NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Nayla mendapatkan kabar dari Tante Ida agar pulang ke Indonesia dimana ia harus menghadiri pernikahan Anita.
Tepat sebelum acara pernikahan berlangsung ia mendapatkan kabar kalau Anita meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah kepergian Anita, orang tua Anita meminta Nayla untuk menikah dengan calon suami Anita yang bernama Rangga.
Apakah pernikahan Rangga dan Nayla akan langgeng atau mereka memutuskan untuk berpisah?
Dan masih banyak lagi kejutan yang disembunyikan oleh Anita dan keluarganya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Di kantor polisi, suasana tegang masih terasa ketika salah satu petugas menghubungi suami Tante Ida, Om Farhan.

Ia adalah seorang pria paruh baya yang selama ini memilih diam menghadapi tingkah istrinya yang keras dan dominan.

“Pak Farhan, mohon maaf mengganggu. Kami dari Polsek Permata Hijau. Istri Bapak, Nyonya Ida, saat ini berada di kantor kami karena terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap Nona. Nayla Pramesti di kediaman dr. Rangga.”

Hening sejenak di ujung telepon.

Suara Om Farhan terdengar berat dan lelah, “Apa dia melukai Nayla?”

“Benar, Pak. Korban mengalami luka di kaki akibat didorong ke arah pecahan kaca. Tindakan ini masuk dalam kategori penganiayaan. Kami perlu Bapak hadir untuk memberikan keterangan dan mendampingi proses hukum lebih lanjut.”

Om Farhan menutup telepon dengan napas panjang. Ini bukan kali pertama istrinya membuat masalah, tapi kali ini sudah keterlaluan.

Ia segera mengambil kunci mobil dan meluncur ke kantor polisi.

Dalam hatinya, bercampur antara rasa bersalah dan penyesalan karena terlalu lama membiarkan semua ini terjadi.

Sesampainya di kantor polisi, ia melihat Ida duduk dengan ekspresi tak bersalah, seperti tak terjadi apa-apa.

Namun wajahnya langsung berubah begitu melihat Farhan datang.

“Farhan, kamu harus bela aku! Aku hanya ingin memperjuangkan hak Anita! Perempuan itu—”

“Cukup, Ida!” bentak Farhan, nadanya dingin dan tegas, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun.

“Yang kamu lakukan sudah keterlaluan. Anita sudah tiada. Dan kamu terus-terusan menyakiti orang lain atas nama dia.”

Polisi mempersilakan Farhan duduk dan mulai proses pendataan serta pengambilan keterangan. Malam itu, Om Farhan tahu kalau ini waktunya ia bersuara dan mengambil sikap, bukan hanya demi Nayla dan Rangga, tapi juga demi kebenaran yang selama ini terkubur oleh arogansi dan kepedihan yang tak disembuhkan.

Di ruang interogasi kantor polisi, udara terasa dingin dan penuh tekanan.

Tante Ida duduk dengan tangan yang masih diborgol di depan, matanya memerah karena menangis, tapi bukan karena penyesalan melainkan ketakutan. Ia meratap pelan saat melihat suaminya masuk ke ruangan.

“Farhan… sayang… tolong aku… aku nggak tahan di sini. Tempat ini bau, pengap… aku nggak bersalah. Nayla itu yang keterlaluan. Dia merampas Rangga dari Anita!” rengeknya dengan suara memelas.

Om Farhan berdiri di hadapannya, wajahnya tegas, rahangnya mengeras, matanya menatap Ida dengan campuran amarah dan rasa jijik yang selama ini ia tekan bertahun-tahun.

“Bersalah?” gumam Farhan pelan, namun setiap katanya terdengar tajam dan menusuk.

Ia menunduk sedikit, mendekatkan wajahnya ke arah istrinya yang memelas, lalu berbisik cukup keras untuk bisa terdengar oleh petugas di luar ruangan.

“Dulu… kamu yang memintaku untuk membunuh kedua orang tua Nayla.”

Suara itu seperti palu godam yang menghantam ruang interogasi.

Tante Ida membeku. Napasnya tertahan. Matanya melebar, menatap suaminya yang selama ini dianggapnya pengecut, tak mungkin membocorkan rahasia itu.

“F-Farhan…” suaranya nyaris tak terdengar, wajahnya berubah pucat.

“Sudah cukup, Ida,” lanjut Farhan, kini dengan nada lebih keras.

