NovelToon NovelToon
Not Love, But Marriage

Not Love, But Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Dokter
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nōirsyn

"Mereka mengira pertemuan itu adalah akhir, padahal baru saja takdir membuka lembar pertamanya.”

‎Ameena Nayara Atmaja—seorang dokter muda, cantik, pintar, dan penuh dedikasi. Tapi di balik wajah tenangnya, ada luka tersendiri dengan keluarganya. Yara memilih hidup mandiri, Ia tinggal sendiri di apartemen pribadinya.

‎Hidupnya berubah ketika ia bertemu Abiyasa Devandra Alaric, seorang CEO muda karismatik. Yasa berusia 33 tahun, bukan seperti CEO pada umumnya yang cuek, datar dan hanya fokus pekerjaannya, hidup Yasa justru sangat santai, terkadang dia bercanda dan bermain dengan kedua temannya, Yasa adalah anak yang tengil dan ramah.

‎Mereka adalah dua orang asing yang bertemu di sebuah desa karena pekerjaan masing-masing . Awalnya mereka mengira itu hanya pertemuan biasa, pertama dan terakhir. Tapi itu hanya awal dari pertemuan mereka. satu insiden besar, mencoreng nama baik, menciptakan gosip dan tekanan sosial membuat mereka terjebak dalam ikatan suci tanpa cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nōirsyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dinner yang penuh cinta

Yasa sampai di depan rumah besar bergaya modern tropis. Lampu teras terang, suasana hangat. Baru buka pintu, langsung disambut suara cempreng penuh cinta.

‎mma angsung peluk Yasa keras-keras

‎"ANAK MAMA PULAAANGGG!!!"

‎Yasa meringis, setengah ketawa. Rumah itu berisi kehangatan. Masuk ke dalam, papanya, Raden Vishaka duduk di sofa sambil baca koran digital di tablet, ngelirik sekilas dan geleng-geleng kepala.

‎"Anak kesayangan Mama udah pulang tuh... Masih inget jalan pulang?" Ejek papanya

‎Yasa hanya cengengesan, lepas jasnya dan duduk. Di sebelah papahnya, ada Shalinaz Elysa Zamara alias Alin, adiknya, bersandar manja sambil peluk bantal dan nyemil dari toples besar.

‎"Lo kayak nggak seneng gitu gue pulang, Lin."  ucap yasa menyapa adiknya

‎Alin memutar bola matanya malas

‎"ya lagian, daa berapa lama kakak ga pulang, sibuk banget kayanya. ngga pernah lagi ngeliat adiknya, ngajak adiknya jalan-jalan, temenin nonton, shopping" jawab alin cemberut

‎"Ya masa sama gue terus. Cari pacar lah lin, gue tinggal sendiri juga karna uda dewasa, butuh privacy~" kata yasa dengan gayanya sambil benerin kerah baju

‎alin langsung ngelempar bantal ke arah Yasa, Yasa tangkis sambil ketawa. Mamah Vanesha masuk dengan nampan minuman, senyum lebarnya ga hilang-hilang.

‎"Udah-udah, gak usah debat. Yasa, kamu mandi dulu. Habis itu makan, terus istirahat. Mama udah masak spesial nih." kata mama melerai

‎"Siap, Ma~" Yasa beranjak dari tempat duduknya sambil mengacak-acak rambut alin

‎Alin teriak kesal, rambutnya acak-acakan

‎"YA AMPUN, KAKAK GAK JELAS!"

‎Papahnya hanya tertawa pelan, menikmati kekacauan kecil itu. Rumah ini penuh kehangatan, suara tawa, dan cinta yang... kadang bentuknya ledek-ledekan.

di sisi lain desa Warasari

‎yara feli fio dan mora sedang beres-beres di kamar. Tas-tas besar mulai ditutup, kotak P3K dikemas ulang. Mereka duduk melingkar, obrolan mengalir sambil lipat pakaian dan merapikan barang.

‎Feli menarik satu set baju dari tas Fio

‎"Eh Fio! Ini baju tidur lo yang gambar alpukat! Masih lo bawa ternyata!"

‎Fio langsung nyambar baju itu sambil ketawa

‎"Yaaelah jangan diliatin dong! Itu kesayangan gue woy, adem tau!"

