Chen Huang, seorang remaja berusia 15 tahun, menjalani hidup sederhana sebagai buruh tani bersama kedua orang tuanya di Desa Bunga Matahari. Meski hidup dalam kemiskinan dan penuh keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk mengubah nasib. Setiap hari, ia bekerja keras di ladang, menanam dan memanen, sambil menyisihkan sebagian kecil hasil upahnya untuk sebuah tujuan besar: pergi ke Kota Chengdu dan masuk ke Akademi Xin. Namun, perjalanan Chen Huang tidaklah mudah. Di tengah perjuangan melawan kelelahan dan ejekan orang-orang yang meremehkannya, ia harus membuktikan bahwa mimpi besar tak hanya milik mereka yang berkecukupan. Akankah Chen Huang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menggapai impiannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 34 — Hadiah Misi
Ketika Chen Huang terbangun, suara gemerisik lembut daun di luar gua menjadi latar belakang yang menenangkan. Ia menoleh dan melihat Lei Hua yang sudah duduk bersandar di dinding gua, tampak jauh lebih baik dibandingkan malam sebelumnya. Wajahnya tidak lagi pucat, dan napasnya terlihat stabil.
"Lei Hua, bagaimana perasaanmu?" tanya Chen Huang sambil mendekat.
Lei Hua tersenyum tipis. "Aku merasa jauh lebih baik. Ramuanmu benar-benar manjur. Sejujurnya, aku tidak menyangka bisa bangun secepat ini."
Chen Huang mengangguk lega. "Syukurlah. Aku khawatir kau akan butuh waktu lebih lama untuk pulih."
Lei Hua menghela napas dan menatap Chen Huang dengan serius. "Kita harus membicarakan pria dari Sekte Darah Naga itu. Kau lihat sendiri betapa kuatnya dia. Aku yakin dia berada di ranah Master, setidaknya tahap awal."
Chen Huang mengangguk pelan, wajahnya serius. "Aku juga berpikir begitu. Tidak mungkin kita bisa melawan seseorang sekuat itu. Untung saja harimau darah muncul tepat waktu."
Lei Hua mengangguk, lalu menambahkan, "Sekte Darah Naga terkenal akan metode kejam mereka. Aku hanya berharap pria itu tidak menyusul kita nanti. Kita harus segera kembali ke Akademi."
Setelah membicarakan ancaman dari pria Sekte Darah Naga, mereka berdua mulai mendiskusikan hasil perburuan mereka.
"Dengan semua inti jiwa yang kita kumpulkan, misi ini sudah lebih dari cukup untuk diselesaikan," kata Chen Huang sambil membuka kantong penyimpanan Lei Hua, memperlihatkan kilauan dari dua belas inti jiwa yang tersimpan di dalamnya.
"Benar," jawab Lei Hua. "Satu dari ular api merah, dan sebelas dari kura-kura cangkang baja. Ini lebih banyak dari yang kupikirkan saat memulai misi ini."
Chen Huang mengangguk sambil tersenyum. "Kita beruntung menemukan kumpulan kura-kura itu. Meski situasinya sempat berbahaya, hasilnya cukup memuaskan."
Lei Hua tertawa kecil. "Untung aku membawa kantong penyimpanan, ya? Kalau tidak, kita pasti kerepotan membawa semua ini."
Chen Huang menggeleng sambil tersenyum masam. "Iya, kantong itu memang menyelamatkan kita. Tapi aku tetap harus menabung lebih banyak untuk membeli satu sendiri."
Setelah mempertimbangkan segalanya, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan perburuan. Dengan hasil yang sudah sangat memadai, tidak ada alasan untuk mengambil risiko lebih jauh.
"Aku setuju untuk kembali," kata Lei Hua sambil berdiri perlahan. "Lagipula, kita tidak tahu apakah pria itu masih ada di sekitar sini."
Chen Huang membantu Lei Hua mengemasi barang-barangnya. "Baiklah, mari kita kembali ke Akademi. Semakin cepat kita menyelesaikan misi ini, semakin cepat kita bisa beristirahat dengan tenang."
Dengan tekad yang bulat, mereka keluar dari gua dan mulai perjalanan pulang menuju Akademi Xin, membawa hasil perburuan mereka yang luar biasa. Di sepanjang perjalanan, keduanya semakin dekat, saling berbagi cerita dan pengalaman, menciptakan hubungan yang lebih erat sebagai rekan dan sahabat.