“Selama ini aku diam, menuruti semua kemauanmu. Aku melihat kamu menyiksa Nayla kecil, memanfaatkan warisan orang tuanya, dan memutarbalikkan semua cerita. Tapi sekarang kamu hampir membunuh dia. Apakah kamu masih menganggap dirimu ibu yang waras?”

Tante Ida menggeleng, berusaha menggapai tangan Farhan, namun suaminya mundur, tak sudi disentuh.

“Aku akan buka semua kebenaran. Biar hukum yang menentukan. Mungkin ini sudah waktunya kamu bertanggung jawab,” kata Om Farhan tegas, lalu melangkah keluar, meninggalkan Ida yang kini terisak, wajahnya penuh ketakutan.

Sementara itu di luar ruangan, penyidik saling pandang.

Salah satu dari mereka mencatat pengakuan itu sebagai bukti awal untuk menyelidiki ulang kasus kematian kedua orang tua Nayla yang selama ini dianggap kecelakaan.

Hari itu menjadi titik balik. Kebenaran yang lama terkubur mulai menggeliat keluar dari bayang-bayang masa lalu.

Malam yang sunyi tiba-tiba pecah oleh bunyi dering telepon di ruang kerja Rangga. Lampu-lampu kota di luar jendela berpendar samar, namun dalam hatinya kini bergejolak seperti badai.

Rangga mengangkat telepon dengan rasa penasaran dan sedikit cemas. Suara polisi yang resmi namun penuh kehati-hatian terdengar di ujung sana.

“Dokter Rangga, ini dari kepolisian. Kami ingin memberitahukan sesuatu yang penting terkait kasus kematian kedua orang tua Nayla,” ujar polisi tersebut dengan nada serius.

Rangga menegakkan badannya, jantungnya berdetak lebih cepat.

“Apa maksudnya, Pak? Apa ada perkembangan baru?”

“Ya, setelah kami melakukan penyelidikan lebih lanjut dan pengakuan terbaru dari tersangka, Nyonya Ida, kami akan membuka kembali penyelidikan kasus ini. Ada bukti baru yang sangat kuat dan penting untuk diungkap,” jelas polisi.

Rangga terdiam sejenak, mencoba mencerna berita itu.

Selama ini ia tahu ada banyak yang disembunyikan, tapi kali ini semuanya seperti mulai terurai satu per satu.

“Apakah Nayla sudah diberitahu?” tanyanya dengan suara sedikit bergetar.

“Belum, Dokter. Kami ingin berkoordinasi dengan Anda dulu. Karena Anda sangat dekat dengan keluarga Nayla, kami butuh bantuan dan dukungan Anda agar proses ini bisa berjalan lancar dan Nayla tidak terlalu terpukul,” jawab polisi.

Rangga menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke luar jendela yang kini mulai dipenuhi kabut malam.

“Baik, saya akan siap membantu. Terima kasih sudah mengabari saya,” ucap Rangga pelan, mencoba menenangkan diri.

Setelah menutup telepon, ia berjalan pelan ke kamar Nayla yang sedang terlelap.

Duduk di sampingnya, ia menggenggam tangan istrinya, menatap wajah lembut itu dengan harapan dan tekad.

“Semua akan aku hadapi, Nayla. Demi kamu, demi keluarga kita, aku akan mencari kebenaran yang selama ini tersembunyi,” bisiknya lirih.

Di luar, angin malam berhembus membawa janji perubahan.

Kebenaran yang lama terkubur kini akan terungkap, membuka babak baru dalam kehidupan Rangga dan Nayla sebuah perjalanan yang penuh tantangan, namun juga harapan untuk keadilan dan kebahagiaan sejati.

Rangga melangkah perlahan memasuki kamar yang remang oleh cahaya lampu temaram.

Di sana, istrinya Nayla tertidur dengan tenang di atas ranjang, wajahnya yang lelah terselubung damai, jauh dari hiruk-pikuk dunia luar yang penuh masalah.

Kaki Nayla yang sempat terluka masih terbalut perban rapi, tanda perawatan penuh kasih yang telah Rangga berikan beberapa waktu lalu.

Rangga berdiri sejenak di depan tempat tidur, menatap sosok Nayla dengan penuh cinta dan rasa haru.

Ia menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya setelah hari yang panjang dan penuh tekanan.

Pikiran tentang penyelidikan ulang kematian kedua orang tua Nayla masih terus mengusik benaknya, tapi saat ini, yang terpenting adalah menjaga istrinya agar bisa pulih dengan baik.

Ia melangkah mendekat, duduk di tepi ranjang dengan hati-hati agar tidak membangunkan Nayla.