‎"Gue heran sih, Fio udah calon dokter tapi tetep tidur pake piyama anak TK..." Kata mora sambil menggulung charger

‎"Jangan salah, kadang yang kayak gitu justru yang paling dewasa batinnya." sahut yara ikutan ngakak

‎fio memasang muka bangga

‎"Thank you Yara. Setidaknya ada yang ngertiin gue di dunia ini."

‎semua ketawa

‎feli tiba-tiba nemuin tumpukan keripik dan camilan di dalam koper Mora.

‎"Lah Mora... ini cemilan semua? Astaga kamu ngungsi apa praktek sih?"

‎Mora hanya cengar-cengir "Kan jaga stamina, Fel. Mana tau harus jaga malam... atau nemenin seseorang sampe pagi."

‎semua langsung "oooooh~" kompak sambil ngegoda Mora. Mora cuman pasang muka sok polos.

‎yara tersenyum kecil, lalu tatapannya melayang ke koper sendiri yang udah hampir penuh

‎"ga terasa ya besok kita udah balik ke jakarta"

‎"iya bener, beso udah pulang aja" sahut feli

‎"Gue udah kangen duluan sih. Sama anak-anak di posko, sama suara ayam jam 4 pagi..." mora ikut menimpali

‎fio: "Dan sama bapak-bapak yang tiap pagi nyetel dangdut keras-keras padahal jam 6 kita udah visit pasien."

‎"Ya ampun... iya ya. Balik ke rumah sakit. nyium bau obat dan pasien marah-marah, jam tidur yang berantakan" kata mora

‎"haduh jangan bahas rumah sakit deh, dengernya aja udah buat gue pengen izin seminggu" kata feli membuat mereka semua tertawa

‎Tak lama ada yang mengetuk "ayo mba-mba dokter kita makan malam bersama di lapangan desa"

‎Mendengar hal itu mereka ber empat langsung berdiri semangat.

‎----

‎Lapangan sederhana diterangi lampu bohlam yang digantung di tali tambang. Warga desa sudah berkumpul. Di tengah-tengah, hamparan daun pisang panjang tersusun rapi. Di atasnya ada ayam bakar, ikan bakar, sambal, nasi hangat, dan lalapan. Suasananya sederhana tapi penuh cinta.

‎yara, adrian, feli fio, mora dan deva datang, disambut senyum hangat warga. Anak-anak kecil menyambut dan mengajak ngobrol. Mereka semua duduk lesehan bersama.

‎Pak Wibowo selaku kepala desa mengucapkan terimakasih "Terima kasih untuk kalian semua... Para dokter muda yang udah bantu kami tanpa pamrih. Malam ini bukan perpisahan, tapi ucapan syukur dari hati kami yang paling dalam."

‎Semua bertepuk tangan. Feli dan Fio saling tos kecil, Deva senyum-senyum sambil ambil ayam, Mora sibuk minta sambel ke ibu-ibu, Adrian ngobrol santai dengan warga. dan yara duduk di samping Rio yang terlihat diam, matanya menatap ke bara api yang mulai padam.

‎"Rioo dimakan dong. Nanti ayamnya dingin." kata Yara dengan lembut, sambil memotong kecil-kecil ayam bakar punya rio.

‎"Kalau kakak udah pulang... aku harus belajar lebih keras biar bisa jadi kayak kakak, kakak jangan lupain aku ya, dan sering lihat aku"

‎"kakak percaya kamu bisa. Kamu anak kuat, Rio. Nanti, kita ketemu lagi oke?" Yara terharu, dia tersenyum dan menepuk-nepuk pelan pundak rio

‎rio mengangguk pelan. Di sekeliling mereka, gelak tawa dan obrolan hangat mengalir. Seolah malam itu ingin diperlambat, agar tak buru-buru digantikan esok hari yang penuh perpisahan.

Mereka akan berangkat tengah malam agar besok bisa sampai pagi hari.

1
gathem Toro
sebenarnya Yasa itu dah cinta sama Yara cuma gengsi aja
Takagi Saya
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Kaylin
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Fujoshita UnUHastaloshuesos
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!