-kedip saat melihatku.

"Dih ni orang konslet apa ya?" tanyaku dalam hati.

"Ah nggak sih, mba nggak nyari kamu kok mba cuma nanyain doang emang harus ya kamu lantas muncul" tutur mba Nia.

"Si*lan nih orang dia pikir dia siapa? berani nya permalukan aku" ucap ku dalam hati.

"Ayo ayo masuk letak kan barang mu di kamar tamu, setiap hari bibi sudah bersihkan kok jadi aman dari debu" ucap mama dengan antusias nya.

Malam nya aku terbangun dari tidurku karna rasa ingin buang air yang mendesak.

Aku berjalan menuju kamar mandi yang berada di sebelah dapur. Dengan penerangan yang remang-remang, aku berjalan hati-hati.

Tiba-tiba seseorang membekap mulut ku.

"mmmm mmmm" rintihku.

"Ssstt ini aku Runi" oh ternyata si mata keranjang Runi.

"Apa maumu" tanya ku ketus.

"Put..mas rindu sama kamu, mas itu nggak bisa melupakan wajahmu sebenarnya mas nggak cinta sama Nia tapi apa boleh buat Nia istri mas" ucap nya tak tau malu.

Tanpa ia sadari mba Nia berdiri di belakang nya.

"Tega kamu mas..."

 (BERSAMBUNG)

1
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
Ds Phone
muking ada yang tak kena
Ds Phone
tinggal kan aja
Ds Phone
laki tak ber tangung jawab
Ds Phone
apa nasib rumah tangga nya
Ds Phone
dia tak tahu orang hamil macam mana
Ds Phone
ada tukang hasut
Ds Phone
dapat laki macam tu memang susah
Ds Phone
laki nya kaki mabuk
Ds Phone
malu pulak tapi ikut
Ds Phone
sebenar dia suka pada kamu
Ds Phone
yake macam tak ada keputusan aja
Ds Phone
sakit hati sebenar nya
Ds Phone
dah masa sendiri tahu apa pun nak dimasak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!