Dengan lembut Rangga menyentuh wajah istrinya, mengusap lembut helai rambut yang mulai berantakan.

“Nay... semoga kamu cepat sembuh dan kuat menghadapi semuanya,” bisiknya lirih, seolah menguatkan dirinya sendiri juga.

Kamar itu terasa begitu hening, hanya terdengar suara napas Nayla yang teratur dan detak jantung Rangga yang berdetak kencang dalam dada. Ia menatap tangan istrinya yang kecil dan rapuh, yang selama ini menjadi kekuatannya untuk terus bertahan.

Rangga lalu menyiapkan segelas air dan meletakkannya di meja samping ranjang, memastikan segala kebutuhan Nayla siap sedia.

Ia pun memeriksa jam di dinding, menyadari waktu malam sudah larut. Namun ia tak segera beranjak, memilih untuk menemani istrinya hingga tidur Nayla semakin dalam.

Dalam keheningan itu, Rangga merenung, berjanji dalam hati bahwa ia akan berjuang sekuat tenaga.

Bukan hanya sebagai seorang dokter yang merawat pasiennya, tapi sebagai seorang suami yang mencintai dan melindungi istrinya dari segala badai kehidupan.

Dengan penuh kelembutan, Rangga menarik selimut hingga menutupi tubuh Nayla, kemudian bangkit berdiri.

Ia menatap sekali lagi wajah yang dicintainya, lalu perlahan keluar dari kamar, menutup pintu dengan lembut.

Meski banyak beban yang harus ia pikul, Rangga tahu satu hal pasti di balik semua gelap itu, ada cahaya cinta yang tak akan pernah padam.

Cahaya yang akan terus membimbing mereka melangkah, melewati segala cobaan menuju hari-hari yang lebih baik.

1
Lembayung Senja
lanjut...double up
kalea rizuky
akhirnya
Sunaryati
Kapan Nayla dan Rangga hidup tenang. Anita sudah mati saja meninggalkan luka dan orang yang bejad tak punya hati
kalea rizuky
uda cerai aja nay serangga jahat
kalea rizuky
jati emank pantas di cintai g kek lu rangg serangga bloon
kalea rizuky
kasian ampe trauma loh astaga bkin cerai aja jati trs jadiin istrimu
kalea rizuky
benci cewek menye2
kalea rizuky
wanita bloon ya gini jd di injak2
kalea rizuky
mending cerai trs nikah ma jati keliatan dia tlus meski g kaya
kalea rizuky
bodoh pergi jauh lah
kalea rizuky
urus cerai sendiri
Sunaryati
Semuanya sudah terjadi Rangga diselali sudah tidak berguna. Yang kamu lakukan sekarang perbaiki diri dan bertekat setia pada istrimu. Karena Naila sudah merasakan bagaimana sakitnya diabaikan dan dibandingkan sedangkan kamu Rangga telah merasakan sakitnya dibohongi dan dikhianati
Sunaryati
Rangga hanya shok mengetahui kebenaran tentang Anita dan penyesalan atas perilakunya padamu Nayla. Semoga segera siuman. Dia shok dia begitu mencintai Anita namun dibalas dengan pengkhianatan dan kebohongan, benar- benar tertipu
Sunaryati
Semoga segera terungkap baik keburukan Ny Ida dan Alm Anita. Dan menjadi awal kebahagiaan dan kedamaian kehidupan rumah tangga Nayla dan Rangga
isma isaroh
lanjut thor...ceritannya makin seruuuu....ku suka😘😘...
my name is pho: terima kasih kak 🥰
total 1 replies
Sunaryati
Nah gitu Naila lawan ketidakadilan yang menimpamu dari orang-orang culas, jangan hanya menangis.
Sunaryati
Bagaimana penyelidikan kamu tentang kehidupan Naila di keluarga Anita, Rangga? Sudah tahukah kehidupan bebas Anita di belakangmu, Rangga.
Sunaryati
Jangan jadi perempuan lembek Nayla. , jadilah wanita tangguh tahan banting, jangan cuma nangis dan pergi jika ada masalah. Bukankah sejak kecil tubuh dan mentalmu sudah ditempa oleh perlakuan tak manusiawi dari Anita dan keluarganya. Bangkit dan bahagiakan dirimu.
Vien Habib
Luar biasa
seftiningseh@gmail.com
hai kak semangat yaa bust update selanjutnya aku tunggu oh ya jangan lupa baca chat story aku judul nya love after marriage
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Minimal di like lah... kalau punya request kek gitu./Smug/
my name is pho: ok kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!