Putra Mahkota Arthur Orion de Havencourt telah kehilangan minatnya terhadap wanita setelah mantan tunangannya menikah dengan kerajaan lain. Ratu, yang melihat putranya seperti tidak berminat menikah, memiliki ide untuk menjodohkannya dengan putri seorang duke wilayah Nightshade. Namun, duke tersebut ternyata membenci kekaisaran karena kaisar sekarang mengambil tahta kakaknya melalui kudeta.
Arthur, yang tidak menyadari hal ini, tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis yang menarik hatinya. Seraphina Elara de Nightshade, putri dari duke Alexander Victor de Nightshade, merasa terkekang dari segala aturan dan peraturan sebagai seorang wanita. Ia berminat untuk pergi ke ibukota dan hidup bebas dari keluarganya.
Ketika Seraphina bertemu dengan Arthur, seorang pria yang aneh dan menarik, hidupnya mulai berubah. Apakah cinta mereka dapat mengatasi konflik antara keluarga mereka, atau apakah kebencian dan dendam akan menghancurkan kesempatan mereka untuk bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Petualangan Baru: Dreamweaver's Den
Seraphina sudah di perbatasan antara ibukota dan mungkin besok dia akan tiba. Untuk saat ini Seraphina berniat mengajak Ana dan Robi untuk mencari penginapan.
"Ana dan Robi bagaimana kalau kita mencari penginapan dan melanjutkan perjalanan besok lagi aku tahu kalian berdua pasti kelelahan dalam perjalanan tenang saja aku yang akan membayar." sahut Seraphina atau Ela.
"Tapi nanti kamu mengeluarkan banyak uang nantinya, Ela." ucap Ana ragu dan Robi mengangguk menyetujui ucapan Ana.
Seraphina tersenyum dan menggelengkan kepala. "Jangan khawatir, Ana. Aku memiliki cukup uang untuk membayar penginapan kita. Lagipula, aku ingin kita semua bisa beristirahat dengan baik sebelum melanjutkan perjalanan besok."
Robi mengangguk setuju. "Ya, aku juga merasa lelah. Mencari penginapan bukanlah ide yang buruk."
Ana juga mengangguk, meskipun masih terlihat sedikit ragu. "Baiklah, jika kamu yakin, Ela. Tapi kamu harus berjanji untuk tidak mengeluarkan terlalu banyak uang."
Seraphina tertawa. "Aku berjanji, Ana. Sekarang, mari kita cari penginapan yang nyaman dan beristirahatlah dengan baik."
Seraphina segera menyuruh Robi menjalankan kereta kuda untuk berjalan melalui jalan-jalan di perbatasan ibukota, mencari penginapan yang nyaman. Setelah beberapa saat berjalan, mereka menemukan sebuah penginapan yang terlihat bersih dan nyaman.
"Bagaimana kalau kita mencoba penginapan ini?" tanya Seraphina, menunjuk ke arah penginapan.
Ana dan Robi mengangguk setuju, dan mereka berjalan ke arah penginapan. Setelah memasuki penginapan, mereka disambut oleh seorang pelayan yang ramah.
"Selamat datang di Penginapan Merah! Apakah Anda ingin memesan kamar?" tanya pelayan tersebut.
Seraphina mengangguk dan meminta pelayan untuk menunjukkan kamar yang tersedia. Setelah melihat beberapa kamar, mereka memutuskan untuk memesan dua kamar yang berdekatan.
Setelah memesan kamar, mereka memutuskan untuk beristirahat dan menghilangkan lelah. Seraphina meminta Ana dan Robi untuk bergabung dengannya di kamar makan untuk makan malam bersama.
"Bagaimana kalau kita makan malam bersama di kamar makan?" tanya Seraphina, tersenyum.
Ana dan Robi mengangguk setuju, dan mereka berjalan ke arah kamar makan untuk menikmati makan malam bersama.