...
Setelah perjalanan panjang kembali ke Akademi Xin, Chen Huang dan Lei Hua langsung menuju ruangan misi di bangunan utama. Ruangan itu dipenuhi dengan para murid yang sibuk mengurus misi mereka, namun suasana riuh itu langsung berkurang saat mereka masuk membawa 12 inti jiwa binatang spiritual tingkat 3. Aura prestasi mereka yang luar biasa membuat beberapa murid lain memandang dengan rasa penasaran dan takjub.
Guru penjaga misi, seorang pria paruh baya dengan janggut tipis dan mata tajam, melihat mereka mendekat. Ketika mereka meletakkan inti jiwa di atas meja, matanya membelalak. "Dua belas inti jiwa binatang spiritual tingkat 3?" serunya dengan nada penuh keterkejutan.
Chen Huang dan Lei Hua hanya saling pandang dan tersenyum kecil. "Kami hanya beruntung, Guru," jawab Lei Hua dengan nada ringan, seolah itu bukan pencapaian besar.
Guru itu mengerutkan dahi, jelas tidak puas dengan jawaban tersebut. "Beruntung? Jangan bercanda. Bahkan murid-murid senior jarang membawa hasil sebesar ini. Tapi, baiklah. Itu bukan urusan saya. Jadi, bagaimana kalian ingin menukarnya? Dengan 12 koin emas atau 12 batu spiritual tingkat rendah?"
Chen Huang berpikir sejenak sebelum menjawab. "Bagaimana jika enam koin emas dan enam batu spiritual tingkat rendah, Guru?"
Guru itu mengangguk, lalu mengambil 6 koin emas berkilau dan 6 batu spiritual yang memancarkan energi lembut dari laci di belakangnya. Setelah menyerahkan semuanya, dia menatap mereka dengan rasa penasaran yang masih belum hilang. "Kalian benar-benar murid baru yang menarik. Aku ingin melihat bagaimana kalian berkembang di Akademi ini."
Chen Huang dan Lei Hua hanya membalas dengan senyum sopan sebelum keluar dari ruangan itu.
Setelah keluar dari ruangan, Chen Huang segera mengambil bagiannya, yaitu 6 koin emas. Dia kemudian menyerahkan 6 batu spiritual kepada Lei Hua dengan senyum ramah. "Ini untukmu. Aku tahu kau sudah mengincar ini sejak awal."
Lei Hua menerima batu-batu itu dengan anggun, tetapi sebelum mereka berpisah, dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah kantong kecil dari pinggangnya. Dengan senyum menggoda, dia menyerahkannya kepada Chen Huang.
"Apa ini?" tanya Chen Huang, bingung.
"Isinya lima koin emas," jawab Lei Hua dengan nada ringan. "Anggap saja hadiah kecil dariku untuk membantu membeli kantong penyimpanan. Kau benar-benar butuh itu, tahu?"
Chen Huang membuka kantong kecil itu dan melihat koin-koin emas di dalamnya. Sebelum dia sempat mengucapkan terima kasih, Lei Hua mendekat, dan dengan gerakan cepat namun penuh keberanian, dia mencium pipi Chen Huang.
Chen Huang membeku di tempat, matanya melebar karena kaget. Lei Hua melangkah mundur, wajahnya merah padam, tetapi dia tetap mencoba menjaga wibawanya. Dengan nada lembut namun genit, dia berkata, "Dan ini hadiah karena kau telah menyelamatkan hidupku."
Sebelum Chen Huang sempat berkata apa-apa, Lei Hua berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Chen Huang yang masih melongo di tempatnya. Saat akhirnya dia sadar, dia hanya bisa melambaikan tangan dan berkata, "Terima kasih atas hadiahnya!"
Lei Hua hanya melirik ke belakang sejenak, senyum kecil di wajahnya, sebelum menghilang di antara kerumunan murid lainnya. Chen Huang menyentuh pipinya yang baru saja dicium, masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi, namun di sudut bibirnya muncul senyum kecil. Hari itu, bukan hanya misinya yang sukses, tetapi dia juga sukses membuat gadis cantik yang berasal dari klan besar tertarik kepadanya.