Setelah selesai membersihkan diri Seraphina mengajak mereka berdua untuk berdiskusi setelah nantinya mereka tiba di ibukota.
"Aku ingin mengajak kalian berdua untuk berdiskusi tentang setelah kita tiba di ibukota nantinya." ucap Seraphina atau Ela memandang mereka berdua.
"Ya kamu benar Ela." sahut Robi setuju dengan ucapan Ela dan Ana hanya mengangguk mengamati.
"Begini bukankah Robi punya keahlian dengan memasak dan membuat teh yang enak jadi kita akan membuat sebuah kedai dan tugas Robi memasak dan membuat teh lalu kamu anak bertugas sebagai pelayan atau kasir dan aku tentang pembukuan keungan atau bagian promosi." ucap Seraphina panjang lebar.
"Lalu kita pasti membutuhkan modal pertama bukan." sahut Ana ragu dengan ide Ela.
"Kalian tenang saja masalah modal atau uang untuk sementara memakai punyaku karena aku membawa semua hartaku." jawab Seraphina tersenyum.
"Itu berarti kami berhutang banyak denganmu, Ela." gumam Robi ragu.
"Sudahlah jangan tidak enak begitu jadi kalian berdua setujukan dan setelah tiba kita akan mencari bangunan untuk tempat tinggal dan kedai untuk kita." sahut Seraphina tidak mau di bantah Ana dan Robi hanya bisa setuju dengan ide tersebut.
Ana dan Robi saling menatap, kemudian mengangguk setuju dengan ide Seraphina. Mereka berdua tampaknya tidak memiliki pilihan lain selain menerima tawaran Seraphina.
"Baiklah, Ela. Kami setuju dengan ide kamu," kata Ana dengan nada yang sedikit ragu.
Seraphina tersenyum lebar, tampaknya sangat senang dengan keputusan Ana dan Robi.
"Saya sangat senang kalian berdua setuju! Sekarang, mari kita fokus pada rencana kita dan membuat kedai yang sukses!" kata Seraphina dengan semangat.
Mereka bertiga kemudian melanjutkan diskusi tentang rencana mereka, membahas tentang bagaimana mereka akan menjalankan kedai, apa jenis makanan dan minuman yang akan mereka jual, dan bagaimana mereka akan mempromosikan kedai mereka.
Saat mereka berdiskusi, Seraphina tampaknya sangat percaya diri dan memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin dia capai. Ana dan Robi tampaknya sangat terkesan dengan semangat dan kepercayaan diri Seraphina.
Setelah beberapa jam berdiskusi, mereka bertiga memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan diskusi keesokan hari. Mereka berjalan ke kamar masing-masing, merasa lelah tapi juga sangat bersemangat untuk memulai petualangan baru mereka di ibukota.
Keesokan paginya, Seraphina, Ana, dan Robi bangun pagi-pagi sekali, merasa segar dan siap untuk melanjutkan perjalanan mereka ke ibukota. Mereka sarapan bersama di kamar makan, kemudian mempersiapkan diri untuk berangkat.
Setelah mempersiapkan diri, mereka bertiga berjalan ke arah kereta kuda yang telah disiapkan oleh Robi. Mereka naik ke atas kereta kuda dan memulai perjalanan mereka ke ibukota.
Saat mereka berjalan, Seraphina memandang ke sekitar, melihat pemandangan yang indah dan menikmati udara yang segar. Ana dan Robi juga tampaknya menikmati perjalanan mereka, mereka berdua berbicara dan tertawa bersama.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka bertiga akhirnya tiba di ibukota. Mereka memandang ke sekitar, melihat bangunan-bangunan yang megah dan jalan-jalan yang sibuk.
"Wow, ibukota ini sangat indah!" kata Ana, terkesan dengan pemandangan yang mereka lihat.
"Ya, aku juga sangat terkesan," kata Robi, tersenyum.
Seraphina juga tersenyum, dia tampaknya sangat senang dengan keputusan mereka untuk datang ke ibukota.
"Sekarang, mari kita cari tempat untuk tinggal dan membuka kedai kita," kata Seraphina, dengan semangat.
Mereka bertiga kemudian memulai pencarian mereka untuk mencari tempat yang sesuai untuk tinggal dan membuka kedai. Mereka berjalan ke sekitar, melihat-lihat bangunan-bangunan yang tersedia dan berbicara dengan orang-orang yang mereka temui.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya menemukan sebuah bangunan yang terlihat cocok untuk dijadikan kedai. Bangunan itu terletak di jalan yang sibuk, sehingga mereka yakin bahwa kedai mereka akan mendapatkan banyak pelanggan.
"Bagaimana kalau kita membeli bangunan ini?" tanya Seraphina, memandang ke arah bangunan tersebut.
Ana dan Robi saling menatap, kemudian mengangguk setuju.
"Ya, aku rasa bangunan ini sangat cocok untuk dijadikan kedai," kata Ana.
Robi juga mengangguk setuju. "Aku juga rasa bangunan ini sangat bagus."
Seraphina tersenyum, dia tampaknya sangat senang dengan keputusan mereka.
"Sekarang, mari kita masuk ke dalam bangunan dan melihat-lihat," kata Seraphina, membuka pintu bangunan tersebut.
Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam bangunan, melihat-lihat ruangan dan memeriksa kondisi bangunan. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya memutuskan untuk membeli bangunan tersebut.
"Sekarang, kita harus memikirkan nama untuk kedai kita," kata Seraphina, tersenyum.
Ana dan Robi saling menatap, kemudian mengangguk setuju.
"Ya, kita harus memilih nama yang bagus untuk kedai kita," kata Ana.
Robi juga mengangguk setuju. "Aku rasa kita harus memilih nama yang unik dan menarik."
Seraphina tersenyum, dia tampaknya sangat senang dengan keputusan mereka.
"Sekarang, mari kita pikirkan nama yang bagus untuk kedai kita," kata Seraphina, tersenyum.
"Bagaimana dengan nama Dreamweaver's Den yang artinya Sarang Penenun Mimpi." kata Ana mencetuskan sebuah ide nama untuk kedai baru mereka.
"Sangat bagus, keren dan menakjubkan." sahut Robi menerima ide dari Ana. Ela mengangguk menyetujui ide tersebut.
"Kalau begitu ayo kita masuk dan memilih kamar dan segera membersihkan tempat ini dan setelah selesai kita pergi berbelanja untuk kebutuhan untuk pembukaan nanti." jawab Ela.
Mereka bertiga kemudian memasuki bangunan dan memilih kamar yang akan mereka gunakan. Setelah itu, mereka mulai membersihkan tempat tersebut dan mempersiapkan segala sesuatu untuk pembukaan kedai mereka.
Setelah selesai membersihkan, mereka berjalan ke pasar untuk berbelanja kebutuhan untuk pembukaan kedai. Mereka membeli bahan-bahan makanan, peralatan dapur, dan dekorasi untuk kedai mereka.
Saat mereka berbelanja, Seraphina tampaknya sangat bersemangat dan memiliki visi yang jelas tentang bagaimana kedai mereka akan terlihat dan beroperasi. Ana dan Robi juga tampaknya sangat terkesan dengan semangat dan kepercayaan diri Seraphina.
Setelah selesai berbelanja, mereka kembali ke kedai mereka dan memulai proses dekorasi dan persiapan untuk pembukaan. Mereka bekerja sama dengan baik dan memiliki semangat yang tinggi untuk membuat kedai mereka menjadi sukses.
Akhirnya, setelah beberapa hari persiapan, kedai mereka "Dreamweaver's Den" siap untuk dibuka. Mereka bertiga merasa sangat bangga dan bersemangat untuk menyambut pelanggan pertama mereka.
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih.